ANAMBAS, GURINDAM.ID -Meski termasuk ke dalam daerah 3T (Terdepan, Tertinggal, Terpencil), namun perhatian dari Pemerintah Daerah Anambas terhadap mutu kesehatan di Desa Mengkait masih jauh dari kata cukup.
Hal tersebut terbukti dari minimnya Tenaga Kesehatan (Nakes) di Desa Mengkait, yakni Desa tersebut hanya memiliki 1 orang Nakes di Puskesmas Pembantu (Pustu) Desa Mengkait.
Salah satu tokoh masyarakat Desa Mengkait, Petrus, menjelaskan, apabila ada masyarakat disana yang sakit, maka hanya ada 2 pilihan, yaitu berangkat menuju Tarempa menggunakan pompong atau pasrah dengan kondisi yang diderita.
“Kalau bagi masyarakat yang punya uang, mereka bisa menyewa pompong untuk berangkat ke Tarempa, ataupun menjemput Nakes yang ada di Desa Kiabu untuk dibawa kemari, tetapi bagi yang tidak memiliki uang, mereka hanya bisa pasrah,” jelasnya, saat ditemui Awak media, Minggu (01/05/2022).
Petrus menyebutkan, transportasi dari Pemerintah Desa pun tak bisa digunakan karena ada beberapa alasan.
“Speedboat dari Pemerintah Desa disini sebenarnya ada, tetapi kondisinya sudah parah, dan hanya dibiarkan saja di Pulau Temiang,” sebut Petrus.
Tak hanya itu, sarana dan prasarana penunjang kesehatan di Desa Mengkait pun masih belum memadai, sehingga banyak masyarakat yang harus menyebrang terlebih dulu ke Tarempa hanya untuk berobat.
“Untuk obat-obatan disini masih kurang, maka itu kami banyak yang memilih untuk ke Tarempa yang jaraknya sekitar 3 jam perjalanan apabila menggunakan pompong agar bisa berobat,” ungkap Petrus.
Meski begitu, Ia mengaku tingkat persaudaraan dari masyarakat Mengkait masih kental, sehingga apabila ada masyarakat yang sakit, mereka saling membantu dalam mencarikan pertolongan.
“Seperti kemarin pernah kejadian ada seorang ibu sudah mau melahirkan terpaksa dibawa ke Tarempa menggunakan pompong karena speedboat milik Desa tak bisa dipakai, jadi masyarakat lainnya turut membantu mengevakuasi ibu tersebut mulai dari membawa ke Pelabuhan, hingga menurunkannya ke pompong,” ujar Petrus.
Sementara itu, Mantan Kepala Desa Mengkait, Bujang Efraim, mengatakan, dimasa jabatannya dahulu, Nakes di Mengkait ada 4 orang, namun, saat ini hanya tersisa 1 orang saja dan itupun masih honorer.
“Ketika saya masih jadi Kades dulu, Nakes ada 4 orang, terdiri dari 2 Bidan dan 2 Perawat, dan dari 4 orang itu, ada Nakes yang berasal dari luar Mengkait. Maka kami berikan pelayanan ekstra ketika disini sehingga Ia betah untuk bertugas disini,” ucap Bujang.
“Tapi kenapa saat ini hanya ada 1 orang saja? Sedangkan ketika saya menjabat sebagai Kades disini, Anambas masih belum memisahkan diri dari Natuna. Ini tentunya menjadi pertanyaan bagi masyarakat,” lanjutnya.
Terakhir, Petrus bersama masyarakat lainnya berharap, ada perhatian dari Pemerintah Daerah untuk menunjang kualitas kesehatan di Desa Mengkait, serta mereka juga berharap adanya penambahan Nakes di Mengkait. (FR)