Ketika Ulama Kondang Gus Miftah unjuk Skill di Depan Pelatih PSS

GURINDAM.ID- Pemilik Nama ulama tersohor dia adalah Gus Miftah selau ramai diperbincangkan di media sosial Bukan karena dakwah di kelab malam dan sosoknya pernah menuntun Deddy Corbuzier  belajar agama,  namun  baru-baru dirinya  ikut bermain sepak bola dengan para pengurus dan tim pelatih  PSS Seleman. Termasuk dirinya menjadi lawan pelatih kepala PSS, Dejan Antonic.

Pria berusia 39 tahun itu mengunggah videonya dalam kanal YouTube Gus Miftah Official.

Gus Miftah mengupload kegiatannya yang datang ke lokasi pertandingan dengan mengendarai sepeda dan mengenakan jersey Chelsea yang merupakan tim favoritnya.

Gus Miftah bermain sebagai kiper pada laga eksebisi itu. Ulama berusia 39 tahun ini baru masuk ke lapangan sebagai pemain pengganti.

Pada laga tersebut, Gus Miftah mampu menunjukkan kebolehannya bermain sebagai kiper dengan beberapa kali melakukan penyelamatan, meski gawangnya tetap saja kebobolan.

Seusai laga, pelatih Dejan Antonic sempat memberikan penilaian terhadap ‘performa’ Gus Miftah di bawah mistar gawang.

“Pemain ini bagus tapi harus kerja keras. Yang penting enjoy, skor tidak penting. Semoga kembali ke hidup yang normal,” kata Dejan Antonic.

“PSS Ale!!,” timpal Gus Miftah.

Sosok Gus Miftah sendiri bukanlah orang asing di tim PSS Sleman karena ia merupakan satu di antara komisaris klub berjulukan Super Elang Jawa ini.

Sejak PSS berhasil promosi ke Liga 1 di tahun 2018 lalu, CEO PSS saat itu yakni Soekeno, memasukkan sosok Gus Miftah masuk sebagai komisaris agar perusahaan di PSS juga dipimpin orang-orang dengan spiritualis yang tinggi.

Gus Miftah sendiri merupakan pengasuh Ponpes Ora Aji, yang berlokasi di Purwomartani, Kalasan, Sleman.

Gus Miftah sempat mengaku akan memperbaiki SDM di tubuh PSS Sleman agar kelak bisa membuat PSS semakin berprestasi.

“Saya pernah ke Eropa dan berkunjung di beberapa klub sepak bola. Rata-rata karena punya SDM yang bagus. Nah, dalam perjalanan ke depan kami akan memperbaiki SDM di PSS,” kata Gus Miftah pada awal tahun 2019 lalu.

“Isu-isu match fixing itu kalau ditunjang SDM bagus yang mengedepankan sportivitas dan kejujuran, kami rasa hal itu tidak akan terjadi,” tegasnya. (dia)

sumber: Bola.com