NATUNA, GURINDAM.ID – Cen Sui Lan merupakan Anggota DPR RI ambil peduli terhadap pembangunan masyarakat tidak hanya di kota dirinya meletakan pembangunan namun juga ada disebuah kampung terpelosok di Segeram yang berada di Kabupaten Natuna.
Negeri ini walau terbilang paling ujung utara indonesia namun banyak menyimpan catatan sejarah pada masa silam. Belum lama ini warga kampung Segeram telah dapat menikmati jembatan penyeberangan sebagai sarana transportasi masyarakat untuk penggerak ekonomi.
Secara adminitratif Kampung Segeram masih menyatu di Kelurahan Sedanau Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau.
Negeri ini diyakini masyarakat tempatan sebagai awal mula peradaban Negeri perbatasan. Namun, sejarah di daerah ini semakin bias dan terkikis peradabannya sendiri.
Keterbatasan akses jalan darat, listrik, telekomunikasi, dan pendidikan, membuat Segeram banyak ditinggalkan penghuninya.
Dan kini hanya tersisa 32 Kepala Keluarga (KK) saja, yang masih bertahan. Segeram merupakan kampung tertua dalam sejarah Natuna. Di sini, ada 7 lokasi makam bersejarah.
Yang mana ada nisa batu karang putih berpori-pori, diukir sedalam 5 cm dan membentuk pola tertentu. Diketahui, ketujuh lokasi makam ini tersebar tak terlalu berjauhan. Masing-masing lokasi, terdiri dari dua kuburan yang berdampingan.
Sayangnya, sama sekali tidak ada tanda nama, maupun tulisan yang terdapat di batu nisan makam. Sehingga tidak diketahui sejarah adanya makam tersebut.
Tradisi yang masih bertahan dan tersisa, hanya tradisi lokal di bidang keagamaan, seperti Maulid Nabi dan tahun baru Islam.
Bahkan, tarian Melayu dan Baju adat pun kini sudah hilang jejak, digantikan dengan tarian dan baju yang lebih modern.
Selain budaya dan adat yang luntur, pecahan keramik zaman lampau yang bisa ditemui di jalanan kampung, seperti piring dan sendok, terlihat tak terurus.
Sungai Segeram terlihat tenang. Pohon bakau berada di kiri dan kanan pandangan. Airnya keruh, sungai payau berwana kecoklatan itu, konon dikatakan warga dihuni buaya muara. Warga lebih memilih membuat sumur masing-masing di rumah mereka.
Tak ada warga yang mau memungut peninggalan bersejarah tersebut, karena tak tahu sejarahnya, apalagi cara merawat dan mengelolanya.
Terkait asal muasal Natuna, masyarakat meyakini sebuah cerita rakyat berjudul Putri Melayu Jati.
Menurut berapa catatan tim Peneliti pihak Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Natuna, ada bukti bahwa Natuna masa itu dikenal Segeram, atau Srindit) berada dalam jaringan perniagaan maritim dunia dapat dibuktikan melalui temuan keramik dan sejumlah artefak lainnya.
Yakni keramik dari Cina dari Dinasti Song dan Yuan yang memiliki kesamaan dengan keramik di Barus, Samudera Pasai, Muara Jambi dan Palembang, sekitar abad 11-12, kemudian ditemukan lagi keramik abad 13-14 dan memasuki abad 15-16 jumlahnya menurun, dan kembali naik pada abad 18-19 sampai abad 20.
Sebagaimana dikemukakan Bapak Syamsudin salah seorang tokoh Masyarakat Segeram kepada tim Peneliti STAI, disalin Gurindam.id
Cen Sui Lan Hadihkan Pembangunan untuk Masyarakat
Cen Sui Lan Politisi Senayan dari Partai Golkar Setuh Segeram lewat pembangunan jembatan, Dirinya turut andil dalam mengisi membangun.
Pembangunan jembatan gantung sepanjang sekitar 150 meter ini terwujud lewat aspirasi Cen Sui Lan, dengan anggaran mencapai 4 miliar rupiah.
Cen Sui Lan menceritakan dalam proses mengajukan aspirasi DPR melalui surat resmi dilayangkan kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI, awal Februari 2021 lalu.
Saat itu, Cen Sui Lan mengajukan dua program pembangunan infrastruktur jembatan gantung ke Menteri PUPR RI, melalui Dirjen Bina Marga.
Usulan aspirasi jembatan gantung itu berada di Segeram RT02/RW07, Desa Sedanau, Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna, Kepri. Pembangunan jembatan gantung ini untuk sarana transportasi bagi pejalan kaki dan sepeda motor. Selain di Segeram dirinya juga mengusulkan pembangunan jembatan gantung di Kecamatan Siantan Tengah, Kabupaten Kepulauan Anambas.
“Alhamdulillah, kini masyarakat kita di Natuna dan Anambas dapat menikmati pembangunan jembatan gantung sarana akses penghubung,” sebut Cen Sui Lan, kepada Gurindam, Jum’at (7/1/2022).
Ditinjau Anggota DPRD Kepri
Hadi Candra Anggota Komisi III DPRD Kepri Dapil Natuna-Anambas bersama tim, telah meninjau lokasi pembangunan jembatan gantung di Segeram-Natuna. Hadi Candra langsung mengecek lokasi dan proses pengerjaan jembatan gantung Segeram, di Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna tersebut.
Hadi Candra mengatakan, kegiatan pembangunan jembatan gantung di Segeram-Natuna ini terealisasi, dari aspirasi Cen Sui Lan Anggota Komisi V DPR RI Fraksi Golkar dari Dapil Kepri. Cen Sui Lan mengusulkan ke pusat (APBN), sejalan dengan usulan masyarakat kepada Cen Sui Lan, di awal tahun 2021 lalu.
“Kami ucapkan terima kasih kepada Cece (kakak) Cen Sui Lan, yang sudah turut andil membangun Natuna, melalui penyampaian aspirasi kegiatan pembangunan dari Jakarta. Luar biasa sekali atas perjuangan Cece (Cen Sui Lan) ini. Karena awalnya, tidak ada angan-angan atau dalam mimpi kami, bahwa akan dibangun jembatan gantung di Segeram-Siminte ini,” tutur Hadi Candra.
Dengan adanya jembatan ini, Hadi Chandra meyakini akses masyarakat dari Segeram ke Seminte hanya memakan waktu 15 menit sampai ke Batubi dapa dilalui masyarakat.
“Rentang waktu yang ditempuh oleh masyarakat akan lebih singkat. Ini akan menjadi satu-satunya jembatan gantung di Kepri bisa di lewati motor, jenis fisiknya terbuat dari baja,” ujarnya.
(Dia)