Peristiwa Dugaan Pungli Mencoreng Nama KPK Momentum Bersih-bersih Internal

GURINDAM.ID- Perkara pungli oleh pegawai KPK dinilai semakin membuat kepercayaan publik pada lembaga antirasuah itu merosot dimana Sejumlah pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ditengarai menerima uang untuk memberikan fasilitas kepada para tahanan kasus korupsi yang mendekam di rumah tahanan (rutan) lembaganya.

Temuan itu kali pertama diungkapkan oleh Dewan Pengawas atau Dewas KPK dan menyeret 93 pegawai KPK.

Dalam dialog, Plt Jubir KPK Ali Fikri mengatakan dalam Peristiwa 93 pegawai KPK diduga terlibat dalam pungutan liar (pungli) dinilai jadi momentum bagi lembaga anti rasuah untuk bersih-bersih.

“Pemeriksaan ini tidak akan berhenti, tetap saja berjalan. Saya kira ini kesempatan bagi KPK untuk bersih-bersih di internal KPK,” katanya dilansir dari RRI saat berbincang dengan Pro 3 RRI, Senin (15/1/2024).

“Terutama terhadap oknum yang diduga baik itu melanggar etik, disiplin, dan juga pidana. Jadi ini ketiganya sekarang masih berproses tidak ada yang terhenti atau dihentikan.”

Namun, kata dia, KPK juga harus melihat secara objektif terhadap 93 orang yang di sidang etik itu. “Belum tentu semuanya juga menerima uang pungli, karena di KPK itu sangat ketat nilai etiknya itu standarnya tinggi,” ujarnya.

Ia menjelaskan, jika bawahannya diduga melanggar etik maka atasannya juga akan di sidang etik. “Kalaupun di bawah menerima pungli dari para tahanan dan atasannya tidak menerima, tapi secara etik dia harus bertanggung jawab,” kata dia.

Sebelumnya, Dewan Pengawas (Dewas) KPK menemukan dugaan pungutan liar (pungli) terhadap para tahanan di rumah tahanan (rutan) KPK. Bahkan, tak tanggung-tanggung jumlahnya mencapai Rp4 miliar.

Temuan ini merupakan hasil pengutusan Dewas KPK, bukan laporan dari masyarakat. Dewas KPK memastikan akan menertibkan para insan KPK yang bermain praktik korup.

(RRI)