GURINDAM.ID- Suksesi agenda besar 5 (lima) tahunan, yakni pemilihan umum (Pemilu) menjadi lorong satu-satunya bagi setiap orang untuk bermimpi bisa melenggang sebagai wakil rakyat alias jadi legislator di gedung DPR, DPRD kabupaten/kota, DPRD provinsi, bahkan menjadi senator di Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Kompetisi calon legislatif (caleg) ini pun bagian dari momentum untuk Pemilu tahun 2024 kali ini. Terlebih kehadiran banyak partai politik (parpol), telah membuka sebesar-besarnya peluang bagi setiap warga negara untuk dapat menjadi calon wakil rakyat.
Kesempatan tersebutlah yang membuat harapan besar bagi banyak orang untuk memiliki kesamaan hak bisa duduk di kursi kekuasaan pada tingkatan yang diinginkan.
Sementara, ramainya orang menjadi caleg ini tentu memicu banyak pikiran dan pandangan yang menyebutkan sisi mana enaknya menjadi wakil rakyat, sehingga memacu orang berkompetisi memperebutkan kursi empuk yang disediakan.
Konon, salah satu pikiran mendasar orang yang bermimpi menjadi wakil rakyat, yakni tergiur dengan gaji yang besar, meski tidak semua tingkatan sama, dimana gaji wakil rakyat di DPR RI, DPD tentu lebih besar di atas DPRD Provinsi atau DPRD kabupaten/kota.
Belum lagi kerap dihembuskannya soal kenaikan penghasilan bahwa gaji anggota dewan yang terhormat pada semua tingkatan bisa mencapai tiga kali lipat. Kondisi ini pula yang membuat ketertarikan orang merasakan bisa jadi wakil rakyat.
Terlepas dari itu, bisa duduk pada tingkat bawah saja sudah memuaskan, terlebih ada pameo yang menyebutkan wakil rakyat itu hanya datang, duduk, diam bisa membuat seseorang yang merasakan jadi orang kaya baru alias OKB.
Sejatinya wakil rakyat mereka mampu Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi rakyat.
“Jadi wakil rakyat itu adalah sebuah hak setiap orang, namun jangan berorientasi hanya dikarenakan gaji yang besar tapi lebih kepada amanah untuk memenuhi harapan masyarakat atau konstituen,” ungkap Cen Sui Lan, Anggota DPR RI Dapil Kepri, hubungi Gurindam.id, Sabtu (10/6/2023).
Menurutnya, orang bisa berpikiran menjadi wakil rakyat adalah sebuah kesempatan karena hanya terbersitnya sepengal saja, yakni gaji, tunjangan ataupun insentif yang diasumsikan besar.
Tapi tuntutan secara kepartaian dan konstituen serta integritas selaku wakil rakyat kerap tidak dipikirkan banyak orang.
“Jika pikiran hanya gaji, anggota dewan selalu dicap minor kinerjanya,” tukasnya.
Wakil rakyat harus bekerja memperjuangkan aspirasi masyarakat. Selalu libatkan mereka dalam menyusun rencana pembangunan.
“Kita punya niat yang teguh untuk mengubah mindset kita, bahwa kita di sini sebagai wakil rakyat. Wakil rakyat artinya kita untuk mengabdi kepada rakyat untuk melayani masyarakat setulusnya,” lugas Cen sui lan.
Cen Sui Lan berharap, paradigma penilaian kinerja dewan yang selalu santai harus dibuang secara total, setidaknya kata dia sudah saatnya para caleg membuka wawasan dan cara pikir masyarakat, bahwa kinerja lembaga legislatif tidak lain memperjuangkan aspirasi dari amanah yang dipercayakan rakyat.
Kerja Nyata Penyambung Lidah Masyarakat Kepri
Politisi Asal kepri itu sangat lantang menyuarakan aspirasi masyarakat dan terlebih kondisi pembangunan Masyarakat Kepulauan Riau. Salah satu akses perhubungan laut di daerah pulau di Kepri, kepada Kementerian Perhubungan RI Budi Karya Sumadi diman sosok Cen Sui Lan sangat lantang perjuangan harapan masyarakat tersebut saat Rapat Kerja Komisi V di senayan Jakarta belum Lama ini.
Pada saat menyampaikan aspirasi masyarakat Cen Sui Lan mengatakan, pada bulan lalu April tahun 2023 Cen Sui Lan melaksanakan reses ke Kabupaten Lingga di fasilitasi mitra kerja komisi V menggunakan kapal karena wilayah kepri terdiri dari pula-pulau dan lebih banyak laut dari pada daratan.
Cen sui lan menjabarkan, sesampai dilokasi ia harus naik pompong (kapal kecil) untuk mengunjungi desa-desa dan itu sudah biasa dilakukan masyarakat, dengan menggunakan pompong yang kecil. “Saya sedih pada saat kondisi hujan, apalagi para siswa sekolah harus menyeberang laut untuk mendapatkan ilmu pendidikan begitu susahnya pak menteri,” ujar Cen sui lan.
Kalau berbicara pemerataan Cen Sui Lan berharap di wilayah Dapil kepri khususnya Kabupaten Lingga jauh dari pemerataan, “Saya berharap kepada pak menteri untuk menyediakan kapal roro (roll on roll) mini untuk Konektivitas masyarakat dan juga distribusi logistik dalam skala kecil antar pulau,” timpal Dia.
Apalagi masalah penerangan, Cen berharap ada solusinya secara spesial untuk daerahnya, karena sekarang listrik merupakan kebutuhan masyarakat. Ia menegaskan anggaran besar yang ada dapat alihkan untuk kebutuhan masyarakat yang lebih penting.
“Saya berharap adanya pemerataan dengan adanya angaran besar itu dapat dialihkan untuk daerah Dapil saya hampir seluruhnya dikelilingi laut akses antar pulau sangatlah diperlukan, apalagi saya temukan banyak dermaga yang sudah rusak dan sangat perlu perbaikan,” lanjutnya.
Selain rapat kerja dengan Menteri Kemenhub RI Cen sui lan kembali menyuarakan dengan lantang pada masa rapat kerja (Raker) dengan kementerian PUPR Basuki Hadi Mulyono Menteri PUPR mempertanyakan kelanjutan revitalisasi istana Damnah dan penataan kawasan pusaka musium Kabupaten Lingga. Jum’at (09/06/2023).
Cen saat raker tersebut, mengatakan hal ini dikarenakan pemerintah yang terkesan lamban menangani padahal Bappenas RI telah turun langsung untuk melakukan survei khususnya terhadap rencana revitalisasi istana Damnah tersebut namun sampai saat ini belum ada tindak lanjut.
“Sudah dua kali saya ajukan untuk dilakukan revitalisasi dan penataan kawasan musium pusaka Lingga, sebagaimana diketahui Dapil saya kepri khususnya Kabupaten Lingga mempunyai nilai historis sejarah yang harus diperhatikan dan dilestarikan oleh pemerintah,” ujarnya.
Dengan adanya revitalisasi dan penataan yang bagus secara tidak langsung akan berdampak positif bagi berbagai sektor khususnya objek pariwisata baik wisata Sejarah maupun wisata religi dan akan mendatangkan wisatawan lebih banyak lagi dari sebelumnya.
“Saya berharap, mohon dimasukkan didalam perencanaan pembangunan revitalisasi dan penataan musium untuk anggaran tahun 2024 sehingga ada kegiatan tersebut untuk daerah Dapil saya Kabupaten Lingga,” tutupnya.
Selain menyuarakan revitalisasi istana Damnah dan penataan kawasan pusaka musium Kabupaten Lingga Dalam Raker itu, Cen Sui Lan menjelaskan kepada Menteri PUPR, bahwa Di Kota Tanjungpinang selalu terjadi banjir besar saat hujan. Seperti di daerah kawasan Bandara RHF Tanjungpinang, di wilayah Tanjungpinang Timur.
“Kalau terjadi banjir, ketinggian air mencapai 1,5 meter, dan menenggelamkan pemukiman. Itu perlu penanganan khusus,” ungkap Cen Sui Lan.
Cen Sui Lan menyatakan, dirinya perlu pembangunan folder penanganan atau pengendali banjir yang besar di wilayah kawasan Bandara RHF Tanjungpinang tersebut.
“Di Kota Tanjungpinang, memang ada folder pengendalian banjir yang dibangun. Tapi, itu lokasinya di Jalan Pemuda. Itu tidak dalam satu kawasan di bandara RHF Tanjungpinang. Mohon diprioritaskan folder pengendalian banjir untuk Kota Tanjungpinang, sebagai ibu kota Provinsi Kepri,” pinta Cen Sui Lan.
Maka tidaklah salah Cen Sui Lan/ Hj. Aisyah Sosok Supel Wakil Rakyat Inspirasi Kepri
Anggota DPR RI dapil Kepulauan Riau (Kepri), Cen Sui Lan, dikenal sebagai sosok rendah hati dan ramah yang banyak membuat perubahan bagi masyarakat. Ia bahkan dijuluki sebagai “Membuat Banyak Banyak Berbuat” oleh media lokal.
Ia sangat disukai oleh berbagai kalangan, mulai dari ibu-ibu hingga generasi muda. Cen yang juga dikenal sebagai Ibu Aisyah ini memperlakukan semua agama, suku dengan sama menjadikan perhatiannya, meskipun ia sendiri adalah seorang muslimah. Perahih penghargam bergengsi sebagai konten terbaik Se Indonesia dari Partai Golkar.