NATUNA – Di tengah gempuran pandemi yang melumpuhkan banyak sendi kehidupan berapa tahun lalu, Kelurahan Ranai Kota di Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, justru bangkit dan bersinar.
Kelurahan berada simpang empat di jantung kota ranai di jalan Datuk Kaya Wan Muhammad Benteng berhasil mempertahankan gelar juara Lomba Evaluasi Desa dan Kelurahan (Lomdeskel) selama lima tahun berturut-turut.
4 kali juara 1 Lomdeskel tingkat kecamatan, 4 kali juara juara 1 Lomdeskel tingkat kabupaten.
Dan 2 kali juara 3 Lomdeskel tingkat provinsi Kepri. “2 tahun belakangan kite menghadapi Covit 19 corona, tidak membuat kita surut untuk ikut serta dalam ajang katagori kelurahan terbaik atau Lomdeskel,” kata Wan Ariansyah, Lurah Ranai Kota, Rabu (25/9/2024).
Lurah Wan Ariansyah, dengan senyum penuh syukur, mengungkapkan, “Alhamdulillah, kerja keras kami membuahkan hasil. Ranai Kota tetap menjadi yang terbaik sejak 2019 hingga 2024,” kata Wan Ariansyah.
Prestasi ini bukanlah kebetulan. Ranai Kota telah bertransformasi menjadi kelurahan yang unggul melalui berbagai inovasi dan program kerja yang berdampak langsung pada masyarakat.
Mulai dari peningkatan pelayanan publik, pemberdayaan masyarakat, hingga pemanfaatan teknologi, semuanya dilakukan dengan penuh dedikasi.
Yang lebih mengharukan, Ranai Kota meraih prestasi gemilang ini di tengah tantangan pandemi COVID-19. Mereka membuktikan bahwa semangat juang dan gotong royong mampu mengatasi segala rintangan.
Lurah Wan Ariansyah dengan rendah hati menyatakan, “Penghargaan ini adalah milik seluruh warga Ranai Kota. Tanpa dukungan dan partisipasi mereka, kami tidak akan bisa mencapai semua ini,” kata Wan Ariansyah. Ia juga mengajak warga untuk terus memberikan masukan dan kritik membangun demi kemajuan bersama.
Meski telah meraih banyak prestasi, Ranai Kota tidak berhenti bermimpi. Mereka bertekad untuk terus berinovasi dan menjadi yang terbaik, tidak hanya di tingkat kabupaten, tapi juga di tingkat provinsi.
“Ranai Kota bukti nyata bahwa Kolaborasi dan semangat juang mampu menciptakan keajaiban membangun sendi kehidupan bersama masyarakat,” kata Ramyulis Piliang seorang jurnalis di pulau Natuna.
(Dia)