EKONOMI

Pasar Uang Sebagai Pintu Peluang

GURINDAM.ID- Perdagangan mata uang dan saham di awal tahun umumnya dibuka pada hari kerja pertama setelah libur awal tahun baru. Di tahun baru 2021, suasana muram dan lesu masih membayang karena pandemi masih belum berlalu.

Perdagangan mata uang –dengan jangkar transaksi jual beli terhadap dolar—ditandai dengan melemahnya mata uang hijau itu terhadap mata uang negara-negara Asia.

Faktornya bisa jadi dua. Krisis politik pergantian kepemimpinan AS masih menyisakan masalah setelah Trump masih terus bergerilya mempertahankan kekuasaan pada hari-hari terakhirnya.

Ia dan pendukungnya belum legowo dengan kekalahannya. Itu yang pertama. Trump membawa anomali dalam transisi dari presiden lama ke presiden baru. Dan sebagaimana hukum alam, anomali, selalu punya efek kejut.

Faktor kedua, tentu saja adalah berdenyutnya semangat para investor karena ekonomi Asia memang terlihat membaik setelah berbagai negara mulai mempersiapkan diri untuk melakukan vaksinasi massal bagi penduduknya. Indonesia salah satunya.

Yuan –tanpa awalan Don– adalah primadona. Kalau Don Yuan adalah primadona para wanita, maka yuan sebagai mata uang China menguat posisinya terhadap USD.

Tapi tidak hanya yuan. Ada satu mata uang yang ikut menguat, mengekor yuan di belakangnya. Peso? Bukan! Baht? Bukan! Ringgit? Juga bukan. Lalu apa?

Rupiah. Rupiah? Iya, uang yang ada di dompet sampeyan-sampeyan itu. Kalau Anda cukup makmur, mungkin kertasnya bergambar Bung Karno-Bung Hatta berwarna merah bata itu.

Kalau lagi ajur, kebanyakan yang tertumpuk ya warna abu-abu yang sudah kumal dan bau.

Rupiah menguat terhadap dolar menuju level terkuat sejak 2018. Hampir dua tahun terakhir, George Washington memang tampak tersenyum sinis pada Soekarno-Hatta.

Tapi itu tidak terjadi pada awal 2021 ini. Rupiah sedang bergeser menuju batas psikologis di bawah 14 ribu per dolarnya. Keduanya mengalami apresiasi terhadap dollar hingga batas 1 persen –yuan terapresiasi 1,1%–, sedangkan mata uang Asia lainnya juga ikut menguat meski tidak sekuat duet yuan dan rupiah.

Penguatan tersebut juga diikuti dengan menguatnya harga-harga saham, emas, dan kriptokurensi seperti bitcoin.

Lalu, apa yang membuat dua mata uang itu menguat, termasuk menguatnya harga saham dan emas itu?

Analis BNY Mellon Investment Management menyatakan, sepertinya para investor berani mengambil risiko dan meyakini bahwa Tiongkok –juga Indonesia—akan menjadi pemimpin dalam pemulihan ekonomi Asia, sekalipun kasus-kasus penularan virus Covid-19 masih terus menggila.

Bagi China, keberanian para investor itu merupakan katalis yang mempercepat penguatan mata uang yuan termasuk rupiah tadi, pada saat banyak permintaan sedang tumbuh di mana-mana, yang memberi sinyal adanya pemulihan gradual atau bertahap atas pandemi yang membuat lesu darah ekonomi.

Analis senior pasar uang pada TD Securities Singapura Mitul Kotecha memperkirakan pelemahan mata uang USD akan berlangsung sepanjang tahun 2021, dan sebaliknya, mata uang negara-negara Asia akan berada pada level yang sangat baik untuk mengambil keuntungan.

Analis ya bisa benar bisa juga salah. Tapi setidaknya kepakaran mereka –seperti yang saya kutip di atas– membantu siapa saja mengambil keputusan.

Jika kestabilan mata uang rupiah tetap terjaga sepanjang tahun, situasi ekonomi dan upaya pemulihan ekonomi akan berlangsung lebih menarik.

Dunia bisnis itu ya persis seperti kaum perempuan yang sedang menunggu pinangan lelaki –butuh kepastian.

Tanpa kepastian, mereka akan melayang-layang diterbangkan angan-angan.

Para pebisnis Asia di sektor manufaktur elektronik dan peralatan medis serta obat-obatan adalah penggerak utama perdagangan, karena meningkatnya volume perdagangan untuk jenis-jenis komoditas tersebut di pasar dunia.

Tentu saja, komoditas lainnya masih akan sangat tergantung dari pulihnya permintaan secara gradual dan terbenahinya rantai pasokan yang luluh lantak selama pandemi yang hampir setahun ini.

Lepas dari semua analisis, situasi di pasar uang pada awal tahun perdagangan kali ini, telah membukakan pintu peluang. Supaya peluang berbuah lebat dan panjang, syaratnya cuma satu: tetaplah dingin dan jangan grusa-grusu.

Oleh: Alois Wisnuhardana
Indonesia Eximbanker, personal note

 

Riky Rinovsky

Berikan terbaik untuk Indonesia

Leave a Comment

Recent Posts

KPU resmi tetapkan 45 anggota DPRD Kepri, Iman Sutiawan Suara Tertinggi

KEPRI- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Kepri, resmi menetapkan perolehan kursi dan calon terpilih anggota… Read More

5 jam ago

Kepercayaan Publik pada Media Semakin Baik

Palembang - Aliansi Jurnalis Independen Indonesia (AJI) menggelar Indonesia Fact Checking Summit (IFCS), Kamis 2… Read More

8 jam ago

Sertu Hasibuan Komsos Bersama Ketua BPD Desa Teluk Bayur

Anambas, Gurindam.id - Babinsa Koramil 07/Palmatak, Sertu M Hasibuan melaksanakan kegiatan Komunikasi Sosial (Komsos) dengan… Read More

1 minggu ago

Pangkoopsudnas Lantik Marsma TNI Fairlyanto, Sebagai Aspers Kaskoopsudnas

GURINDAM.ID- Panglima Koops Udara Nasional (Pangkoopsudnas) Marsdya TNI Ir. Tedi Rizalihadi S., M.M., memimpin Serah… Read More

1 minggu ago

Koptu Suhendra Dampingi Kades Liuk Salurkan BLT Tahap 1 Tahun 2024

Anambas, Gurindam.id - Babinsa Koramil 07/Palmatak, Koptu Suhendra melaksanakan kegiatan Komunikasi Sosial (Komsos) dengan mendampingi… Read More

1 minggu ago

Praka Robi Lakukan Komsos Dengan Berkunjung ke Kediaman Masyarakat Binaannya

Anambas, Gurindam.id - Babinsa Koramil 07/Palmatak, Praka Robi Chairul melaksanakan kegiatan Komunikasi Sosial (Komsos) dengan… Read More

2 minggu ago

This website uses cookies.