PT.GURINDAM MEDIA KEPRI- Mencerdaskan & Memuliakan

Pasar Uang Sebagai Pintu Peluang

Mencerdaskan & Memuliakan - Januari 25, 2021
Pasar Uang Sebagai Pintu Peluang
 - (Ist- Mencerdaskan & Memuliakan)
RajaBackLink.com

GURINDAM.ID- Perdagangan mata uang dan saham di awal tahun umumnya dibuka pada hari kerja pertama setelah libur awal tahun baru. Di tahun baru 2021, suasana muram dan lesu masih membayang karena pandemi masih belum berlalu.

Perdagangan mata uang –dengan jangkar transaksi jual beli terhadap dolar—ditandai dengan melemahnya mata uang hijau itu terhadap mata uang negara-negara Asia.

Faktornya bisa jadi dua. Krisis politik pergantian kepemimpinan AS masih menyisakan masalah setelah Trump masih terus bergerilya mempertahankan kekuasaan pada hari-hari terakhirnya.

Ia dan pendukungnya belum legowo dengan kekalahannya. Itu yang pertama. Trump membawa anomali dalam transisi dari presiden lama ke presiden baru. Dan sebagaimana hukum alam, anomali, selalu punya efek kejut.

Faktor kedua, tentu saja adalah berdenyutnya semangat para investor karena ekonomi Asia memang terlihat membaik setelah berbagai negara mulai mempersiapkan diri untuk melakukan vaksinasi massal bagi penduduknya. Indonesia salah satunya.

Yuan –tanpa awalan Don– adalah primadona. Kalau Don Yuan adalah primadona para wanita, maka yuan sebagai mata uang China menguat posisinya terhadap USD.

Tapi tidak hanya yuan. Ada satu mata uang yang ikut menguat, mengekor yuan di belakangnya. Peso? Bukan! Baht? Bukan! Ringgit? Juga bukan. Lalu apa?

Rupiah. Rupiah? Iya, uang yang ada di dompet sampeyan-sampeyan itu. Kalau Anda cukup makmur, mungkin kertasnya bergambar Bung Karno-Bung Hatta berwarna merah bata itu.

Kalau lagi ajur, kebanyakan yang tertumpuk ya warna abu-abu yang sudah kumal dan bau.

Rupiah menguat terhadap dolar menuju level terkuat sejak 2018. Hampir dua tahun terakhir, George Washington memang tampak tersenyum sinis pada Soekarno-Hatta.

Tapi itu tidak terjadi pada awal 2021 ini. Rupiah sedang bergeser menuju batas psikologis di bawah 14 ribu per dolarnya. Keduanya mengalami apresiasi terhadap dollar hingga batas 1 persen –yuan terapresiasi 1,1%–, sedangkan mata uang Asia lainnya juga ikut menguat meski tidak sekuat duet yuan dan rupiah.

Baca Juga  Darurat, Asrama Haji Disulap menjadi rumah sakit bagi penanganan pasien Covid-19

Penguatan tersebut juga diikuti dengan menguatnya harga-harga saham, emas, dan kriptokurensi seperti bitcoin.

Lalu, apa yang membuat dua mata uang itu menguat, termasuk menguatnya harga saham dan emas itu?

Analis BNY Mellon Investment Management menyatakan, sepertinya para investor berani mengambil risiko dan meyakini bahwa Tiongkok –juga Indonesia—akan menjadi pemimpin dalam pemulihan ekonomi Asia, sekalipun kasus-kasus penularan virus Covid-19 masih terus menggila.

Bagi China, keberanian para investor itu merupakan katalis yang mempercepat penguatan mata uang yuan termasuk rupiah tadi, pada saat banyak permintaan sedang tumbuh di mana-mana, yang memberi sinyal adanya pemulihan gradual atau bertahap atas pandemi yang membuat lesu darah ekonomi.

Analis senior pasar uang pada TD Securities Singapura Mitul Kotecha memperkirakan pelemahan mata uang USD akan berlangsung sepanjang tahun 2021, dan sebaliknya, mata uang negara-negara Asia akan berada pada level yang sangat baik untuk mengambil keuntungan.

Analis ya bisa benar bisa juga salah. Tapi setidaknya kepakaran mereka –seperti yang saya kutip di atas– membantu siapa saja mengambil keputusan.

Jika kestabilan mata uang rupiah tetap terjaga sepanjang tahun, situasi ekonomi dan upaya pemulihan ekonomi akan berlangsung lebih menarik.

Dunia bisnis itu ya persis seperti kaum perempuan yang sedang menunggu pinangan lelaki –butuh kepastian.

Tanpa kepastian, mereka akan melayang-layang diterbangkan angan-angan.

Para pebisnis Asia di sektor manufaktur elektronik dan peralatan medis serta obat-obatan adalah penggerak utama perdagangan, karena meningkatnya volume perdagangan untuk jenis-jenis komoditas tersebut di pasar dunia.

Tentu saja, komoditas lainnya masih akan sangat tergantung dari pulihnya permintaan secara gradual dan terbenahinya rantai pasokan yang luluh lantak selama pandemi yang hampir setahun ini.

Baca Juga  Kapolres Asahan Nugroho DK Raih Penghargaan Kak Seto Award dan Polis Award 2020

Lepas dari semua analisis, situasi di pasar uang pada awal tahun perdagangan kali ini, telah membukakan pintu peluang. Supaya peluang berbuah lebat dan panjang, syaratnya cuma satu: tetaplah dingin dan jangan grusa-grusu.

Oleh: Alois Wisnuhardana
Indonesia Eximbanker, personal note

 

Click Bener Subscribe youtube Gurindam.id

Tinggalkan Komentar

LIKE FANPAGE

Our Visitor

136909
Users Last 30 days : 2862
Users This Month : 1993
Views This Year : 24959
Who's Online : 4
Your IP Address : 198.251.84.7
Server Time : 2024-04-20
Baca Informasi Berita Aktual Dari Sumber terpercaya