SANGGAU, Kalimantan Barat – Istana Surya Negara Sanggau secara resmi membuka Festival Faradje’ Pesaka Negeri ke-XVIII Tahun 2025 dengan sebuah prosesi adat yang megah: penganugerahan gelar kekerabatan dan kerajaan.
Prosesi sakral ini dipimpin langsung oleh Pangeran Ratu Surya Negara, Gusti Arman, kepada sejumlah tokoh penting yang dinilai berjasa menjalin hubungan baik dengan keraton.
Salah satu penerima kehormatan utama adalah Komandan Komando Daerah TNI Angkatan Laut (Dankodaeral) XII, Laksamana Muda TNI Sawa, S.E., M.M., CIQaR., yang dianugerahi gelar tertinggi “Putera Paduka Arum Tirta Buana”. Gelar ini menandakan kedudukan khusus sebagai bagian dari Kaum Kerabat Surya Negara Sanggau.
Penganugerahan berlangsung dalam prosesi Titag Istana Surya Negara pada Selasa malam (23/9/2025), yang turut disaksikan oleh perwakilan kerajaan dan kesultanan se-Kalimantan, seperti Kerajaan Tayan, Sintang, Sekadau, Simpang, Landak, dan Maros.
Strategi Budaya untuk Membangun Jejak Peradaban dan Investasi
Menurut Gusti Zulmainis atau Pangeran Adi Perdana, Sekretaris Keraton Surya Negara, penganugerahan gelar kepada tokoh dari berbagai latar belakang mulai dari pejabat negara, tokoh budaya, hingga tokoh internasional bertujuan lebih dari sekadar penghormatan adat.
“Ini merupakan strategi untuk membangun, menyebarluaskan, dan meninggalkan jejak-jejak peradaban, tidak terbatas di dalam negeri saja tetapi merambah sampai ke luar negeri,” ujar Gusti Zulmainis, Rabu (24/9/2025).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa ini juga merupakan bagian dari strategi fundraising dan potensi investasi Kabupaten Sanggau.
“Ini salah satu strategi fundraising potensi investasi Kabupaten Sanggau, baik sumber daya alamnya maupun kreativitas karya cipta sumber daya manusia. Tidak hanya investasi umum, tetapi juga investasi ekonomi syariah seperti perwakafan, wakaf harta, maupun wakaf uang,” jelasnya.
Gusti Zulmainis merinci sembilan tokoh yang mendapat gelar kehormatan dalam festival budaya Sanggau 2025 ini:
1. Komandan Kodaeral XII, Laksamana Muda TNI Sawa: Bergelar Putera Paduka Arung Tirta Buana.
2. Pangiran Datok Wira Haji Abbas bin Pangiran Haji Besar (FSKN Brunei Darussalam): Bergelar Putera Paduka Cendikia Surya Negara.
3. Datok Seri Hji Shuib Nasir (Penggiat Budaya, Focal Person All Labuan, Sabah, Malaysia): Bergelar Datok Antar Sena Surya Negara.
4. Awang Haji Hambali bin Awang Tengah (FSKN Brunei Darussalam): Bergelar Datok Paduka Surya Negara.
5. Datok Sri Setia Amantubillah Datok Pangiran Astana Hamdan bin Abdullah (FSKN Brunei Darussalam): Bergelar Datok Surya Negara.
6. Awang Haji Jamaeh bin Durani (FSKN Brunei Darussalam): Bergelar Datok Surya Negara.
7. Awang Haji Wan Mohd. Yali bin Haji Wan Drus (FSKN Brunei Darussalam): Bergelar Datok Surya Negara.
8. Awang Haji Sawal bin Safar (FSKN Brunei Darussalam): Bergelar Datok Surya Negara.
9. Abdi Nurkamil Mawardi (Penggiat Budaya dan Olahraga Tradisional): Bergelar Putera Paduka Dilaga Surya Negara.
Selain itu, keraton juga menganugerahkan gelar kepada tiga zuriyat (keturunan) Raja-raja Sanggau sebagai bentuk apresiasi atas kiprah mereka: Ade Syafari (Pangeran Adi Pratama), Ade Umar Dani (Pangeran Adi Wira), dan Ade Zulkifli (Pangeran Adi Dharma).
Perkuat Sinergi TNI AL dengan Budaya Lokal
Dalam kesempatan itu, Dankodaeral XII menegaskan komitmennya untuk meningkatkan sinergi dengan pemerintah daerah, masyarakat, dan elemen budaya setempat.
Penganugerahan gelar ini dinilai sebagai momentum penting untuk mempererat silaturahmi antara Kodaeral XII dengan keluarga besar Kerajaan Sanggau dan kerajaan-kerajaan di Kalimantan Barat.
“TNI Angkatan Laut, khususnya Kodaeral XII, akan selalu berperan aktif tidak hanya dalam menjaga kedaulatan maritim, tetapi juga dalam mendukung pelestarian budaya bangsa serta mempererat ikatan kebhinekaan,” tegasnya.
Prosesi Titag Istana ini sekaligus menjadi pembuka resmi untuk rangkaian Festival Budaya Faradje’ Pesaka Negeri Sanggau 2025. Festival tahunan ini merupakan tradisi masyarakat Sanggau untuk melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya lokal, serta memperkuat persaudaraan antar masyarakat dan kerajaan di Kalimantan Barat.
Dengan digelarnya acara ini, Keraton Surya Negara Sanggau menunjukkan perannya yang masih vital sebagai penjaga adat istiadat dan motor penggerak diplomasi budaya yang berdampak positif bagi pembangunan daerah.
(Dia/pen)