JAKARTA – Satukan kata dan perbuatan. Inilah kalimat pamungkas yang dipegang teguh oleh Presiden Prabowo Subianto. Saat masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan, beliau berjanji akan memperkuat postur TNI Angkatan Laut. Setahun kemudian, kata-kata itu pun terwujud secara nyata.
Komitmen itu sebelumnya ditegaskan kembali oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali. Usai penyematan Brevet Kehormatan Hiu Kencana kepada Presiden Joko Widodo pada September 2024, Ali menyatakan, “Presiden terpilih Prabowo ingin perkuat jajaran angkatan laut, khususnya armada kapal selam juga tambah,” lugasnya kepada media awal tahun lalu.
Kini, janji dan rencana strategis itu telah menjadi kenyataan. Kekuatan armada TNI Angkatan Laut secara resmi bertambah dengan kehadiran kapal fregat KRI Brawijaya-320 di Dermaga 107 Tanjung Priok, Jakarta, pada Senin, 8 September 2025.
Perwujudan Visi dan Komitmen Kepemimpinan
Kapal perang yang disebut-sebut sebagai yang terbesar di Asia Tenggara ini tiba setelah melalui pelayaran selama 44 hari dari Italia. Ketibaannya disambut langsung oleh Menteri Pertahanan, Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, beserta jajaran pimpinan TNI, menandai sebuah momen bersejarah.
Keberhasilan ini tidak lepas dari kepemimpinan visioner Laksamana TNI Dr. H. Muhammad Ali, S.E., M.M., M.TR., seorang KSAL dengan rekam jejak militer yang gemilang, termasuk pernah menduduki posisi strategis seperti Ajudan Wakil Presiden RI Boediono dan Pangkogabwilhan I. Di bawah komandonya, modernisasi TNI AL berjalan dengan percepatan yang signifikan.
KRI Brawijaya-320 bukan sekadar tambahan kuantitas, melainkan lompatan kualitas yang masif. Kapal ini segera memposisikan diri sebagai aset maritim paling dominan di kawasan regional berkat kombinasi superior dari sisi ukuran, teknologi sensor, dan sistem persenjataan.
Dengan panjang 150 meter dan bobot tempur 6.200 ton, kapal ini hampir dua kali lipat lebih besar dari fregat kelas Formidable Singapura. Kehebatannya didukung oleh:
Sistem Radar AESA yang setara dengan fregat termodern di kawasan.
Kemampuan Peperangan Empat Dimensi yang komprehensif: anti-udara, anti-permukaan, anti-kapal selam, dan peperangan elektronika.
Platform tempur yang secara signifikan meningkatkan postur pertahanan dan deterrence maritim Indonesia.
Apresiasi dari DPR: Langkah Nyata Asta Cita Prabowo Subianto Gibran Raka bumi Raka
Anggota Komisi I DPR RI, Farah Puteri Nahlia, menyambut kedatangan kapal ini dengan penuh kebanggaan. Legislator dari Fraksi PAN ini menegaskan bahwa kehadiran KRI Brawijaya-320 adalah implementasi nyata dari program Asta Cita yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
“Ini adalah pencapaian luar biasa yang menandai keseriusan kita dalam membangun kekuatan pertahanan laut yang modern, andal, dan disegani di kawasan,” kata Farah kepada wartawan, Rabu (10/9/2025).
“Langkah modernisasi ini menunjukkan bahwa penguatan kedaulatan maritim bukanlah sekadar wacana. KRI Brawijaya-320 adalah pernyataan kedaulatan kita di laut, menegaskan bahwa Indonesia mampu dan siap mengamankan kekayaan maritimnya demi kemakmuran rakyat,” tegasnya.
Farah juga menekankan bahwa investasi pertahanan harus menjadi pendorong kemandirian industri dalam negeri melalui transfer teknologi dan pengembangan SDM. Hal ini sesuai dengan cita-cita Indonesia sebagai poros maritim dunia yang didukung oleh ekosistem pertahanan yang mandiri.
Kedatangan KRI Brawijaya-320 adalah lebih dari sekadar berita; ini adalah bukti nyata dari janji yang ditepati dan visi yang diwujudkan.
Kapal ini tidak hanya memperkuat pertahanan laut nasional tetapi juga mengirimkan pesan diplomatik yang jelas kepada kawasan dan dunia: Indonesia serius dalam menjaga kedaulatannya dan siap memainkan peran strategis untuk perdamaian dan stabilitas regional.
Inilah wujud nyata dari penyatuan kata dan perbuatan untuk Indonesia yang lebih kuat dan berdaulat.
Yang terbaru, rencana Indonesia untuk mengakuisisi kapal induk veteran Italia, Giuseppe Garibaldi, menuai sorotan dari berbagai media internasional. Kapal berusia 40 tahun ini menjadi perhatian dalam upaya TNI Angkatan Laut untuk memperkuat armada maritim.
Seiring dengan perkembangan ini, banyak pertanyaan muncul mengenai keputusan tersebut, mengingat usia dan rekam jejak kapal yang panjang.
Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Muhammad Ali, menyatakan bahwa kebutuhan Indonesia akan kapal induk tidak hanya untuk menguasai laut, tetapi juga untuk operasi militer selain perang (OMSP).
Menurut laporan dari media pertahanan Inggris, Jane’s, bulan Maret 2025, Indonesia menunjukkan minat serius terhadap ITS Giuseppe Garibaldi, yang juga mencakup potensi akuisisi 30 jet tempur STOVL AV-8B Harrier II yang cocok digunakan di kapal tersebut.
Berita mengenai akuisisi ini semakin menguat setelah Kementerian Pertahanan Indonesia, di bawah pimpinan Prabowo Subianto, menandatangani kesepakatan untuk membeli kapal patroli multiguna dari Italia. Sejumlah pengamat berpendapat bahwa negosiasi kapal induk mungkin akan menjadi bagian dari kesepakatan tersebut.
(Rky)
