Haidar Alwi Puji Gaya Politik Elegan Sufmi Dasco Ahmad Tanpa Drama

Ir. R Haidar Alwi
Ir. R Haidar Alwi

GURINDAM.ID – Datang dari salah satu tokoh merupakan Pendiri Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi Institute, Ir. R Haidar Alwi menilai gaya berpolitik Prof. Sufmi Dasco Ahmad sangat elegan dan tanpa banyak drama.

Menurut Haidar, Sufmi Dasco yang saat ini Wakil Ketua DPR telah menjadi representasi politik rasional. Memberi angin segar di tengah suasana politik nasional yang dipenuhi intrik, konflik, dan kegaduhan.

Salah satu contoh kedewasaan politik Sufmi Dasco Ahmad tercermin dari pertemuannya dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, awal Juni 2025.

Dalam kapasitas sebagai utusan resmi Presiden Prabowo Subianto, Sufmi Dasco Ahmad menyampaikan pesan penting secara tertutup dan santun, tanpa gaduh media, tanpa drama naratif. Sebuah langkah kecil yang menyampaikan pesan besar: politik bisa tetap santun tanpa kehilangan makna strategis.

Figur Tenang yang Menjaga Irama Parlemen.

Sebagai Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad telah lama menunjukkan kemampuan menyeimbangkan dinamika politik nasional.

Dalam berbagai isu besar, baik itu pembahasan undang-undang penting, respons terhadap gejolak politik, maupun konsolidasi antarfraksi, Sufmi Dasco Ahmad tidak pernah terdengar keras, tetapi selalu terasa tegas.

Ia dikenal menjaga ritme kerja parlemen agar tetap fokus pada substansi, bukan sensasi.

Haidar Alwi menilai bahwa Sufmi Dasco Ahmad adalah salah satu tokoh yang secara konsisten memainkan peran penting dalam menjaga wibawa lembaga legislatif.

Di tengah maraknya politisi yang mencari sorotan kamera, Sufmi Dasco Ahmad justru lebih memilih ruang kerja dan ruang dialog. Bahkan dalam isu-isu panas seperti revisi UU KPK, polemik Omnibus Law, hingga isu anggaran, ia tampil sebagai penengah yang tidak partisan.

“Sufmi Dasco Ahmad tidak mengejar panggung, tetapi membangun ruang solusi. Ini bentuk politik yang tidak banyak bicara, tapi mengerjakan banyak hal,” ujar Haidar Alwi.

Kepemimpinannya tidak keras kepala, tetapi kokoh dalam prinsip. Itulah yang menurut Haidar membuat Sufmi Dasco Ahmad mampu diterima oleh berbagai kelompok politik tanpa kehilangan identitas dirinya.

Dalam suasana kebangsaan yang kerap dibelah oleh isu kepentingan jangka pendek, sosok seperti Dasco menjadi penyambung nalar kolektif: bahwa Indonesia butuh stabilitas, bukan provokasi.

Haidar Alwi juga menyoroti pentingnya regenerasi gaya politik di Indonesia. Ia menilai bahwa bangsa ini tidak kekurangan sumber daya, tetapi sering kekurangan keteladanan dari tokoh-tokoh elite.

Dalam situasi global yang menuntut stabilitas dan ketegasan, Indonesia justru harus mencontoh pendekatan-pendekatan seperti yang dilakukan oleh Sufmi Dasco Ahmad, pendekatan yang tenang, bersih, dan mendalam.

Dalam kapasitasnya sebagai Ketua Harian DPP Partai Gerindra sekalipun, Sufmi Dasco Ahmad tetap tidak menjadikan partai sebagai alat konfrontasi, melainkan sebagai sarana membangun harmoni.

Langkah-langkah politiknya mencerminkan prinsip politik kenegaraan, bukan sekadar strategi partai. Ini nilai yang menurut Haidar Alwi patut dijadikan model bagi para politisi muda.

“Sufmi Dasco Ahmad tidak menggunakan drama untuk tampil. Ia menggunakan kepercayaan dan ketulusan sebagai alat kerja. Itulah yang menjadikannya dihormati lintas kubu,” kata Haidar Alwi.

Sebagai bentuk penghormatan, Haidar Alwi menyampaikan ucapan terima kasih terbuka:

“Terima kasih untuk adik saya, Sufmi Dasco Ahmad. Atas dedikasi dan integritasnya menjaga marwah parlemen, merawat komunikasi antar pemimpin bangsa, dan menyemai kedewasaan politik yang sudah lama dirindukan rakyat. Semoga Allah menjaga dan meneguhkan beliau dalam setiap langkah pengabdian” Lugasnya.

Haidar Alwi menutup dengan keyakinan bahwa bangsa ini akan melangkah lebih tenang dan kuat jika dipimpin oleh mereka yang lebih banyak bekerja daripada berbicara. Politik bukan panggung konflik, tetapi jalan damai untuk menyatukan yang berbeda.

Indonesia terlalu besar untuk diwarnai oleh sandiwara. “Kita butuh pemimpin seperti Dasco, yang tahu kapan harus bicara, dan kapan harus diam untuk bekerja,” pungkas Haidar Alwi.

(Rls/ges)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *