NATUNA – Berita duka dari Natuna mengguncang dunia, meninggalkan luka yang tak tersembuhkan di hati masyarakatnya. Longsor yang menerjang Pulau Serasan pada 6 Maret 2023 lalu, tak hanya merenggut nyawa, tapi juga harapan dan impian. Di tengah kepedihan yang mencekam, dua sosok pemimpin hadir bagai obor di tengah kegelapan.
Berita mainstream baik dalam maupun luar negeri menyoroti kejadian longsor hebat menerpa. Bupati Natuna, Wan Siswandi, dan Wakil Bupati, Rodhial Huda, bersama Forkopimda lainnya, tak hanya datang sebagai pejabat, tapi sebagai pelindung dan penyemangat bagi warga yang terluka. Mereka berdiri teguh di tengah reruntuhan, bahu mereka menjadi sandaran bagi mereka yang kehilangan segalanya.
Air mata Heri Murdani tak terbendung saat mengingat dua anggota keluarganya yang tertimbun longsor. “Kami putus asa, dunia seakan runtuh,” lirihnya.
Namun, kehadiran Bupati dan Wakil Bupati memberinya secercah harapan. “Mereka ada di sini, bersama kami, sejak hari pertama. Mereka merasakan duka kami,” ucapnya dengan linang air mata, Senin (16/9/2024).
Bukan hanya Heri, Ibu Asnita juga merasakan kehangatan di tengah bencana.
“Ketika kami hampir menyerah, mereka datang menyemangati kami,” kenangnya. Kehadiran mereka bukan sekadar kunjungan, tapi bukti nyata kepedulian yang tulus.
“Mereka tidak pulang sebelum semua korban ditemukan. Itulah pemimpin sejati,” ungkap Asnita dengan suara terisak menahan tangis.
Bupati dan Wakil Bupati tak kenal lelah, memastikan setiap korban dicari dengan penuh kasih. Mereka hadir di tengah warga, memberikan semangat kepada keluarga korban dan relawan yang berjuang tanpa henti. Kehadiran mereka menjadi sumber kekuatan bagi semua yang terdampak.
“Di saat kami terpuruk, mereka hadir dan memberi kekuatan. Ini akan selalu kami kenang,” ujar Nurdin, tokoh masyarakat, dengan haru yang mendalam.
Keberanian dan kepedulian mereka adalah teladan bagi seluruh Indonesia, bukti bahwa pemimpin sejati ada di tengah rakyatnya saat dibutuhkan.
Kini, setelah air mata mulai mengering dan luka perlahan sembuh, Bupati dan Wakil Bupati fokus pada pemulihan Pulau Serasan. Mereka bekerja tanpa lelah, memastikan setiap warga mendapatkan bantuan yang dibutuhkan.
“Mereka adalah cahaya harapan, membantu warga bangkit dari puing-puing dan membangun kembali kehidupan mereka,” ujar Fadilah warga serasan.
Kombinasi antara pemerintah daerah dan lintas sektor Instansi pemerintah pusat, dimana pemerintah daerah Kabupaten Natuna membebaskan 7 Hektar lahan di serasan untuk pemukiman baru pasaca longsor, dibangun langsung dari pihak kementerian PUPR.
Longsor Serasan mungkin meninggalkan bekas luka yang mendalam, tapi semangat kepedulian dan kepemimpinan yang teguh akan selalu dikenang.
” Kisah nyata ini menjadi inspirasi bagi kita semua, bahwa bahkan di tengah kegelapan, selalu ada harapan dan cinta yang bisa menerangi jalan WS RH Bersama Masyarakat Adalah Kita,” kata Keloh bertekat perjuangan WS RH untuk kembali pada periode ke dua nahkodai kapal besar bernama Natuna negeri berjuluk laut sakti Rantau Bertuah.
(Dia)