PT.GURINDAM MEDIA KEPRI- Mencerdaskan & Memuliakan

Bupati Anambas Sambut Asop Kasal serta Dankormar inilah Agenda Besarnya

Mencerdaskan & Memuliakan - Desember 19, 2021
Bupati Anambas Sambut Asop Kasal serta Dankormar inilah Agenda Besarnya
Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas Abdul Haris bersama Wakil Bupati Wan Zuhendra menyambut Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (Asops Kasal), Laksamana Muda TNI Dadi Hartanto, dan Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) Suhartono - (Gurindam.id)
RajaBackLink.com

GURINDAM.ID- Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas Abdul Haris bersama Wakil Bupati Wan Zuhendra menyambut Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (Asops Kasal), Laksamana Muda TNI Dadi Hartanto, dan Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) Suhartono di Bandar udara Matak Anambas, Minggu (19/12/2021).

Turut hadir mendampingi Asops Kasal dan Dankormar, ibu Connie Rahakundini, dia adalah seorang akademikus dan pengamat bidang militer dan pertahanan keamanan Indonesia.

Pada kunjungan kerja ke Anambas direncanakan akan melaksanakan pelatihan keadaan khusus Denjaka di pulau terluar NKRI Laut Anambas.

Kabupaten Kepulauan Anambas sendiri terletak antara Singapura dan Kepulauan Natuna di Laut China Selatan. Posisi tersebut menjadikannya salah satu kabupaten terdepan Indonesia.

Kabupaten Kepulauan Anambas terdiri dari 255 pulau-pulau kecil dengan hanya 26 pulau yang berpenghuni. Artinya, mayoritas pulau di Anambas masih tidak berpenghuni yang memerlukan patroli ketat dari aparat.

Di Kabupaten Anambas tepatnya di kecamatan Jemaja ada menjadi saksi sejarah Indonesia di mata dunia dimana warga memberikan ruang kemanusiaan kepada pengungsi asal Vietnam yang eksodus saat negeri di Asia Tenggara itu berkecamuk perang saudara.

Bukti sejarah eksodus warga Vietnam ke pulau Anambas, akibat perang Vietnam yang terjadi tahun 1957 hingga 1975 masih tersimpan rapih di Pulau Jemaja, Anambas.

Khusus di Desa Kuku yang berbatasan dengan Desa Air Biru, terdapat sejumlah batu nisan  kuburan  serta bangunan peninggalan masyarakat Vietnam yang pernah bermukim di kepulauan ini.

Pasukan khusus Denjaka (Detasemen Jala Mangkara)

Pasukan khusus Denjaka (Detasemen Jala Mangkara)

Melansir dari INews, berikut kupasan tentang Pasukan khusus Denjaka (Detasemen Jala Mangkara) dan Kopassus (Komando Pasukan Khusus) pendidikannya sangat berat dan keras.

Calon prajurit Denjaka dilatih terjun ke laut dengan tangan dan kaki terikat sementara prajurit Kopassus juga dilatih menghadapi siksaan di dalam sel tahanan.

Baca Juga  Salud Dan Bangga Gugah Jiwa Nasionalisme, TNI AL Bagikan Bendera Merah Putih

Meski sama-sama berat dan sangat keras, latihan pasukan elite memiliki orientasi misi berbeda, karena masing-masing dari Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Darat (AD).

Namun yang bisa dipastikan, latihan dari kedua pasukan ini sangat keras. Bahkan, sejak awal seleksi pemilihan prajurit, tahapan yang dilalui sudah tergolong berat. Oleh Karena itu, hanya prajurit terbaik yang bisa bergabung dalam pasukan elite tersebut.

Lantas, seperti perbedaan kerasnya latihan militer Denjaka dan Kopassus?

Denjaka terkenal dengan latihan ekstrem yang harus dijalani para personel, salah satunya dilempar ke laut dalam kondisi kaki dan tangan terikat.

Tak hanya kemampuan fisik yang wajib dimiliki prajuritnya, kecerdasan inteltual juga menjadi tuntutan. Ini terlihat dari proses rekrutmen calon anggota yang mengharuskan mereka memiliki IQ tinggi.

Para anggota Denjaka ini menjalani pelatihan keras di Bumi Marinir Cilandak, Jakarta Selatan. Pendidikan yang wajib ditempuh di antaranya penanggulangan teror aspek laut (PTAL) selama 9 bulan.

Pelatihan PTAL meliputi materi seputar taktik, teknik antiteror, antisabotase, dan intelijen. Selain itu, ada juga pembekalan seputar cara menembak, renang, bela diri, dan teknik penetrasi rahasia di tiga medan yakni darat, laut, udara. Tak ketinggalan, pemberian materi tentang ketahanan interogasi.

Meski berada di bawah TNI AL, para personel Denjaka dituntut bisa bertahan dan berperang di segala medan. Demi mencapai hal itu, program pelatihan yang dilakukan terbilang berat.

Jika di laut mereka menempuh latihan bertahan dengan kaki dan tangan terikat, di darat mereka juga harus mampu bertahan hidup dalam hutan selama berbulan-bulan. Terlebih, mereka tidak dibekali makanan apa pun, sehingga kemampuan bertahan sangat ditempa di sini.

Dari sisi udara, pendidikan prajurit Denjaka bukan lagi mengenai terjun tempur atau terjun payung, melainkan terjun bebas. Waktu latihan para prajurit ini tak hanya dilakukan pada siang, namun juga malam hari.

Baca Juga  Detik-Detik Proklamasi Di Pulau Natuna Sambut Penuh Hikmat

Latihan sama beratnya dilalui para personel Kopassus. Meskipun tidak harus bertahan di laut dengan tangan dan kaki terikat, serangkaian latihan berat lain harus mereka lalui. Latihan Kopassus terbagi atas tiga tahap yang berlangsung selama 20 hari, yakni dasar-dasar komando, penjelajahan dan bertahan hidup di hutan dan gunung, serta pendaratan di laut.

Salah satu latihan berat lainnya adalah pelolosan dan kamp tawanan selama sehari penuh. Para prajurit akan dilepas di wilayah rahasia di sekitar Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Entah bagaimana caranya, mereka harus bertahan hidup dan lolos dari serangan musuh. Mereka juga tidak dibekali sesuatu untuk bertahan.

Bagi prajurit yang tertangkap musuh akan dijebloskan ke sel tahanan. Proses interogasi, bahkan penyiksaan harus mereka lalui sampai prajurit bersedia buka mulut.
(Inews,Gurindam)

 

Click Bener Subscribe youtube Gurindam.id

Tinggalkan Komentar

LIKE FANPAGE

Our Visitor

137316
Users Last 30 days : 3048
Users This Month : 2400
Views This Year : 25525
Who's Online : 0
Your IP Address : 198.251.84.7
Server Time : 2024-04-23
Baca Informasi Berita Aktual Dari Sumber terpercaya