GURINDAM.ID- Akhir tahun ini Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto memasuki masa pensiun. Tampuk komando unsur pimpinan TNI pun akan berganti. Sejumlah nama dinilai potensial mengemban amanah sebagai Panglima TNI yang akan ditinggalkan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
Tidak dipungkiri Pemilihan Panglima TNI merupakan hak prerogatif Presiden RI. Jika sebelum ini dikenal pola rotasi alias pimpinan tiga matra bergantian memimpin TNI, ujungnya akan tetap pada keputusan Presiden.
Salah satu nama yang dinilai cakap serta mumpuni menerima tongkat komando Panglima di TNI Ia adalah Kasal Laksamana TNI Yudo Margono ada kisah menarik dari beranda terdepan NKRI Pulau Natuna Dari Sosok Panglima terkenal murah senyum oleh Masyarakat, Namun tagas dalam mengemban tugas Negara.
“Tentang loyalitas, tak ada yang bisa membantah loyalitas Kasal ke-27 ini, seluruh tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya selalu dilaksanakan dan diselesaikan dengan baik dan paripurna,” ucap Pengamat Intelijen, Pertahanan dan Keamanan, Ngasiman Djoyonegoro, sebagaimana dilansir dari ANTARA, Rabu, 2 Juni 2021.
Dalam pandangannya, Yudo Margono mulai menjabat Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), 20 Mei 2020, Yudo tidak sembarang menjadi prajurit TNI Angkatan Laut, serangkaian kecakapan, serta loyalitas merupakan sebagian syarat yang harus dimiliki.
Ngasiman Djoyonegoro atau yang akrab disapa Simon mengatakan bahwa track record atau rekam jejak ini dibuktikan Yudo jauh sebelum ia menjabat sebagai Kasal.
dia mencontohkan saat menjabat sebagai Panglima Koarmada 1 (Pangkoarmada 1), Yudo dengan kesigapannya memimpin Satgas Laut dalam SAR pencarian bangkai pesawat Lion AIR JT 160 yang jatuh di perairan Laut Jawa pada tahun 2019.
Sehingga dengan kesigapan satgas dibawah pimpinannya tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menemukan serpihan dan CVR pesawat nahas tersebut.
“Kesuksesan pada saat menjabat Pangkoarmada 1 menghantarkannya menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan 1 (Pangkogabwilhan 1),” ucapnya.
Sebagai Pangkogabwilhan 1, kata Simon, ini merupakan organisasi baru TNI untuk mengantisipasi tantangan keamanan ke depan, wilayah kewenangannya bukan hanya di laut tetapi meliputi darat, laut dan udara.
Tentunya tantangan dan permasalahan yang dihadapi semakin besar. Menjalani jabatan ini pun bukan masalah yang besar bagi sosok Yudo Margono.
“Dengan wawasan dan pengalamannya memimpin, Yudo berada posisi terdepan di kisruh perairan Natuna Utara yang diklaim sebagai wilayah China. Berulang kali ia memerintahkan kapal-kapal TNI untuk melakukan penegakan hukum di wilayah yang masuk hak berdaulat Indonesia tersebut. Sebagai Pangkogabwilhan 1, ia punya pengalaman membawahi AD, AL dan AU,” ucap Simon.
Lebih lanjut, Simon menjelaskan bahwa saat Covid-19 merebak di berbagai penjuru dunia dan Indonesia harus memulangkan WNI dari Wuhan, Yudo kembali dipercaya untuk memimpin proses rehabilitasi di hanggar Lanud Raden Sadjad, Pulau Natuna. Tak hanya itu, ABK kapal pesiar yang diobservasi di Kepulauan Seribu juga dikomandoi olehnya.
Pemerintah lalu membangun RSD di Wisma Atlet Kemayoran, setelah beroperasi, Yudo juga dipercaya memimpin operasional RSD sampai akhirnya diserahkan ke Pangdam Djaya Mayjend TNI Eko Margiyono.
Begitu juga dengan RSD Pulau Galang, Yudo juga yang mengomandoi. Bahkan, saat dirinya menjabat Kasal, perhatian kepada relawan tenaga medis Covid-19 di Wisma Atlet terus diberikan. Hingga pada akhirnya, sebagai apresiasi dan pemenuhan komitmen, Yudo Margono mengangkat relawan Covid-19 menjadi prajurit TNI AL.
“Pengalamannya memimpin di jajaran Kogabwilhan 1 membuktikan bahwa Laksamana TNI Yudo Margono adalah seorang prajurit sejati yang dapat mengomandoi lingkup 3 matra, darat, laut, dan udara,” katanya.
Menurut Simon, Yudo tidak perlu lagi ditanya tentang loyalitasnya, garis lurus, itulah jawaban yang akan didapat. Loyalitas yang tegak lurus, baik ke atas maupun ke bawah. Ke atas dibuktikan dengan tugas-tugas yang diselesaikannya dengan baik dan paripurna. Ke bawah dibuktikan dengan perhatiannya kepada keluarga besar TNI AL yang menjadi tanggung jawabnya.
“Jika kita tengok peristiwa musibah KRI Nanggala 402 kita akan mengerti bagaimana loyalitasnya kepada keluarga korban. Bersama Panglima TNI, Yudo ikut melaut untuk mencari keberadaan KRI Nanggala 402,” katanya.
“Saat KRI Naggala 402 dipastikan tenggelam, Yudo menyambangi beberapa keluarga korban dan bersama Presiden, Menhan, dan Panglima TNI mengadakan pertemuan dengan para keluarga korban,” ucapnya.
Menurut Simon, Yodo memiliki keunggulan dan kelebihan jika nanti menjadi Panglima TNI untuk mengatasi masalah di Tanah Air. Pernyataannya didasarkan pada sejumlah alasan.
Pertama, kata Simon, pengamanan wilayah laut dan kepulauan dari pencaplokan oleh negara-negara lain. Akibat potensi eskalasi konflik lintas negara di Laut China Selatan ke depan yang cukup tinggi.
Tak hanya itu, dukungan penjagaan laut yang merupakan garda terdepan dalam menjaga kedaulatan, tentu upaya diplomasi tetap dijalankan. Disamping itu, kejahatan trans-nasional, seperti penyelundupan senjata juga terjadi di laut.
“Yang pertama tentu pengamanan wilayah laut dan kepulauan dari pencaplokan oleh negara-negara lain,” ucapnya.
Kedua, menurut Simon, adalah visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia perlu dilanjutkan. Poros Maritim Dunia bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang besar, kuat, dan makmur melalui pengembalian identitas Indonesia sebagai bangsa maritim, pengamanan kepentingan dan keamanan maritim, memberdayakan potensi maritim untuk mewujudkan pemerataan ekonomi Indonesia.
Ketiga, Yudo dinilai bisa membangun sinergisitas dan soliditas dengan tiga Matra dan Polri. Keempat, Yudo juga punya pengalaman memimpin penanganan Covid-19.
Saat memimpin, Yudo memahami bagaimana perkembangan dunia teknologi kesehatan yang diperuntukkan bagi kekuatan militer. Artinya, dalam upaya mencegah ancaman biowarfare atau perang biologi ke depan, menurut Yudo, sangat diperlukan.
“Dan yang terakhir, tentu saja karena pengalaman serta loyalitasnya yang tak terbantahkan,” ucapnya.
(ria/jrg)
[…] Pangkoarmada I menyampaikan bahwa tugas pokok Koarmada sebagai Komando Utama Operasional dan Pembinaan, memerlukan sumber daya manusia yang kompeten. […]