Kisah Karantina Natuna: Zikir dan Doa yang Menyatukan Hati

Marsma TNI Fairlyanto,S.T.,M.A.P dan Kapten TNI (K) dr Trisno Hendarsyah bersama siwa dan guru yang mengampu bidang literasi SMAN 1 Jakarta, Kamis 30 Januari 2025. (Foto Ist)
Marsma TNI Fairlyanto,S.T.,M.A.P dan Kapten TNI (K) dr Trisno Hendarsyah bersama siwa dan guru yang mengampu bidang literasi SMAN 1 Jakarta, Kamis 30 Januari 2025. (Foto Ist)

JAKARTA – Suasana haru dan inspiratif menyelimuti Aula SMAN 1 Jakarta saat digelar acara bedah buku berjudul “Dari Natuna Selamatkan Indonesia, Dari Natuna Sehatkan Bangsa”.

Acara ini menghadirkan dua pelaku sejarah, Marsma TNI Fairlyanto, S.T., M.A.P., dan Kapten TNI (K) dr. Trisno Hendarsyah, yang berbagi pengalaman tentang proses karantina 239 WNI asal Wuhan, Cina, pada Februari 2020.

Namun, yang awalnya hanya diharapkan sebagai cerita teknis tentang penanganan karantina, justru berubah menjadi momen yang menyentuh hati dan menginspirasi para siswa yang hadir.

Marsma TNI Fairlyanto, mantan Danlanud RSA, membuka cerita dengan pertanyaan mendalam: Apa pelajaran penting yang bisa kita ambil dari kisah Nabi Yunus yang ditelan ikan paus?” Pertanyaan itu membuat aula hening sejenak.

Dua siswa, satu dari agama Kristen dan satu lagi dari Katolik, mencoba menjawab. Ternyata, kisah Nabi Yunus juga ada dalam kitab mereka, meski esensinya belum terjawab. Hingga akhirnya, seorang pelajar putra dari belakang berdiri dan memberikan jawaban yang lebih mendalam.

Marsma Fairly kemudian menjelaskan esensi dari kisah tersebut, merujuk pada QS As-Shaffat ayat 142-144. “Ketika Nabi Yunus menyadari kesalahannya dan memohon ampun kepada Allah, dia melafalkan zikir: La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minaz-zaalimin.

Andai Nabi Yunus tidak melafalkan zikir itu, niscaya dia akan selamanya berada di perut ikan paus,” ujarnya dengan penuh penghayatan. Pesan yang disampaikan pun mengena: “Esensi hidup adalah menghadirkan Allah dalam setiap tarikan napas kita.”

Pesan itu tidak hanya membuat para siswa tertegun, tetapi juga menyentuh hati mereka. Seorang pelajar putri bahkan tak bisa menahan diri untuk tidak berbagi pengalamannya. “Saya sangat terkesan dengan pesan zikir dan doa yang Bapak sampaikan,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Dia menceritakan bagaimana zikir dan doa membantunya saat mewakili sekolah dalam Lomba Paskibra. “Saat itu, ada masalah teknis dengan regu sebelum saya, dan saya punya waktu lebih untuk berzikir. Ajaibnya, semua berjalan lancar tanpa hambatan,” kisahnya dengan penuh syukur.

 

Marsma Fairly pun tersenyum dan berbagi pengalaman pribadinya. “Saya juga mengalami hal serupa. Saat terbang dengan Super Tucano, saya terus berzikir dan memohon doa restu dari ibu dan istri. Meskipun ada insiden, saya selamat. Itu semua karena pertolongan Allah,” ujarnya dengan penuh keyakinan.

Tak hanya kisah spiritual, dr. Trisno Hendarsyah juga membagikan pengalaman humanisnya saat menangani para evacue di Natuna.

“Hal pertama yang saya lakukan adalah menghilangkan rasa takut mereka. Saya sengaja tidak menggunakan APD lengkap, hanya masker medis biasa, agar mereka merasa lebih nyaman. Ketika rasa tertekan hilang, proses karantina pun berjalan dengan lancar,”ujarnya.

Kepiawaiannya dalam menciptakan suasana nyaman dan penuh tawa membuat para siswa terkesan.

Kepala SMAN 1 Jakarta, Fauro Santana, dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam. “Ini adalah kesempatan langka bagi siswa-siswa kami untuk belajar langsung dari para pelaku sejarah. Mereka tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga pelajaran hidup yang berharga,” ujarnya.

 

Acara pun ditutup dengan pesan kuat dari Marsma Fairly: “Jadilah pribadi yang berintegritas dan jujur. Doa restu orang tua dan zikir kepada Allah adalah kunci keselamatan dunia dan akhirat.”

Pesan itu menggema di hati para siswa, mengingatkan mereka bahwa di balik setiap kesulitan, selalu ada pertolongan Allah yang siap mengangkat mereka.

Acara bedah buku ini tidak hanya sekadar berbagi cerita, tetapi juga menjadi momen refleksi bagi semua yang hadir.

Kisah-kisah inspiratif tentang kekuatan doa, zikir, dan ketulusan dalam melayani sesama menjadi bukti bahwa di balik setiap tantangan, selalu ada hikmah yang bisa dipetik.

Semoga cerita ini terus menginspirasi generasi muda untuk selalu menghadirkan Tuhan dalam setiap langkah hidup mereka.

Editor: Riky rinovsky

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *