NATUNA – Sebuah kisah penyelamatan yang mengharukan terjadi di perairan Natuna ketika dua nelayan asing asal Vietnam ditemukan terapung setelah kapal mereka mengalami kerusakan.
Rizki (20) dan Arman Ritonang (31) bersama seorang rekan nelayan dari Desa Cemaga Utara, Kecamatan Bunguran Selatan, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, seperti biasa berangkat dari Pelabuhan Sebintang untuk mencari rezeki di pagi hari.
Rizki, salah satu nelayan yang ikut membantu menolong nelayan asing tersebut, menceritakan kepada media bahwa mereka menemukan nelayan asing asal Vietnam terapung di laut menggunakan fiber setelah dua hari terombang-ambing. Nelayan kedua ditemukan di kapal yang hampir tenggelam.

Mata Rizki membulat saat melihat seorang pria paruh baya dengan kulit terbakar matahari melambai putus asa dari atas kapal yang hampir tenggelam di laut Natuna utara. Kaos merahnya sudah compang-camping, dan matanya memancarkan keputusasaan yang menyayat hati. “Mereka pasti sudah lama di laut,” gumam Rizki, suaranya bergetar.
“Dari Pelabuhan Sebintang, sekitar 6 mil ke arah tenggara, kami menemukan salah satu nelayan terapung di tengah laut. Nelayan kedua kami temukan di kapal yang sudah rusak parah dan hampir tenggelam,” ungkap Rizki didampingi Kepala Desa Cemaga Utara, Irwan. Menceritakan kronologis kejadian di kedai kelontong, Cemaga, Kamis (16/1/2025).

Meskipun rasa takut sempat menghantuinya, naluri kemanusiaan mendorongnya untuk segera mendekat.
“Dia berbicara menggunakan bahasa Vietnam dan memberi isyarat minta pertolongan, lalu kami langsung membantu mengevakuasinya ke pompong kami,” cerita Rizki yang juga didampingi Arman Ritonang.
Rizki bersama tiga orang rekan nelayannya sempat naik ke atas kapal, namun hanya melihat ikan ikan hasil pancingan sudah lama mulai membusuk di dalam palka kapal.
Setibanya di pelabuhan, tim dari Imigrasi Natuna, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas segera menindaklanjuti laporan ini. Kedua nelayan tersebut, Nguyen Huu Vinh (57) dan Pham Ngoc Anh (51), dibawa ke Imigrasi Natuna untuk proses lebih lanjut. “Kami juga memberikan mereka makan nasi dan rokok karena kondisinya sangat lemah,” tutur Arman Ritonang.
Kronologis kejadian ini bermula pada tanggal 21 November 2024, ketika kapal KIA PJ 24 TS dengan empat anak buah kapal (ABK) berangkat dari pelabuhan Pojian, Vietnam, untuk mencari ikan. Pada tanggal 5 Januari 2025, kapal tersebut mengalami kerusakan mesin dan tangki bahan bakar pecah akibat angin kencang dan ombak besar, sehingga kapal terombang-ambing dan terbawa masuk ke perairan Natuna.
Setelah melihat daratan yang tidak jauh dari posisi kapal, tiga ABK memutuskan untuk terjun ke laut menuju daratan, sementara satu orang tetap tinggal di kapal. Dari ketiga ABK yang terjun ke laut, hanya satu yang berhasil sampai ke daratan Natuna dan ditolong oleh nelayan Cemaga. Dua ABK lainnya belum diketahui keberadaannya.
Kisah penyelamatan nelayan natuna ini menjadi pengingat betapa pentingnya solidaritas dan kemanusiaan di tengah lautan luas. Harapan dan doa dari masyarakat terus mengalir untuk kedua nelayan Vietnam yang diselamatkan serta Dua ABK lainnya yang masih belum ditemukan.
(Rky)