MIDAI, NATUNA – Menyikapi dampak cuaca ekstrem beberapa hari terakhir, Pangkalan TNI AL (Lanal) Ranai bersama Pos AL (Posal) Midai melaksanakan aksi cepat tanggap pembersihan sampah kayu dan ranting yang menyumbat aliran air di Kelurahan Sabang Barat,
Pulau Midai, Kabupaten Natuna. Kegiatan gotong royong ini bertujuan mencegah potensi banjir lokal pascaterjadinya pasang tinggi dan gelombang laut yang ganas.
Komandan Lanal Ranai, Kolonel Laut (P) Ady Dharmawan, menjelaskan bahwa cuaca ekstrem tidak hanya membawa material alam seperti kayu dan ranting, tetapi juga sampah plastik kemasan yang ikut terseret dan menumpuk di parit-parit saluran air warga.
“Pembersihan ini dilakukan guna melancarkan kembali aliran air, agar tidak terjadi penyumbatan yang berpotensi menimbulkan banjir lokal di kawasan pesisir Midai,” tegas Ady Dharmawan, Kepada Gurindam.id, Senin (9/12).
Aksi tersebut dilaksanakan secara kolaboratif melibatkan personel Posal Midai, perangkat Kelurahan Sabang Barat, Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta warga setempat. Komandan Posal Midai, Kapten Laut (P) Agus Haryanto, menekankan pentingnya sinergi ini.
“Kerja sama lintas unsur memungkinkan penanganan dilakukan lebih cepat dan efektif. Lokasi pembersihan di Kelurahan Sabang Barat merupakan titik rawan yang parit utamanya tersumbat material terbawa arus,” ujar Agus Haryanto.
Tidak hanya membersihkan, tim juga melakukan penataan dengan memotong kayu-kayu panjang di pesisir dan menempatkannya di lokasi aman untuk dapat dimanfaatkan kembali oleh masyarakat.

Agus menambahkan, aksi ini sekaligus menjadi momentum penyadaran bagi seluruh elemen masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan pesisir.
“Membuang sampah pada tempatnya adalah langkah kecil yang dampaknya sangat besar, terutama untuk mencegah kondisi yang lebih buruk saat cuaca ekstrem melanda,” pesannya.
Dengan telah lancarnya kembali aliran air, risiko genangan dan banjir lokal di wilayah Sabang Barat dapat ditekan. Aksi TNI AL ini mengukuhkan peran sebagai pelindung masyarakat, tidak hanya di bidang pertahanan tetapi juga dalam penanganan dampak bencana alam dan pelestarian lingkungan di wilayah kepulauan terdepan.
Kegiatan ini juga mencerminkan kesiapsiagaan TNI AL dalam mengantisipasi potensi cuaca ekstrem di Natuna, khususnya di pulau-pulau kecil seperti Midai yang rentan terhadap perubahan cuaca dan gelombang tinggi.
(Pen/Gea)













