BATAM – Pemerintah, melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan TNI Angkatan Laut (AL), menunjukkan komitmen nyata dalam memperkuat pertahanan maritim Indonesia. Hal ini ditandai dengan digelarnya prosesi Keel Laying atau peletakan lunas pertama untuk Kapal OPV (Offshore Patrol Vessel) ke-3 dengan nomor lambung H7117 di galangan kapal PT. Noahtu Shipyard, Batam, pada Rabu (19/11/2025).
Acara simbolis yang menandai dimulainya fase konstruksi fisik kapal ini dihadiri secara langsung oleh Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Sosial, Mayjen TNI Rionardo.
Kehadiran pimpinan Komando Daerah Angkatan Laut (Kodaeral) IV, yang diwakili oleh Kapoksahli Kodaeral IV Kolonel Laut (P) Djawara Heny Twies Whimbo dan didampingi Aslog Dankodaeral IV, menegaskan keseriusan dan dukungan penuh komando regional terhadap program modernisasi ini.
Keberadaan kapal OPV baru ini dinilai sebagai aset strategis untuk meningkatkan kemampuan pengawasan dan patroli di wilayah perairan nasional. OPV dikenal dengan kemampuan operasionalnya yang lincah, daya tahan tinggi, dan cocok untuk misi patroli jangka panjang di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
Dalam sambutannya, Mayjen TNI Rionardo menegaskan pentingnya penambahan alutsista ini. “Pembangunan kapal OPV merupakan langkah strategis TNI dalam meningkatkan kapabilitas operasionalnya, guna menghadapi dinamika ancaman maritim yang semakin kompleks,” ujarnya.
Rionardo juga menambahkan bahwa program ini sejalan dengan Rencana Strategis Jangka Panjang untuk mewujudkan TNI AL yang modern dan berdaya saing global.
“Selain itu, pembangunan kapal OPV merupakan wujud kontribusi TNI AL dalam mendukung kemandirian industri pertahanan dalam negeri,” tegasnya.
Kehadiran perwakilan Kodaeral IV dalam acara ini bukan sekadar formalitas. Sebagai komando yang membawahi wilayah perairan strategis, kehadiran kapal OPV baru nantinya akan secara signifikan memperkuat unsur keamanan laut di bawah yurisdiksinya. Kekuatan patroli yang lebih modern diharapkan dapat mengawal kedaulatan dan keamanan di selat-selat vital serta perbatasan maritim Indonesia.
Di sisi industri, Direktur Utama PT. Noahtu Shipyard menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan oleh Kemhan dan Mabesal. Dalam pernyataannya, pihaknya berkomitmen untuk menyelesaikan proyek pembangunan Kapal OPV 3 tersebut tepat waktu dan dengan kualitas terbaik.
Komitmen PT. Noahtu Shipyard ini menjadi bukti nyata bahwa industri galangan kapal dalam negeri memiliki kapabilitas untuk terlibat dalam proyek strategis pertahanan, mendorong kemandirian bangsa di sektor hankam.
Prosesi Keel Laying merupakan tradisi maritim yang sakral. Ini adalah momen di bagian pertama kapal (lunas) diletakkan di dok galangan. Secara resmi, ini menandai dimulainya pembangunan kapal tersebut. Tradisi ini dianggap membawa keberuntungan bagi kapal dan awaknya di masa depan.
Dengan dimulainya pembangunan OPV ke-3 ini, Indonesia semakin mendekati visi memiliki Armada Jaya yang Tangguh di tahun-tahun mendatang, sambil secara simultan mendorong kemandirian industri pertahanan nasional.
(Gas/pen)













