Visi Perdamaian Global Presiden Prabowo Mulai Diwujudkan, 20.000 Pasukan Perdamaian TNI Siap Dikirim ke Gaza

Keberangkatan Prajurit Korps Marinir TNI AL dari Pasukan Khusus Intai Amfibi (Taifib) dan Denjaka yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza, dilepas oleh Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto dampingi Kasal Muhammad Ali di Dermaga Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (18/1/2024).
Keberangkatan Prajurit Korps Marinir TNI AL dari Pasukan Khusus Intai Amfibi (Taifib) dan Denjaka yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza, dilepas oleh Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto dampingi Kasal Muhammad Ali di Dermaga Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (18/1/2024).

JAKARTA – Visi strategis Presiden Prabowo Subianto untuk berkontribusi aktif dalam perdamaian dunia di panggung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sedang menapaki fase eksekusi yang konkret.

Komitmen Indonesia diwujudkan melalui kesiapan penuh 20.000 personel TNI yang dinilai sangat kompeten dan berpengalaman untuk ditugaskan dalam misi perdamaian dan kemanusiaan di Gaza.

Kapuspen Mabes TNI, Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah, menegaskan kesiapan ini dalam pernyataannya di Jakarta.

Menurutnya, seluruh personel yang disiapkan telah terbiasa menjalankan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) baik di dalam maupun luar negeri, sehingga memiliki kemampuan yang teruji.

“Personel tersebut berasal dari satuan yang rutin menjalani pembinaan OMSP dan misi PBB. Kemampuan dasar, interoperabilitas, kesiapsiagaan logistik, dan operasi di berbagai medan sudah terbentuk dengan baik,” tegas Freddy, menggarisbawahi profesionalisme pasukan perdamaian Indonesia.

Kekuatan 20.000 personel ini tidak hanya sekadar jumlah, tetapi didukung dengan komposisi dan peralatan yang tepat guna. Misi akan diisi oleh pasukan di bidang kesehatan dan satuan Zeni untuk pembangunan konstruksi.

Tugas mereka fokus pada aksi kemanusiaan langsung: membuka layanan kesehatan bagi korban perang dan membangun kembali infrastruktur serta fasilitas umum yang hancur.

“Kita siapkan fasilitas rumah sakit lapangan, peralatan medis emergensi, ambulans, perlengkapan air bersih dan sanitasi, serta kemampuan konstruksi Zeni termasuk alat berat dan sarana rekonstruksi,” jelas Freddy.

Kesiap-siagaan ini menunjukkan perencanaan yang matang dan visioner untuk menyentuh kebutuhan paling mendasar di daerah konflik.

Strategi Diplomasi: Menjembatani Kepentingan Global

Saat ini, TNI masih menunggu persetujuan final dari pemerintah Indonesia dan pihak PBB. Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, sebelumnya telah memaparkan dua jalur diplomasi yang sedang ditempuh Indonesia untuk mewujudkan misi ini.

Pertama, adalah melalui jalur formal di bawah naungan PBB, di mana Indonesia telah memiliki rekam jejak panjang dan terpercaya dalam misi perdamaian dunia, seperti di Afrika dan Lebanon.

Kedua, adalah dengan membangun konsensus dan dukungan dari negara-negara kunci. Langkah strategis ini mencerminkan pendekatan diplomasi yang cerdas dan inklusif.

“Kita butuh dukungan negara-negara Arab, seperti Arab Saudi, Yordania, Mesir, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Selain itu, Israel sebagai pihak yang kompeten dalam konflik ini juga harus dilibatkan dalam dialog,” papar Sjafrie.

Pernyataan ini menegaskan posisi Indonesia bukan hanya sebagai penonton, tetapi sebagai aktor perdamaian yang aktif menjembatani berbagai kepentingan untuk menciptakan stabilitas global.

Kesiapan 20.000 pasukan perdamaian TNI untuk Gaza adalah bukti nyata dari ucapan dan visi Presiden Prabowo Subianto.

Ini bukan hanya tentang pengiriman pasukan, tetapi tentang menampilkan kepemimpinan Indonesia dalam menyelesaikan konflik global melalui cara-cara damai, didukung oleh pasukan profesional, logistik memadai, dan strategi diplomasi yang brilian. Dunia menunggu kontribusi nyata Indonesia, dan kita siap menjawab panggilan itu.

Sumber: ANTARA/HRD

 

Editor: Riky rinovsky

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *