FEB UI Resmikan Lounge Gelar Workshop AI, Tekankan Peran Kunci Pendidikan dan Pertahanan Nasional

workshop AI yang diisi oleh Laksamana Pertama TNI Arif Badrudin, M.Mgt.Studt.
workshop AI yang diisi oleh Laksamana Pertama TNI Arif Badrudin, M.Mgt.Studt.

JAKARTA – Pusat Pengembangan Akuntansi (PPA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menunjukkan komitmennya dalam menghadapi tantangan digital dengan meresmikan ruang lounge baru dan menyelenggarakan workshop kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang menghadirkan pembicara dari kalangan militer.

Acara yang digelar di Gedung PPA FEB UI, Kampus Salemba, Jakarta, ini menegaskan sinergi strategis antara dunia akademik dan sektor pertahanan.

Peresmian ruang lounge merupakan wujud dedikasi PPA untuk meningkatkan kenyamanan dan fasilitas bagi sivitas akademika. Dr. Vera Diyanty, Kepala PPA FEB UI, dalam sambutannya menyatakan bahwa renovasi dilakukan secara bertahap untuk efisiensi pendanaan.

“Lounge ini adalah persembahan PPA untuk Departemen Akuntansi FEB UI. Kami berharap ruang ini menjadi tempat yang nyaman bagi dosen, pegawai, maupun klien. Kami terbuka untuk siapa saja yang ingin datang,” ujar Vera.

Dekan FEB UI, Yulianti, Ph.D., dalam kesempatan yang sama mengajak seluruh civitas akademika untuk memanfaatkan dan merawat fasilitas yang telah direnovasi. Ia juga berharap agar kegiatan seperti rapat dan workshop dapat lebih sering digelar di Kampus Salemba.

“Semoga ruangan ini bisa dimanfaatkan bersama dan dirawat bersama, sehingga seluruh sivitas akademika FEB UI bisa merasakan kepemilikan terhadap seluruh fasilitas yang ada,” tutur Yuli.

Puncak acara adalah workshop AI yang diisi oleh Laksamana Pertama TNI Arif Badrudin, M.Mgt.Studt. Dengan tajuk “AI in Education”, Laksma Arif menegaskan bahwa AI telah menjadi alat strategis nasional yang memengaruhi berbagai sektor, termasuk pendidikan dan pertahanan.

“AI bukan lagi sekadar teknologi masa depan. Ini adalah realitas yang sedang kita hadapi, dan menjadi alat strategis untuk keunggulan bangsa,” tegasnya.

Dalam paparannya, Laksma Arif menekankan peran kampus dan akademi militer sebagai early adopter teknologi AI. Menurutnya, AI tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu belajar, tetapi juga untuk membentuk karakter, integritas, dan kesiapan SDM dalam menghadapi tantangan global yang kompleks.

Laksma Arif juga mengutip langkah agresif negara-negara lain, seperti Arab Saudi yang berinvestasi USD 100 miliar untuk AI dan Tiongkok dengan rumah sakit AI pertamanya. Ia menegaskan, langkah ini harus menjadi alarm bagi Indonesia untuk segera membangun kedaulatan teknologinya.

“Jika bangsa lain berinvestasi besar-besaran dalam AI, maka Indonesia tidak boleh tertinggal. Kita harus membangun kedaulatan teknologi, dan itu dimulai dari pendidikan,” tegasnya.

Ia menutup paparan dengan pernyataan tegas bahwa penguasaan AI akan menjadi penentu superioritas bangsa di masa depan.

“Penguasaan AI bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak. Kolaborasi lintas sektor antara akademisi, militer, pemerintah, dan industri adalah kunci membangun ekosistem AI yang berdaulat dan berkelanjutan bagi Indonesia,” tutup Laksma Arif.

Acara kemudian ditutup dengan kunjungan ke ruang lounge yang baru diresmikan dan sesi ramah tamah, mengukuhkan komitmen FEB UI dalam berinovasi dan berkolaborasi untuk kemajuan bangsa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *