Analis Intelijen Ungkap Upaya Sistematis Lemahkan Prabowo Lewat Sahabat Terdekat

Amir Hamzah, Pengamat Intelijen dan Geopolitik
Amir Hamzah, Pengamat Intelijen dan Geopolitik

JAKARTA – Upaya sistematis untuk melemahkan Presiden Prabowo Subianto mulai teridentifikasi oleh para pengamat politik dan intelijen. Strategi tersebut diduga dilakukan dengan cara menargetkan orang-orang kepercayaan Prabowo, baik di lingkaran politik maupun militer.

Menurut Amir Hamzah, Pengamat Intelijen dan Geopolitik, pihak-pihak tertentu tidak bisa menyerang Prabowo secara langsung karena posisinya yang kuat. Sebagai gantinya, mereka berusaha melemahkannya lewat para pendukung setianya.

“Prabowo punya basis elektoral dan politik yang solid. Namun, jika orang-orang terdekatnya digoyang, perlahan stabilitasnya bisa terganggu,” ujar Amir dalam keterangan, Senin (7/4).

Tiga nama yang disebut sebagai target utama adalah:

1. Sufmi Dasco Ahmad (Wakil Ketua DPR RI/Ketua Harian Gerindra) – dihadapkan pada isu keterkaitan dengan bisnis judi online di Kamboja.

2. Hashim Djojohadikusumo (Pengusaha/Adik Prabowo) – digugat lewat isu bisnis dan hubungan luar negeri.

3. Jenderal (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin – dihadapkan pada narasi masa lalu terkait isu HAM dan militerisme.

Amir menyoroti pemberitaan masif yang mengaitkan Dasco dengan bisnis judi online (judol) di Kamboja.

“Ini jelas framing. Media yang gencar menyerang Dasco adalah yang sejak awal menentang revisi UU TNI. Dasco adalah motor pengesahannya, jadi wajar jika dia jadi target,” tegasnya.

Amir menduga, upaya pelemahan ini tidak hanya berasal dari oposisi domestik, tetapi juga terkait dengan kepentingan geopolitik global.

“Ada kekuatan besar yang tidak ingin Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo menjadi terlalu kuat di kancah internasional,” katanya.

Amir mengimbau masyarakat bersikap kritis terhadap informasi yang beredar dan meminta aparat hukum bertindak tegas terhadap hoaks yang berpotensi merusak stabilitas politik.

“Jika tokoh seperti Dasco bisa dijatuhkan hanya dengan framing, demokrasi kita dalam bahaya,” pungkasnya.

(Jrg/mkn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *