GURINDAM.ID- Tren perkembangan perekonomian Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) terus menunjukkan angka yang positif. Kondisi ini menunjukkan bahwa Pemprov Kepri yang dipimpin Ansar Ahmad bekerja serius mengatasi berbagai persoalan daerah yang hampir tumbang dihantam badai pandemic Covid-19.
Kita masih ingat awal-awal Ansar Ahmad dilantik sebagai Gubernur Kepri pada February 2021 lalu, angka pertumbuhan ekonomi Kepri terkontraksi pada minus 1,19 persen dengan angka inflasi 1,56 persen.
Kondisi ini diperparah dengan jumlah angka pengangguran yang melejit tajam akibat banyak sektor yang terpukul dan tidak beroperasi karena pandemic Covid-19.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Februari 2021 angka pengangguran terbuka di Kepri mencapai 10,12 persen yang berimbas pada naiknya jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan) yang mencapai 144.462 orang atau mencapai 6,12 persen.
Ketika Ansar Ahmad mengawali memimpin Kepulauan Riau pada Februari 2021, pandemic Covid-19 memang sedang memuncak.
Kondisi ini berpengaruh pada terhentinya berbagai dunia usaha, mulai dari perhotelan, usaha manufaktur, jasa bahkan usaha mikro, kecil dan menengah.
Perekonomian masyarakat Kepri betul-betul dihadapkan pada persoalan dilematis yang memerlukan kebijakan strategis khusus dalam penanganan.
Untuk itu berbagai kebijakan strategis mulai disusun Ansar Ahmad. Salah satu kebijakan paling populer adalah program recovery ekonomi dengan paket kegiatan dan rencana aksi yang betul-betul menyentuh masyarakat bawah, sektor yang paling terpukul akibat pandemic Covid-19.
Ansar Ahmad kemudian merefocusing APBD Kepri tahun 2021 dengan mengalihkan sebagian anggaran ke program pemulihan ekonomi dan upaya mengatasi pandemic Covid-19.
Pos-pos anggaran yang peruntukkannya tidak masuk dalam skala prioritas dialihkan ke program pemberian stimulus dan pemberdayaan masyarakat.
Upaya ini kemudian melahirkan kebijakan berbagai program yang mendorong bangkitnya kembali usaha kecil, mikro dan menengah yang banyak digeluti masyarakat bawah.
Kebijakan seperti pemberian bantuan pinjaman modal tanpa bunga, pemberian uang santunan bagi keluarga kurang mampu yang terdampak Covid-19 serta pemberian berbagai relaksasi perijinan investasi untuk menarik investor sebanyak-banyaknya masuk ke Kepulauan Riau.
Tidak hanya itu, Ansar Ahmad juga mendorong tumbuhnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam, Bintan dan Karimun dengan berbagai fasilitas kemudahan dalam perijinan.
Dan kebijakan strategis lainnya dalam membangkitkan kembali perekonomian Kepuauan Riau adalah upaya yang terus menerus dan massif dalam penerapan protocol kesehatan yang ketat serta percepatan vaksinasi.
Berbagai kebijakan tersebut dilakukan dengan perencanaan yang cermat, penuh kehati-hatian dan berkelanjutan agar Kepulauan Riau mampu bangkit dan keluar dari resesi ekonomi yang mengancam.
Upaya dan kerja keras yang tidak mengenal waktu yang dilakukan Ansar Ahmad, pelan namun pasti memberikan dampak kuat bagi perkembangan perekonomian di Kepulauan Riau.
Berbagai investasi masuk, usaha-usaha kecil kembali mulai hidup, kepercayaan publik untuk bangkit naik karena herd immunity yang baik akibat keberhasilan vaksinasi di semua usia serta berita paling anyar usaha perhotelan akan kembali dibuka sehubungan akan masuknya wisatawan asing ke Kepulauan Riau.
Direncanakan, Presiden Indonesia Joko Widodo akan bertemu Perdana Menteri Singapura Lee Hsin Loong di Lagoi Kabupaten Bintan pekan depan untuk melaunching travel bubble sebagai tanda masuknya warga Negara asing ke Kepulauan Riau.
Untuk sementara, dua tempat yang akan diberi ijin oleh pemerintah pusat untuk dikunjungi warga asing yakni Lagoi dan Nongsa karena tertutup sehingga memudahkan dalam pengawasan dalam upaya meminimalisir penyebaran virus Covid-19.
Berbagai upaya yang dilakukan dengan keseriusan dan kesungguhan selalu memberikan hasil sesuai yang diharapkan. Hal ini tercermin dari segala kebijakan dan program yang dilaksanakan Ansar Ahmad sebagai Gubernur Kepulauan Riau.
Sedari awal dilantik, dirinya terus menggesa berbagai program yang outcomenya diharapkan mampu mengeluarkan Kepulauan Riau dari berbagai krisis.
Ansar Ahmad memacu Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau dengan kecepatan tinggi, bahkan meminjam istilah yang disampaikan oleh Penasehat Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Bidang Keamanan dan Pertahanan Maritim, Laksamana (Purn) TNI Marsetio, melaju kencang seperti ferarri, untuk mengejar berbagai ketertinggalan.
Hasil yang dicapai dari berbagai kebijakan Ansar Ahmad tersebut akhirnya mulai terlihat titik terang sebuah keberhasilan.
Tidak hanya berbagai penghargaan yang dia peroleh dari pemerintah pusat, tetapi lebih dari itu angka pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau terus beranjak naik.
Dari rilis BPS yang disampaikan pada 17 Januari 2022 lalu, pada semester III tahun 2021 angka pertumbuhan ekonomi Kepri naik mencapai 2,97 persen (y on y).
Angka ini optimis pada Maret 2022 nanti mampu menanjak naik di angka 3 persen lebih. Dari sisi ekonomi makro, angka ekspor Kepulauan Riau juga mengalami kenaikan.
Dari catatan BPS, pada Desember 2021 angka ekspor Kepulauan Riau mencapai US$1,65 miliar dan naik 10,67 persen dibanding angka ekspor pada November di tahun yang sama.
Sementara nilai impor Provinsi Kepulauan Riau [ada Desember 2021 mencapai US$1.412,37 juta atau naik 10,00 persen dibandingkan nilai impor pada November 2021.
Pada September 2021, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi Kepulauan Riau mencapai 137,75 ribu orang (5,75 persen), berkurang sebanyak 6,71 ribu orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2021 yang sebesar 144,46 ribu orang (6,12 persen).
Angka prosentase kemiskinan nasional saat ini mencapai 9,7 persen yang berarti prosentase kemiskinan di Kepulauan Riau berada jauh di bawah tingkat kemiskinan secara nasional.
Pencapaian ini juga dibarengi dengan pencapaian tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Kepulauan Riau yang diukur oleh Gini Ratio sebesar 0,339 pada September 2021.
Angka ini turun sebesar 0,004 poin dibandingkan dengan Gini Ratio pada Maret 2021 yang sebesar 0,343. Kondisi ini menggambarkan keberhasilan pembangunan makin merata dirasakan oleh seluruh masyarakat di Kepulauan Riau.
Meski begitu yang perlu digarisbawahi adalah masih tingginya angka pengangguran di Kepulauan Riau. Dari data BPS, pada Agustus 2021 angka pengangguran terbuka di Kepri mencapai 9,91 persen atau turun 0,43 persen dibanding angka pengangguran pada Agustus tahun 2020.
Masih tingginya angka pengangguran ini dikarenakan berbagai sektor usaha terutama bisnis perhotelan masih belum berjalan karena pengaruh pandemi Covid-19. Belum normalnya bisnis perhotelan berimbas pada sektor jasa, UMKM dan lainnya yang turut memicu makin meningkatnya angka pengangguran di Kepulauan Riau.
Berbagai program dan kebijakan memang perlu dirumuskan secara komprehensif untuk mencari solusi terbaik dari berbagai persoalan yang dihadapi Kepulauan Riau saat ini. Salah satunya bagaimana mendorong peningkatan realisasi belanja modal pemerintah.
Karena tren kenaikan realisasi belanja pemerintah punya kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Kepulauan Riau yang semakin baik demi suksesnya program pemulihan ekonomi yang sudah direncanakan.
Kondisi ini juga perlu dibarengi dengan semangat kerja yang terus naik agar momentum Kepri Baru Kepri Maju mampu terealisasi dengan berbagai pencapaian yang menggembirakan.
Meminjam sebuah istilah yang selalu ditulis di beranda facebook oleh seorang kawan, Kepri Bersemangat Di Tangan Ansar Ahmad, bisa jadi pemicu bagi semua pihak untuk berkontribusi dalam membangun Kepulauan Riau yang kita cintai ini. (adm)
Suyono Saeran adalah Staf Khusus Gubernur Kepri dan politisi Partai Golkar