NATUNA, GURINDAM.ID- Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan (DPC PPP) Kabupaten Natuna merayakan Hari Lahir (Harlah) PPP ke-49 dengan doa bersama serta penempatan kantor baru di Jalan Hasanuddin Batu Hitam, Kecamatan Bunguran Timur, pada Rabu, 5 Januari 2022.
Mengawali rangkaian acara dimulai dengan doa tolak bala serta tepung tawar dan pemotongan nasi kuning harlah PPP ke 49.
Turut hadir ketua Dewan Syariah Natuna H.Kumaini, Wakil ketua DPW, Harken, Sekretaris DPC Erwan Haryadi, Sesepuh PPP Raja Marzuni, Adam serta para pengurus PAC dan tokoh masyarakat Batu hitam Kabupaten Natuna.
H.Pang Ali selaku Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Natuna mengatakan dalam merayakan Hari Lahir (Harlah) PPP ke-49 diselengarakan dengan sederhana.
“Diawal tahun yang baik ini kita mulai menepati kantor baru, dengan semangat baru Di jalan Hasanuddin bersama kader kita juga ikut partisipasi melaksanakan santunan sosial ke anak yatim dan bantuan ke masjid batu hitam,” kata Pang Ali.
Terakhir, ia juga menjelaskan Harlah PPP ke-49 merupakan wujud dari partai yang sudah matang dalam kancah perpolitikan nasional.
Pang Ali yang juga mantan seorang pensiunan Guru di Natuna setelah pensiun sebagai PNS dirinya terjun ke dunia politik dan mendapatkan kepercayaan publik sebagai Anggota DPRD Natuna Dua Periode.
Dirinya mengaku baru menjabat sebagai ketua atas terselengaranya musyawarah cabang bersama Ketua DPW Abdul Haris yang juga bupati Kabupaten Anambas di Natuna berapa bulan lalu.
Dalam perjalanan PPP Dia menjelaskan, di usianya PPP yang hampir setengah abad ini, PPP selalu berdiri di barisan para ulama untuk memperjuangkan kepentingan umat.
“Sebagai partai politik berplatform Islam dan didirikan oleh para ulama, PPP akan tetap senantiasa bersama-sama dan di dalam barisan para ulama memperjuangkan kepentingan umat,” tutupnya.
Senada disampaikan Harken mewakili PPP Provinsi Kepri berharap atas penempatan kantor baru ini semakin tumbuh dan berkembang atas perolehan kursi yang saat ini meraih dua kursi di DPRD Natuna.
” Kita harapkan kedepan PPP Natuna bisa menjadi unsur pimpinan di DPRD Natuna, semua tidak ada yang mustahil jika kita kompak dan kerja sama semua ini akan terjadi,” ungkap Harken.
Menurut berapa catatan pergerakan partai berlambang kabah ini, Sejak tahun 1950 hingga 1959, Indonesia mengalami pergantian kabinet sebanyak tujuh kali.
Hal ini terjadi karena banyaknya partai yang ada di Indonesia serta tuntutan-tuntutan yang mereka layangkan.
Guna mencegah masalah tersebut, Soekarno menerapkan Demokrasi Terpimpin pada 1959. Pada 1960, jumlah partai di Indonesia dikurangi dari 40 menjadi 12, kemudian sisa 10.
Masih di tahun yang sama, Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia (PSI) dibubarkan karena terlibat dalam Pemberontakan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).
Dengan bubarnya Masyumi, maka aspirasi yang disampaikan oleh kelompok Islam lewat partai pun berkurang.
Partai Islam yang masih tersisa saat itu adalah NU, Perti, PSII, dan Parmusi.
Selain partai politik Islam, tahun 1964, berbagai organisasi golongan fungsional memutuskan membentuk Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar).
Golongan ini meliputi berbagai macam kelompok yang dibagi berdasarkan fungsi kekaryaannya, seperti buruh, guru, tani, atau pemuda.
Golongan ini meliputi berbagai macam kelompok yang dibagi berdasarkan fungsi kekaryaannya, seperti buruh, guru, tani, atau pemuda.
Keinginan Soeharto untuk melakukan fusi partai dikemukakan lewat pidato di Kongres XII Partai Nasional Indonesia, 11 April 1970.
Sayangnya, usulan Soeharto ditolak oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Idham Chalid.
Chalid mengatakan bahwa NU tidak pernah memiliki keinginan untuk memfusikan diri dengan partai-partai Islam lainnya.
Setelah Pemilu 1971 dilangsungkan, Golkar mendapat perolehan suara sebesar 62,8 persen.
Sedangkan dari empat partai Islam, hanya NU yang memperoleh suara terbanyak, yakni sebesar 18,6 persen.
Dari hasil Pemilu 1971, pemerintah memutuskan untuk membagi partai ke dalam empat kelompok, yaitu Angkatan Bersenjata, Golkar, golongan demokrasi pembangunan, dan persatuan pembangunan.
Dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ada empat partai haluan Islam di dalamnya, yaitu NU, PSII, Perti, dan Parmusi.
Sehingga, PPP merupakan fusi dari partai-partai Islam yang ada saat itu, yaitu NU, PSII, Perti, dan Parmusi.
PPP dideklarasikan pada 5 Januari 1973, dengan Mohammad Syafa’at sebagai ketuanya.
Anggota Tokoh-tokoh yang sempat menjabat di PPP adalah:
Ketua Umum
Sekretaris Jenderal
Sumber: Kompas/Gurindam
Anambas, Gurindam.id – Babinsa Koramil 07/Palmatak, Koptu Isnaeni Effendi melaksanakan kegiatan Komunikasi Sosial (Komsos) dengan mengunjungi… Read More
Anambas, Gurindam.id – Babinsa Koramil 07/Palmatak, Serka Maraluat Hasibuan melaksanakan kegiatan Komunikasi Sosial (Komsos) dengan mendampingi… Read More
NATUNA - Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Ranai ikut berpartisipasi dalam acara Natuna Geopark Marathon… Read More
Anambas, Gurindam.id – Babinsa Koramil 07/Palmatak, Serda Saiful Bahri melaksanakan kegiatan Komunikasi Sosial (Komsos) dengan melayat… Read More
Anambas, Gurindam.id – Babinsa Koramil 07/Palmatak, Serma Suriyatnk melaksanakan kegiatan Komunikasi Sosial (Komsos) dengan menghadiri undangan… Read More
Anambas, Gurindam.id – Babinsa Koramil 07/Palmatak, Sertu M Hadi melaksanakan kegiatan Komunikasi Sosial (Komsos) dengan menghadiri… Read More
This website uses cookies.
Leave a Comment