Karya ini kupersembahkan kepada
alm. MUHAMMAD RIDHO HANIFAH
Meninggal dunia, Jumat: 1 Oktober 2021,
usia 16 tahun.
By Bambang Oeban
Sudah beribu-ribu kali Pancasila
dikatakan begitu Sakti Mandraguna
namun masih banyak melukainya,
Pancasila kerap masih kalah juga.
Terlalu mudah melempar kata-kata
begitu sulit menjadi karya nyata.
Tidak semua anak bangsa,
hanya sebagian tapi bahaya,
Pancasila dicintai sepenuh jiwa,
ada yang cuma setengah rasa,
ada pula tak mau menerima,
dikotak-katik semaunya,
melupakan saripati makna,
disebabkan kepentingan saja,
menciptakan virus adu domba,
tak peduli pecah perang saudara,
darah menumpah di mana-mana,
dari era perang sampai merdeka,
tanah leluhur yang serba ada
mau dibawa ke mana?
Pada Hari Kesaktian Pancasila
1 Oktober 2021, hikmahnya berbeda
bagi hidupku berbangsa bernegara
bukan tak cinta pada Pancasila
bukan pula tak mengakui, tak juga.
PANCASILA tetaplah PANCASILA
yang SAKTIÂ tak ada dua di dunia,
guruku pun berkata …
PERJUANGAN ADALAH PELAKSANAAN KATA-KATA!
bukan hanya pandai berkata-kata
tapi dibalik kata-kata, betapa tega
TUHANÂ ditipu juga!
1 Oktober 2021,
ada sejarah dibalik sejarah
bagi hidupku di alam merdeka.
Ketika seluruh bangsa Indonesia
merayakan dengan segala suka cita,
aku tertunduk dalam seribu doa
di depan jenazah, keponakan tercinta
Tuhan memanggil di usia terlalu muda …
ENAM BELAS TAHUN
Se masa hidup keponakan,
pernah bercerita tidak perlu
masuk di sekolah yang mahal
kalau akhirnya jadi pengangguran,
buat apa hidup di negara
merdeka, percuma!
Di depan jenazah
yang aku ingat, bukan
HARI KESAKTIAN PANCASILA
tapi ada sejarah yang terucap
dari tunas bangsa …
yang tak percaya nasibnya,
karena KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
apakah sudah terlaksana?
Nyatanya, baru sebagian saja
yang bisa menikmati VISI MISI KESAKTIAN PANCASILA
Kepada keponakan,
Tuhan telah menjawab
keraguanmu, percayalah
di Surga Tuhan tetap ada
KESAKTIAN PANCASILA
yang abadi …
Dari Timur Jakarta,
Jumat, 1 Oktober 2021
15.39