PT.GURINDAM MEDIA KEPRI- Mencerdaskan & Memuliakan

Milenialisasi Pancasila

Mencerdaskan & Memuliakan - Oktober 1, 2021
Milenialisasi Pancasila
Laksma TNI Didong Rio Duta - (foto: Gurindam.id)
RajaBackLink.com

Oleh: Didong Rio Duta Purwokuntjoro

GURINDAM.ID- Istilah ini pernah menjadi topik penelitian dan pembahasan secara akademis di salah satu perguruan tinggi di Indonesia.

Namun ide ini tidak boleh berhenti pada tataran konsep akademis, tetapi harus implementatif, mengingat pentingnya merawat kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang sangat majemuk ini.

Pemikiran ini didasari oleh arti Pancasila sebagai ideology, sebagai cerminan cara berfikir seluruh bangsa Indonesia yang sekaligus membentuk gerak kehidupan berbangsa dan bernegara untuk menuju cita-citanya (Lemhannas, Materi Pokok Bidang Studi Ideologi, 2021, p. 2).

Beberapa hari belakangan ini media menyajikan isu nasional yang setiap tahun rutin disajikan menjelang Peringatan hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober.

Bak sebuah tayangan hiburan Sinetron yang berseri namun idenya sama, hanya narasi dan yang dilakonkan selalu berbeda namun dengan tetap harus dengan dasar untuk memperingati dan memperingatkan bahwa Pancasila sangat berharga bagi bangsa Indonesia.

Sudah menjadi kesepakatan para pendiri bangsa ini dan Pancasila telah terbukti secara akademis digali dari akar budaya yang mempersatukan NKRI yang sangat majemuk.

Pada awal bergulirnya reformasi sebagai era transformatif bangsa Indonesia menuju era dengan mengedepankan semangat demokrasi dan desentralisasi maka banyak pelajaran yang telah kita dapatkan,

mulai konflik Horisontal bernuansa Suku, Ras, Agama hingga konflik vertikal yang ingin melepaskan diri dari NKRI hanya karena pemahaman ideologi yang salah.

Harus disadari, tidak ada yang salah dengan ideologinya, yang salah adalah manusianya yang tidak mengerti dan memahami serta berakibat tidak dapat mengamalkannya (Lemhannas, Materi Pokok Bidang Studi Kewaspadaan Nasional, 2021, p. 33)

Terlebih lagi dimasa pandemi Covid-19 kali ini, disrupsi digital semakin akseleratif karena menjadi wahana interaksi yang utama sebagai kewajiban untuk menerapkan protokol kesehatan.

Jika pada awalnya kita melihat disrupsi digital ini menjadi trend dan gaya hidup generasi Milenial pada era globalisasi, namun dengan penerapan protokol kesehatan di masa pandemi ini semua orang harus menjadi “Milenial”.

Baca Juga  Agar Bisa Tingkatkan PAD, Awaludin Siap Benahi PT Pelabuhan Kepri

Istilah milenial tersebut berasal dari millennials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya.

Millenial generation atau generasi Y juga akrab disebut generation me atau echo boomers. Selain itu, para pakar menggolongkannya berdasarkan tahun kelahiran generasi ini.

Penggolongan generasi Y terbentuk bagi mereka yang lahir pada 1980 – 1990, atau pada awal 2000, dan seterusnya saat dimana era globalisasi sedang bergulir.

Dan di Indonesia, generasi inilah di awal millennium baru akan menjadi pewaris yang berkewajiban merawat keberlangsungan Bangsa ini. Oleh karena itu menjadi sangat penting untuk memberikan pemahaman tentang ajaran Pancasila sebagai Central of Gravity bangsa ini kepada mereka.

Gaya hidup tanpa saringan

Generasi milenial adalah generasi yang sangat dekat dengan dunia maya, mereka memiliki pengetahuan tinggi karena memiliki kebebasan untuk menggunakan platform dan perangkat mobil serta internet.

Hal ini disebabkan saat mereka lahir dan tumbuh di era globalisasi, ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya informasi telah menjadi lingkungan keseharian mereka.

Disatu sisi hal ini merupakan keuntungan karena akses informasi yang demikian cepat akan memudahkan transformasi ilmu dan pengetahuan kepada setiap individu, namun harus diwaspadai adanya pengaruh negatif yang akan berbahaya jika tidak ada saringan.

Apakah itu yang dapat digunakan sebagai saringan? Yaitu, akhlak akal budi dan pengetahuan. Jika saringan ini tidak ada maka akan melahirkan titik lemah bagi para generasi milenial ini.

Titik lemah tersebut berdampak buruk terhadap keamanan generasi milenial itu sendiri dan terlebih lagi kepada lingkungan termasuk bangsa dan Negara yang sangat majemuk ini.

Awal datangnya pengaruh dapat dikatakan tidak terasa, mungkin hanya perubahan kecil dalam nilai-nilai kehidupan menjadi kebiasaan perilaku baru dan keseharian yang baru, tetapi seiring berjalannya waktu, vektor perubahan ini akan bergeser dan bergerak menjauh serta timbul rasa sadar setelah mengetahui bahwa posisi pergeseran ini sudah sangat jauh bahkan untuk kembali ketitik awal menjadi sangat sulit.

Baca Juga  Diserang Badai Covid-19 Selama 2 Tahun, Kemenkumham Bagikan 46 Ribu Sembako

Berangkat dari pergeseran nilai-nilai karena pengaruh globalisasi ini khususnya yang membawa dampak negatif terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara, maka perlu pemikiran merawat kebangsaan yang telah menjadi komitmen para pendiri bangsa diperlukan.

Upaya ini bukan saja penting tetapi sangat penting untuk mampu menjaga dan memlihara rekatnya nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara di NKRI agar Bangsa yang secara komitmen dibentuk oleh para founding fathers tetap langgeng dan lestari serta mampu mencapai tujuan yang telah dicita-citakan.

Sosialisasi ajaran Pancasila bagi kaum Milenial

Milenialisasi Pancasila adalah istilah untuk mensosialisasikan ajaran Pancasila kepada generasi milenial. Dimana cara atau metode yang digunakan adalah menggunakan sarana media digital secara daring sehingga sesuai dengan metode dan cara serta kebiasaan yang dilakukan oleh generasi milenial sehingga ajaran Pancaslia akan lebih mudah dikenali, dimengerti serta dipahami oleh generasi milenial tersebut.

Dihadapkan kepada dampak negatif yang dihadapi sebagai akibat pengaruh negatif globalisasi khususnya disrupsi digital yang telah menjadi cara dan gaya hidup generasi milenial maka milenialisasi Pancasila menjadi sangat penting untuk mensosialisasikan Pancasila kepada para kaum milenial sehingga Pancasila sebagai komitmen para pendiri bangsa dan perekat kebhinnekaan akan tetap lestari untuk menjaga keutuhan NKRI.

Upaya milenialisasi Pancasila adalah suatu istilah yang digunakan untuk mensosialisasikan ajaran Pancasila kepada generasi milenial Indonesia.

Mengapa?, karena Pancasila merupakan cita-cita moral bangsa Indonesia yang disepakati oleh para pendiri bangsa dan digali dari budaya luhur yang telah hidup dan berada di bangsa ini serta dapat mengikat warga masyarakat, baik perseorangan maupun sebagai kesatuan bangsa (Lemhannas, Empat Konsensus Dasar Bangsa, 2021, p. 35).

Upaya ini dapat dilaksanakan dalam bentuk formal melalui kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah sesuai dengan bobot materi dengan tingkatkan kelas.

Kemudian secara non-formal, yaitu melalui media kegiatan pertemuan di kegiatan-kegiatan kursus, les atau privat untuk pendalaman materi pokok pelajaran serta kegiatan informal, yaitu kegiatan-kegiatan dalam komunitas atau kelompok seperti saat ekstrakurikuler, atau kelompok komunitas kegiatan yang lainnya.

Baca Juga  Cen Sui Lan Tegaskan Radar Canggih MS-2 Natuna Segera Direalisasikan

Oleh karena itu pada tahap awal diperlukan sosialisasi terlebih dahulu tentang upaya milenialisasi Pancasila ini kepada para tenaga guru dan pendidik serta tenaga instruktur yang memberikan materi pada kegiatan ekstrakurukuler serta tenaga pelatih sehingga para guru dan instruktur serta tenaga pengajar dan pelatih tersebut telah mengerti dan memahami maksud dilaksanakannya program milenialisasi pancasila ini.

Upaya milenialisasi Pancasila ini dilaksanakan dengan metode atau cara yang lebih bisa diterima oleh generasi milenial.

Terdapat tiga bentuk usulan, yaitu muni aplikasi dalam game internet baik yang bersifat individu atau juga interaktif yang dapat dimainkan secara kompetisi lebih dari satu orang dan berkelompok.

Kedua permainan non aplikasi dalam sarana digital, misalnya yaitu permainan dan interaksi social di tempat-tempat yang menjadi tempat favorit berinteraksi antara invividu milenial, seperti di café-café, mall, resto dan lain sebagainya.

Ketiga upaya kombinasi antara penggunaan aplikasi digital berbasis internet dan interaksi fisik, misalnya permainan aplikasi game on line di café-café.

Demikianlah pemikiran milenialisasi Pancasila, sebagai suatu bentuk ide untuk tetap menjaga dan merawat bangsa dan Negara ditengah gempuran pengaruh di era global yang bergerak kencang dalam berbagai bentuk dan cara yang dapat merubah nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara.

Generasi milenial Indonesia sadar ataupun tidak telah menerima arus kencang pengaruh tersebut. Jika tidak diingatkan, disadarkan dan diajarkan maka pengaruh negatif yang ada agan menggerus kesadaran sebagai pewaris bangsa dan Negara yang kita cintai ini.

Sementara mari kita lepaskan perdebatan dan pertentangan dalam menonton sinetron yang sedang disuguhkan dengan menggali dan mengajarkan ajaran Pancasila kepada generasi milenial Indonesia untuk bersama merawat bangsa dan Negara yang kita cintai ini. Amin.

(Rky)

Click Bener Subscribe youtube Gurindam.id

Tinggalkan Komentar

LIKE FANPAGE

Our Visitor

137413
Users Last 30 days : 2985
Users This Month : 2497
Views This Year : 25684
Who's Online : 2
Your IP Address : 18.217.228.35
Server Time : 2024-04-25
Baca Informasi Berita Aktual Dari Sumber terpercaya