GURINDAM.ID- Hari ke-3 pengambilan data Ante Mortem, para prajurit mendapat pencerahan tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut yang bisa mempengaruhi aktivitas sehari-hari.
Penyuluhan disampaikan oleh Lettu Laut (K/W) drg. Diah Selvia dari Diskes Koarmada II, disela proses pengambilan data pemeriksaan gigi oleh petugas dari Ladokgi TNI R.E. Martadinata di Gedung Panti Tjahaya Armada, Rabu (15/9/2021).
Pengambilan data kali ini didominasi prajurit dari Satuan Kapal Selam. Terlihat dua komandan kapal selam mengikuti kegiatan tersebut.
Komandan KRI Nagapasa-403, Letkol Laut (P) Topan Agung Yuwono, dan Komandan KRI Ardadedali-404 Letkol Laut (P) Moh. Akbar.
Sementara hingga hari ke-3 pelaksanaan, tercatat 452 orang prajurit telah mengikuti pemeriksaan. Mereka adalah pasukan khusus Koarmada II dari Satkopaska, Satsel dan Dislambair.
Terkait kesehatan gigi dan mulut, ada sejumlah poin penting yang disampaikan drg. Selvia, Diantaranya tentang gigi sensitif ditandai dengan gejala klinis berupa rasa nyeri yang singkat dan tajam ketika mengkonsunsi makanan /minuman panas, dingin, asam atau bahkan terkena udara dingin karena dentin gigi yang terbuka.
Berikutnya mengenai Resesi atau penurunan gusi, dan Penyakit Gusi akibat berlebihan mengkonsumsi makanan dan minuman asam atau mengandung soda.
Menurut drg. Selvia adalah Dental Fitness, suatu program kesehatan gigi dan mulut yang bertujuan untuk membina dan meningkatkan kesehatan gigi maupun mulut prajurit satuan operasi, terutama yang bertugas di daerah terpencil. Sehingga tercapai suatu kondisi kesehatan gigi yang optimal, dan siap mendukung tugas pokok TNI AL.
“Maka program dental fitness itu penting diketahui dan dilaksanakan oleh setiap prajurit, meliputi program pemeriksaan, penyuluhan dan pengobatan,” ujar drg. Selvia.
Sementara itu Kolonel Laut (K/W) drg. Sri Wahyuni, MARS, Kadep Kedokteran Gigi Militer Ladokgi REM, pengambilan data Antemortem berlangsung hingga 17 September 2021.
Ia menambahkan bahwa Antemortem adalah data yang dibutuhkan dalam proses identifikasi sebelum korban meninggal.
Bisa didapat dari pihak keluarga, meliputi penampilan atau visum korban sebelum meninggal. Antemortem juga meliputi data primer yaitu sidik jari korban dan data pemeriksaan gigi.
“Data antermortem diraih memenuhi keakuratan, misalnya kelengkapan data, kejelasan data dan kriteria yang sama.Maka dari itu kita wajib memiliki dokumen untuk membantu pengumpulan data ante mortem. Salah satunya sangat simple yakni Tersenyum yang bisa menunjukan struktur gigi depan,” tandas drg. Sri Wahyuni.
Pada bagian lain, dukungan terhadap upaya Ladokgi REM melakukan pengumpulan data Antemortem lewat pemeriksaan gigi ini, datang dari Pangkoarmada II Laksda TNI Dr. Iwan Isnurwanto
Menurut orang nomor satu di Koarmada ini, langkah preventif tersebut amat membantu Tim DVI dalam mengidentifikasi korban jika terjadi kecelakaan massal yang menimpa prajurit TNI AL.
(Pen/jrg)