Oleh: Fiam Mustamin
MARI Kita mendalami pesan dalam Lontara leluhur kita :
Yassiseddingi/ Bugis, Abbulo Sibatang, Accera Sitongka Tongka/ Makassar, Sirondo Rondoi Nasibali Parri/ Mandar dan Mesa Kada Niputuo Pantang Kada Nipomate/ Toraja.
Tumbuh Bersama Dalam Kebersamaan adalah tage line dari surat kabar harian Fajar yang diciptakan okeh HM. Alwi Hamu, pendirinya. Media ini punya pengaruh besar di Kawasan Timur Indonesia.
Berperan untuk membudayakan perilaku berbisnis secara populis kerakyatan bukan dengan cara kapitalis yang semata untuk kepentingan pemodal.
Makna inti dari kata kata pesan leluhur itu adalah ; kebersamaan/ kesatuan dalam menegakkaharkat dan nartabat, rasa kepedulian sosial yang tersimpul dalam Siri na Pesse/Pacce.
Pesan leluhur/to matoa riolo dari sub etnis Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja bukan hanya menjadi bacaan retorika, tapi diwujudkan dalam tindakan dan perbuatan.
Seperti misalnya budaya kepemimpinan di Luwu dan Bone, aja naitai bati naparenta To LuwuE na To BoneE/sungguh luar biasa diperintah oleh orang Luwu dan Bone.
Demokrasi di Wajo terkenal dengan Ade emmi napo puang/ hukum yang dipertuan yang berkuasa. Wajo juga dikenal dengan budaya perniagaan yang melahirkan orang kaya/ to sugi.
Lalu di Gowa dan Toratea sub etnis Makassar memiliki keberanian dan kecakapan ahli perang di laut, hukum pelayaran dan bahasa dunia.
Di Mandar dikenal sebagai pelaut ulung, Nenek Moyangku Pelaut.
Kemudian di Soppeng, Barru dan Sidrap selain dikenal dengan kelahiran To Acca/ cendekiawan juga mewarisi kearifan pertanian/ bercocok tanam.
Aktualisasi Kehidupan Saat Kini
BAGAIMANA Mengaktualisasikan kearifan yang disebutkan dengan kehidupan masa kini.
Dengan menyebut warisan budaya leluhur itu, mestinya Sumber Daya Manusia 4 sub etnis itu hadir sebagai SDM unggulan dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
Tak diragukan muncul SDM unggul secara individual di bidang professional. Tapi kita tidak melihat tumbuhnya secara massif lahirnya enterprenuer/ to sugi pribumi, mengapa ?
Perlu pengkajian budaya secara seksama, apakah kita ini sulit bersinergi/ bekersama yang saling mempercayai antara sesama untuk tumbuh dan maju bersama.
Atau ada obsessi budaya superioriti tidak mau terungguli oleh orang lain, sekalipun itu dalam satu komunitas kekerabatan.
Upaya untuk menciptakan regenerasi Pelaku Usaha baru sudah dirintis sejak tahun 1991 dengan Pertemuan Saudagar Bugis Makassar se Nusantara.
Forum itu kemudian diarahkan jadi ajang silaturahmi halal bihalal pulang kampung, temu kangen kangenan, agenda bisnis tak mengikat.
Beranda Inspirasi Ciliwung, 2 Sept 2021
Fiam Mustamin adalah Pembina Redaksi Gurindam.id berdomisili di Jakarta