GURINDAM.ID- Berita terkini viral datang dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Dimana Warga di Kabupaten Sikka, keracunan ikan buntal (puffer fish), Minggu (27/6/2021) sore.
Diperoleh informasi, peristiwa keracunan massal ikan buntal itu berawal ketika seorang nelayan, Klementinus Oskar pergi melaut, pada Sabtu (26/6/2021) malam.
Klementinus berhasil mendapatkan banyak ikan, termasuk seekor ikan buntal. Ikan tersebut kemudian dibersihkan dan dimasukkan ke dalam kulkas.Tiga diantaranya meninggal dunia, sementara tujuh masih dirawat dalam keadaan kritis. Kejadian ini tentu membuat kamu bertanya-tanya, apakah sebenarnya ikan buntal? Apakah ikan ini bisa dikonsumsi manusia?
Dilansir dari web Aladokter menerangkan bahwa Salah satu fakta ikan buntal yang paling dikenal adalah beracun. Bahkan, jenis ikan yang juga disebut ikan fugu ini tergolong ke dalam salah satu jenis racun alami yang paling mematikan di dunia. Tidak hanya itu, masih banyak fakta seputar ikan buntal lain yang perlu Anda ketahui.
Ikan buntal (pufferfish) sering kali digunakan sebagai bahan makanan dalam masakan Jepang, seperti sushi atau sashimi. Namun, karena kandungan racun tetrodotoksin di dalamnya, tidak semua orang bisa mengolah ikan unik ini menjadi hidangan yang lezat.
Fakta-Fakta Seputar Ikan Buntal
Jika ingin mengolah atau mengonsumsi ikan buntal, Anda dianjurkan untuk memperhatikan terlebih dahulu fakta ikan buntal berikut ini:
Racun tetrodotoksin yang terdapat di dalam ikan buntal merupakan racun yang dapat menyerang sistem saraf dan sangat mematikan. Racun ini bahkan lebih mematikan dibandingkan sianida. Mengonsumsi sekitar 1–2 miligram racun tetrodotoksin murni saja sudah dapat membuat nyawa melayang.
Di Jepang sendiri, diperkirakan setidaknya ada sekitar 5–10 kasus keracunan ikan buntal setiap tahunnya. Meski terkesan sedikit, sebagian orang yang mengalami keracunan setelah mengonsumsi ikan buntal tersebut tidak dapat diselamatkan.
Racun tetrodotoksin tersimpan di dalam hati, kelenjar kelamin, kulit, dan usus ikan buntal. Agar ikan buntal aman dikonsumsi, berbagai organ tersebut harus dibuang secara hati-hati dengan teknik khusus agar daging ikan tidak terkontaminasi racun tersebut.
Oleh karena itu, ikan buntal umumnya tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi di rumah dan hanya boleh disajikan di restoran yang secara khusus menyajikan menu ikan buntal.
Racun tetrodotoksin tidak akan hilang walau ikan buntal dimasak atau dibekukan. Jika tidak diolah dengan benar, racun dari organ tubuh ikan buntal bisa menyebar dan terserap ke dalam dagingnya.
Inilah sebabnya diperlukan koki atau ahli masak terlatih untuk membersihkan dan mengolah ikan buntal menjadi hidangan yang aman dikonsumsi.
Gejala Keracunan Ikan Buntal
Saat seseorang mengalami keracunan ikan buntal, ada 4 tahapan gejala yang bisa dialami, yaitu:
Tahap 1
Gejala keracunan ikan buntal tahap 1 adalah area di sekitar mulut terasa kebas atau mati rasa. Gejala ini dapat disertai dengan gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, sakit perut, dan diare. Gejala ini biasanya muncul 10–45 menit setelah mengonsumsi ikan buntal.
Tahap 2
Gejala keracunan selanjutnya adalah mati rasa di bagian wajah, tidak jelas saat berbicara atau cadel, kehilangan keseimbangan, dan tubuh terasa lemah atau tidak bisa bergerak.
Tahap 3
Pada tahap keracunan ini, tubuh akan menjadi lumpuh atau tidak bisa digerakkan sama sekali, tidak bisa bicara, gagal napas, dan pupil mata membesar.
Tahap 4
Tahap terakhir dari gejala keracunan ikan buntal adalah gagal napas parah, kadar oksigen di dalam tubuh berkurang (hipoksia), jatung berdetak lebih lambat dari biasanya (bradikardia), penurunan tekanan darah (hipotensi), gangguan irama jantung, dan penurunan kesadaran.
Gejala keracunan ikan buntal bisa muncul dalam hitungan 20 menit hingga 3 jam setelah racun ikan buntal masuk ke dalam tubuh. Dalam beberapa kasus, gejala keracunan bahkan baru muncul setelah 20 jam mengonsumsi ikan buntal.
Jika tidak mendapatkan penanganan secepatnya, orang yang mengalami keracunan makanan akibat tetrodotoksin dari ikan buntal bisa mengalami kematian dalam jangka waktu sekitar 4–6 jam setelah mengonsumsi ikan buntal.
Mengatasi Keracunan Ikan Buntal
Hingga saat ini, belum ditemukan obat untuk mengatasi keracunan tetrodotoksin akibat konsumsi ikan buntal. Namun, orang yang mengalami keracunan ikan buntal harus segera mendapatkan pertolongan medis di rumah sakit.
Di rumah sakit, dokter akan memberikan penanganan sebagai berikut kepada pasien yang mengalami keracunan ikan buntal:
Jika Anda atau kerabat Anda mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi ikan buntal, segera pergi ke umah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat dari dokter.
Semakin cepat penanganan dilakukan, semakin besar pula peluangnya untuk sembuh.