Bakamla RI Gelar MSDE Ke-10 Bersama 36 Negara sahabat

GURINDAM.ID- Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI), Australian Border Force (ABF) dan Maritime Border Command (MBC) berhasil mengumpulkan perwakilan dari 36 negara sahabat

kegiatan The 10th Maritime Security Desktop Exercise (MSDE). Kegiatan secara resmi dibuka pada Selasa (15/6/21) di Jakarta.

Menanggapi kondisi pandemi Covid-19, kegiatan 10th Maritime Security Desktop Exercise (MSDE) diselengarakan secara luring dan daring, tidak tanggung-tanggung kegiatan ini diikuti oleh 36 negara perwakilan anggota HACGAM (Pertemuan Kepala Badan Penjaga Pantai Asia) dan IORA (Asosiasi Lingkar Samudra Hindia).

Negara peserta adalah Indonesia, Australia, Bahrain, Bangladesh, Brunei, Kamboja, Cina, Komoro, India, Iran, Jepang, Kenya, Laos, Madagaskar, Malaysia,

Maladewa, Mauritius, Mozambik, Oman, Pakistan, Papua Nugini, Filipina, Seychelles, Singapura, Somalia, Afrika Selatan, Korea Selatan, Sri Lanka, Tanzania, Thailand, Timor-Leste, Turki, Uni Emirat Arab, Vietnam, dan Yaman.

Selama 4 hari berkegiatan, MSDE kali ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan aparat keamanan maritim regional dalam memerangi berbagai insiden keamanan maritim sesuai dengan hukum internasional yang berlaku.

Dalam sambutan Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Aan Kurnia, dibacakan oleh Deputi Kebijakan dan Strategi Bakamla RI Laksda Bakamla Tatit E. Witjaksono menyampaikan adanya beberapa ancaman keamanan dan keselamatan laut bagi negara-negara di kawasan. Seiring dengan meningkatnya volume perdagangan dan ketergantungan negara-negara terhadap sumber daya laut, meningkat pula permasalahan di perairan regional.

“ Hal ini perlu menjadi perhatian bagi kita semua negara pantai di kawasan dan diperlukan kerja sama yang komprehensif antar negara,” ucap Laksda Bakamla Tatit.

Commander MBC RADM Mark Hill secara resmi membuka kegiatan MSDE Selasa silam (15/6) melalui daring langsung dari Canberra, Australia.

“Kegiatan ini diharapkan dapat berkontribusi bagi tujuan kami untuk mengumpulkan seluruh aparat operasional negara anggota HACGAM dan IORA dari berbagai level,” ungkap RADM Mark Hill.

Mark Hil mengatakan, Para peserta tidak hanya berkesempatan untuk berdiskusi dan berpartisipasi dalam skenario-skenario keamanan maritim secara teori maupun praktik.

“tetapi juga dapat membangun hubungan profesional dengan sejumlah rekan yang sepemikiran, baik dari wilayah sekitar maupun dari wilayah lainnya,” lanjutnya.

Dalam skenario yang dibahas pada MSDE kali ini, juga akan disesuaikan dengan keadaan pandemi saat ini.

Tidak hanya fokus pada faktor keamanan dan keselamatan laut dalam segi hukum atau peraturan yang berlaku, tindak operasi juga akan disesuaikan dengan tindakan preventif terhadap Covid-19.

Dalam pelaksanaannya, para peserta akan dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk mengoptimalkan pemahaman materi yang diberikan, metode latihan, presentasi dari peserta dan diskusi dalam memecahkan permasalahan juga dilakukan.

Bertindak sebagai fasilitator akan diakomodir oleh Indonesia dan Australia yaitu Direktur Australian National Centre for Ocean Resources and Security (ANCORS) University of Wollongong,

Australia Prof. Stuart Kaye, Wakil Dekan Fakultas Hukum Universitas Padjajaran, Indonesia Gusman Catur Siswandi, dan Kepala Subdirektorat Hukum dan Perundang-undangan Internasional Bakamla, COL. Hudiansyah Is Nursal.

Bakamla RI bersama Pemerintah Australia dalam hal ini MBC dan ABF telah mengambil inisiatif untuk meningkatkan pemahaman regional terhadap penerapan hukum maritim internasional, salah satu implementasinya melalui pelaksanaan kegiatan Maritime Security Desktop Exercise (MSDE) yang telah dilaksanakan sejak tahun 2009.

Setelah Sembilan kali dilaksanakan terdapat peningkatan pemahaman tentang hukum laut internasional secara regional dan aktivitas penegakan hukum dilaut yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Hal ini juga dibuktikan dengan dijalinnya kerja sama yang kuat antar penegak hukum di laut di kawasan. (Hms/jrg)