GURINDAM.ID – Sehari Jelang Idil Fitri 1442 H secara Beruntun Militer Israel menggempur Gaza, Palestina, Puluhan warga Palestina tewas dalam serangan itu.
Hingga Rabu (12/5/2021), tercatat ada 35 orang warga Palestina meninggal dunia. 10 di antaranya anak-anak.
Dilansir dari Aljazeera, Rabu (12/5), tembakan roket Israel ini terjadi setelah militan Palestina Hamas, yang menguasai Gaza, mengultimatum Israel untuk mundur dari kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem Timur.
Sebagai informasi, Israel menduduki Kompleks Masjid Al-Aqsa setelah melakukan aksi kekerasan terhadap warga sipil Palestina di wilayah tersebut.
Polisi Israel menyerbu kompleks tersebut pada hari Senin (10/5) waktu setempat.
Selama 3 hari berturut-turut, mereka menembakkan peluru baja berlapis karet, granat kejut dan gas air mata ke jemaah Palestina yang berada di dalam masjid pada hari-hari terakhir bulan suci Ramadhan.
Lebih dari 700 warga Palestina terluka di Yerusalem dan di seluruh Tepi Barat yang diduduki dalam beberapa hari terakhir.
Aksi brutal Israel itu memicu ultimatum dari Hamas. Hamas pun menembakkan ratusan roket ke Israel yang kemudian direspons Israel dengan gempuran udara yang kemudian menewaskan sedikitnya 20 orang di Gaza.
Dalam serangan Hamas itu, Israel mengklaim Iron Dome miliknya berhasil mencegat ratusan roket yang ditembakkan militan Palestina itu. Iron Dome adalah sistem pertahanan udara Israel.
Kerusuhan juga meletus di seluruh Israel pada Selasa (11/5) hingga Rabu untuk mendukung hak-hak Palestina. Protes terjadi di Kota Rahat yang didominasi suku Badui di Israel selatan, serta di Qalansawe, sebuah kota yang didominasi Arab Israel di Israel tengah.
Pada serangan terbaru yang diluncurkan Israel, seorang perempuan yang tengah hamil empat bulan, dan putranya yang berusia lima tahun, dilaporkan tewas.
Mereka tewas setelah serangan udara Israel menyerang rumah mereka di Tel al-Hawa, sebuah lingkungan di bagian selatan Gaza.
Kematian wanita itu, yang diidentifikasi sebagai Reem, dan putranya, Zaid, dilaporkan di media sosial oleh saudara laki-lakinya, Ahmed Saad.
Sementara ini, total ada 35 warga Palestina telah tewas di Gaza dalam serangan terbaru Israel. Israel mengatakan serangan ke Gaza tersebut sebagai tanggapan atas roket yang ditembakkan oleh Hamas ke Israel.
Kisah kengerian serangan udara Israel ke Gaza kembali diungkap warga Palestina. Moath Baroud (26) mengaku was-was hingga sahur lantaran takut serangan kembali terjadi.
Dilansir The Washington Post, Rabu (12/5/2021), Baroud mengungkapkan, malam itu ia baru saja selesai berbicara dengan tunangannya di telepon sebelum tertidur. Tak lama kemudian, ledakan gedung 7 lantai tempatnya tinggal.
Ledakan itu, kata Baroud, sangat memekakkan telinga. Baroud mengaku saat itu tak bisa mendengar suaranya sendiri akibat ledakan tersebut.
Baroud menduga, serangan udara Israel itu mungkin menargetkan seorang aktivis Hamas yang tinggal di lantai paling atas. Dia mengatakan, seorang wanita dan putranya yang tinggal di lantai bawah bahkan tewas akibat serangan udara Israel itu.
Baroud mengatakan, malam itu menjadi malam yang sulit baginya dan keluarganya. Dia bahkan harus begadang semalaman di hari Ramadhan itu. Keluarganya pun harus mengungsi ke rumah sang paman agar lebih aman.
“Itu adalah malam yang sulit. Saya begadang semalaman sampai waktu sahur, sebelum puasa seharian. Seluruh keluarga saya pindah ke rumah paman saya, dan saya tidur di pagi hari di sana,” tutur Baroud.
PBB Minta Israel Tahan Diri
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa kekerasan yang meningkat antara Israel dan Palestina harus segera dihentikan.
PBB mendesak pasukan keamanan Israel menahan diri.
“Pasukan keamanan Israel harus menahan diri secara maksimal dan menyesuaikan penggunaan kekuatan mereka,” kata Guterres dalam sebuah pernyataan seperti dilansir AFP, Rabu (12/5/2021).
“Peluncuran roket dan mortir tanpa pandang bulu ke pusat-pusat populasi Israel tidak dapat diterima,” tambahnya.
Pasukan Israel dan Palestina terlibat baku tembak pada Selasa (11/5) yang menewaskan sedikitnya 30 orang, dalam peningkatan ketegangan yang dipicu oleh kerusuhan di Yerusalem.
“Perserikatan Bangsa-Bangsa sedang bekerja dengan semua pihak terkait untuk segera meredakan situasi,” kata Guterres. (JRG)
Sumber: DetikNews