GURINDAM.ID- Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengapresiasi program-program Gubernur H Ansar Ahmad. Ia melihat Gubernur Ansar sebagai salah satu kepala daerah yang memiliki visi dan roadmap, serta apa yang akan dikerjakannya itu jelas.
“Beliau tidak ingin mereka (Pekerja Migran Indonesia) dilepas kemudian pulang ke daerah asalnya dan kemudian meledak di sana kasusnya. Untuk protokolnya sudah bagus, cuma perlu penambahan nakes di tempat karantina. Juga perlu dukungan Pemerintah Pusat terutama masalah pembiayaan. Minggu ini akan saya bawa permasalahan ini dalam rapat kabinet,” kata Menteri Tito di PT. Bintan Alumina Indonesia (BAI), Kabupaten Bintan, Ahad (9/5).
Memang dalam kunjungan ke Kepri ini, Mendagri Tito mendapat laporan Gubernur Ansar tentang Covid-19 di Kepri terutama masalah Pekerja Migran Indonesia (PMI). Karena pintu masuk kepulangan mereka dari Semenanjung Malaysia yang terbuka satu-satunya lewat Batam, ini merupakan beban berat bagi Kepri. Apalagi ternyata cukup banyak diantara PMI tersebut yang positif Covid-19.
Menteri Tito didampingi Gubernur Ansar meninjau investasi di PT. BAI setelah sehari sebelumnya meninjau pintu masuk kepulangan PMI di Batam dan hari ini mengunjungi beberapa spot pariwisata di Kawasan Lagoi untuk melihat persiapan pembukaan travel bubble.
Menurut Menteri Tito, di Kepri meskipun ada tren kenaikan kasus positif tapi relatif masih bisa terkendali. Kunci utamanya adalah kekompakan.
“Saya melihat kekompakan Forkopimda tingkat Provinsi di Kepri ini baik sekali. Hubungan Pak Gubernur Ansar dengan Bupati dan Walikota se-Kepri pun juga bagus. Hubungan para pemimpin kalau sudah bagus, akan memudahkan dalam menangani masalah. Walaupun perkembangan Covid-19 di Kepri masih relatif under control, disamping atensi khusus terhadap kepulangan PMI, saya harap warga lokal tetap waspada dan tidak lengah. Terutama dari klaster-klaster baik dari kegiatan ekonomi, maupun kegiatan keagamaan, bukan masalah keagamaannya, tetapi masalah protokol kesehatannya,” ujar Menteri Tito.
Mengenai permasalahan ekonomi, Menteri Tito menyampaikan yang paling terdampak adalah pelaku pariwisata, terutama yang mengandalkan wisatawan mancanegara seperti Bali, Lombok, Bintan dan termasuk Batam. Turis domestik, kalau mau berkunjung ke Bintan dan Batam, menurutnya sekaranglah saatnya yang tepat. Karena saat ini betul-betul nyaman, banyak sekali pilihan aktivitas yang dapat dijalankan.
“Saya berharap travel bubble yang dicanangkan segera terealisasi. Yang paling memungkinkan saat ini adalah Lagoi dengan Singapura. Tapi sangat tergantung dari yang pertama kita harus memastikan zero transmission di wilayah Lagoi, yang kedua kita juga harus memperhatikan situasi Singapura, kalau disana zero transmission juga mungkin mereka mau mengirimkan warganya kemari,” tuturnya.
Kemudian Menteri Tito berbicara tentang investasi di Kepri. Dengan adanya investasi seperti di BAI ini ia mengakui hal ini sangat luar biasa. Ia berpesan PT. BAI dapat mengambil model seperti investasi yang ada di Morowali yang pertumbuhan ekonominya bisa mencapai 39,5 persen. Sampai saat ini di Indonesia hanya 3 Provinsi yang tetap berada di angka positif di masa pandemi ini yaitu Sulawesi Tengah, Maluku Utara, dan Papua.
“Tadi saya berpesan kepada manajemen PT. BAI, yang pertama memperhatikan masalah lingkungan, karena mindset Pemerintah Pusat sekarang adalah green industry. Kemudian saya minta untuk memberdayakan masyarakat, jadikan warga lokal prioritas utama sebagai pekerja disini, sehingga investasi disini bisa dijadikan model investasi untuk daerah lain,” tutup Menteri Tito. (Hms/jrg)