PT.GURINDAM MEDIA KEPRI- Mencerdaskan & Memuliakan

Setelah 72 Jam Hilang KRI Nanggala 402 Masih Dalam Kotak Pandora

Mencerdaskan & Memuliakan - April 23, 2021
Setelah 72 Jam Hilang KRI Nanggala 402 Masih Dalam Kotak Pandora
Awak Kapal KRI Nanggala 402 Gugur - (Mencerdaskan & Memuliakan)
RajaBackLink.com
Editor admin

GURINDAM.ID- Kapal selam milik Indonesia, KRI Nanggala-402, dilaporkan hilang kontak pada Rabu (22/4/2021).

Kabar hilang kontaknya kapal selam ini dikonfirmasi oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

“Baru izin menyelam, setelah diberi clearance, langsung hilang kontak,” kata Hadi, Rabu.

Menurut dia, kapal buatan Jerman itu diperkirakan hilang di perairan sekitar 60 mil atau sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali, sekitar pukul 03.00 waktu setempat.

Padahal cadangan oksigen di kapal selam yang hilang kontak di perairan utara Bali sejak Rabu (21/4/2021) pukul 03.00 WIB hanya bertahan 72 jam.

Hal tersebut disampaikan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono. “Apabla kondisi black out mampu 72 jam, kurang lebih 3 hari. Jadi saat kemarin hilang kontak jam 3, bisa sampai hari Sabtu jam 3, sehingga 72 jam. Mudah-mudahan segera ditemukan sehingga cadangan oksigen masih ada,” ujar Yudo saat konferensi pers, Kamis.

Sarasehan kebangsaan

Sebelumnya, pada awal 2018, Harry kemudian bertugas sebagai Komandan Lanal Ranai di Natuna. Selama bertugas di Natuna Sosok Kolonel sangat dekat dengan jurnalist itu pernah mengisi Kegiatan Sarasehan dialog Kebangsaan ditajak Riky Rinovsky seorang Wartawan Perbatasan 1 dari 53 orang ikut ke dalam kapal selam Nanggala-402

Mengutip tulisan menarik meresap kerelung hati dari DR.dr.Hisnindarsyah S.E. M.Kes.M.H.C.FEM, yang disalin ulang Gurindam.id, Sabtu, (24/4/2021).

Dengan judul Nanggala, perjuanganmu belum berakhir, teruskan! 

Detik jarum terus berjalan. Bergerak tak terhentikan. Tigapuluh delapan jam telah berlalu. Dari tujuh puluh dua jam waktu yang tersedia untukmu , bertahan. Namun belum juga terdengar kabar, keberadaan dirimu. Sejak tanda awal sekaligus akhir kau bunyikan. Pada tanggal 21 April 2021 pukul 03.00 WIB. Dini hari itu. Awal tragedi keberanian dan kepahlawanan.

Begitu beraneka spekulasi tersiar. Pada sore di hari yang sama, ada yang mengabarkan: kapal telah ditemukan. Banyak orang bersyukur dan lega. Termasuk diriku dan kami semua.

 

Karena bayangan yang dialami ke-53 ABK Nanggala, terus terlintas dipikiran pimpinan dan seluruh bangsa. Terutama soal keselamatan.

Mengapa? Karena tentang kapal hilang atau tenggelam, hanya persoalan.material. Masih bisa diproduksi lagi. Sedangkan nyawa dan jiwa manusia, tak bisa dibeli. Sehingga safety menjadi inti operasi ini.

Baca Juga  Imam Shamsi Ali: Justice for all, NOT for some!

Ternyata informasi tersebut kurang tepat. Yang ditemukan baru sebatas koordinat posisi kapal. Itupun belum pasti. Hanya itu. Lalu balik lagi pada pertanyaan, bagaimana nasib awaknya?

Kemarin, tanggal 22 April, pukul 09.55, ada berita: Puspen TNI belum dapat memastikan penemuan (lokasi) KRI Nanggala nomor lambung 402. Artinya, berita ini mementahkan kabar sebelumnya. Posisi kapal masih berada dalam kotak pandora.

Misteri dalam keprihatinan dan sunyi. Kemudian tersiar kabar, Panglima TNI mengijinkan kapal penyelamat dari Singapura dan Australia membantu. Untuk menemukan lokasi kapal. Artinya sampai kini, lokasi Nanggala masih belum diketahui. Hanya kubangan solar yang muncul dipermukaan sebagai penanda. Entah karena apa? Entah tujuannya apa?

Lagi lagi, Nanggala masih dalam kotak pandora.

Membaca dari pengalaman sebelumnya, aku tidak bisa menghilangkan kecemasanku Sejak berita lost contact 402, ada rasa sesak dalam dadaku.

Berdasarkan sejarah di masa lalu, jika ada kapal selam hilang , dengan berat hati aku katakan, selalu berakhir dengan duka.

Tanpa bermaksud menghilangkan optimisme dan semangat untuk berusaha. Disertai keyakinan bahwa tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan. Manakala Alloh Subhanahuwataala berkehendak ” Kun Fayakun”. Mukjizat pun terjadilah.

Namun bagi Nanggala 402, sementara hal itu masih perlu diikhtiarkan. Sabar wahai hati.

Kisah tenggelamnya kapal selam memang bukan hal yang baru. Aku mencoba membuka beberapa catatan.

Kecelakaan kapal selam pertama dialami oleh Angkatan Laut Argentina : Kapal Selam San Juan. Tanggal 15 November 1917 pukul 07.30, Kapal San Juan mengalami masalah pada baterei lalu blackout. Akhirnya sulit dikendalikan dan lost contact. Hilang.

Kapal tersebut diduga berada di dekat palung laut. Berminggu-minggu pencaharian dilakukan. Namun tak juga ditemukan. Akhirnya, setahun kemudian, lokasi baru didapatkan.

Berkat info kapal selam Amerika. Dan Ke-44 awaknya gugur dengan keberanian dalam tugas.

Ada kisah lainnya. Kapal selam hilang justru terjadi tepat di depan ‘hidung’ kapal penyelamatnya. Kapal yang seharusnya, memang disediakan sebagai bantuan bila kondisi darurat muncul. Justru menjadi saksi mata hilangnya USS Thresher. Pada tanggal

Baca Juga  LPEI Peduli Salurkan Bantuan bagi Korban Erupsi Gunung Semeru

10 April 1963.

USS. Thresher (USS: United States Ship) adalah kapal selam bertenaga nuklir. Kapal masih “gres”, Baru dua tahun keluar galangan. Dan saat itu paling tercanggih di kelasnya.

Hari itu USS Thresher direncanakan melakukan tes penyelaman dalam, hingga mencapai 1.000 feet atau sekitar 305 m di bawah air. Lokasinya sekitar 350 km sebelah timur kota Boston, Massachusetts.

Dan Kapal ‘Buddy’nya, untuk status kedaruratan adalah USS Skylark. Kapal Selam dengan 129 ABK didampingi USS Skylark. Tugasnya bertindak sebagai kapal penyelamat, bila terjadi kedaruratan.

Setelah melalui prosedur ketat, USS Thresher pun mulai melakukan penyelaman.

Sesuai kesepakatan, setiap menyelam sedalam 100 feet (30 meter), USS Thresher akan memberi tanda pada Skylark. Semula semua berjalan lancar: 100-200-300 feet terlampaui.

Sampai akhirnya di kedalaman 900 feet( 274, 32 meter) , kapten kapal USS Thresher melaporkan ada masalah serius. Setelah itu mendadak laporan terputus. USS THRESER hilang kontak.

Angkatan Laut Amerika pun, langsung melakukan pencarian besar-besaran.

Hasilnya? Baru dua setengah bulan kemudian ( 25 Juni 1963), posisi kapal diketahui. Dalam keadaan luluh lantak.

Setelah dilakukan penyelaman disimpulkan, penyebab kecelakaan kapal selam itu karena ada pengelasan badan kapal yang tak sempurna. Dan dalam tekanan ribuan ton di kedalaman laut, retak sangat kecil dan kebocoran satu saja( seujung jarum) , dapat menjadi sumber petaka. Sederhananya mirip balon udara di dalam air, lalu ditusuk jarum. Dari mengembang, mendadak mengempis.

Perancis juga pernah mengalami kecelakaan kapal selam. Kapal Selam Surcouf membawa lebih banyak awak yaitu 130 orang. Dan hilang di tanggal 18-19 Februari 1942.

Dan yang paling legendaris adalah kapal selam Kursk (kapal selam nuklir ) milik Rusia. Yang tenggelam beserta 118 ABK pada tahun 2000.

Bagaimana sesungguhnya cara menolong kapal selam yang mengalami kecelakaan? Seberapa besar tingkat kesulitannya?

Jawabanya: sangat ‘luarbiasa’ sulit.

Mengevakuasi dengan mengirim penyelam sangat beresiko dan berbahaya. Di kedalaman 100 meter saja, tak banyak penyelam yang mampu menahan kuatnya tekanan air. Apalagi, jika posisi kapal ternyata lebih dalam lagi dari 100 meter.

Baca Juga  Alois Wisnuhardana: Anomali Ekonomi Pandemi

Tehnis lain adalah dengan mengirim kapal selam lain untuk menolong. Namanya submarine rescue: kapal selam penyelamat. Kapal penyelamat itu akan menempelkan badannya ke kapal yang tenggelam. Lalu memindahkan ABK nya melalui pintu yang tekanannya diatur dengan tekanan udara normal.

Namun ini juga sangat sulit dan sangat berisiko. Pertama, kapal penolong berupa kapal selam kecil atau kapal selam rescue bisa dikirimkan. Namun harus tahu pasti dimana posisi awak yang akan ditolong.

Mengetahui posisi pintu darurat. Dan menepatkan pintu evakuasi dengan pintu daruratnya.

Kedua, arus di laut dalam sangat kuat. Sehingga dapat membenturkan kapal yang satu dengan yang lain. Sehingga berpotensi merusak kapal selam rescue.

Ketiga, pertolongan pun harus dilakukan dengan cepat. Karena persediaan oksigen sangat terbatas.

Ada yang bertanya, mengapa ABK tak keluar kapal saja? Jawabannya: itu mungkin saja dilakukan. Namanya metode’ Escape’: keluar melalui toning kapal. Tapi ini masih dimungkinkan jika posisi kapal selam di kedalaman 100 meter.

Namun jika posisi kapal selam lebih dari 100 meter, maka tiindakan ini tentunya sangat berbahaya dan beresiko. Karena tekanan lingkungan bawah air, sangat tinggi.

Akibatnya, resiko dekompresi menjadi sangat besar. Selain itu, apakah ada peralatan penyelaman dalam kondisi darurat ? Bagaimana kalau ada di tempat lain dan lokasi itu kini tak bisa dimasuki: terisolasi?

Sungguh, ini bukan.persoalan ringan. Aku takkan lagi melanjutkan bahasan ini. Masih ada beban sangat berat menyesakkan dada. Namun doa kulangitkan dari hati penuh kesungguhan, disertai harapan adanya keajaiban Tuhan.

Sehingga atas ijin Alloh Subhanahuwataala, semua awak Nanggala 402 selamat.

Sungguh, rasa hormat sesama prajurit kuwujudkan dengan menyatakan, bahwa menjadi awak kapal selam adalah kebanggaan. Karena hanya prajurit pilihan yang tangguh, kuat dan hebat saja, yang dapat terpilih sebagai awak kapal selam TNI AL.

Sesuai motto: Tabah Sampai Akhir, menunjukkan bahwa mereka adalah kumpulan para pemberani yang mampu melakukan hal hal yang luar biasa.

Dan mereka semua pasti melakukan yang terbaik demi tegaknya kehormatan NKRI.

Doa dan hormatku untuk seluruh ABK Nanggala 402. ABK yang hebat!.

Alloh Taala pasti akan menerima pengabdian terbaikmu. TABAH SAMPAI AKHIR.

Allohumma Sholli wassallim ‘Ala Sayyidina Muhammad.

MARI TERUS KITA PERKUAT DOA UNTUK ABK NANGGALA 402 YANG GAGAH BERANI.

AL FATIHAH.

Menjelang sahur, 11 Ramadhan 1442H/ 23 April 2021

Hisnindarsyah- dokterGeJe

#prayfornanggala402

 

 

 

Click Bener Subscribe youtube Gurindam.id

Tinggalkan Komentar

LIKE FANPAGE

Our Visitor

136971
Users Last 30 days : 2924
Users This Month : 2055
Views This Year : 25032
Who's Online : 1
Your IP Address : 198.251.84.7
Server Time : 2024-04-20
Baca Informasi Berita Aktual Dari Sumber terpercaya