GURINDAM.ID – Selama beberapa bulan terakhir mungkin kita memang sedang disibukkan dengan penanganan dan pencegahan pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia, tetapi kita tidak boleh lupa bahwa kelestarian dan kesehatan lingkungan juga perlu dijaga.
Untuk itulah pada momen Hari Maritim Nasional yang jatuh pada tanggal 23 September kemarin, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan Webinar : Restorasi Ekosistem Terumbu Karang-ICRG (Indonesia Coral Reef Garden).
“Sebagai bangsa Maritim, saya kira Indonesia diberi anugerah oleh Tuhan YME dengan menjadi pusat keanekaragaman hayati laut dunia. Yaitu jantung segitiga terumbu karang atau “Coral Triangle Region” dengan lebih dari 569 jenis karang, dan jadi yang paling luas di dunia,” tulis Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. disalin Gurindam.id, Rabu, (30/12/2020).
Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, menurut kajian dari LIPI yang saya baca, lebih dari 36% dari terumbu karang yang ada di Indonesia mengalami kerusakan karena pencemaran laut, aktivitas perikanan yang tidak bersahabat, hingga pemanasan global yang menyebabkan “coral bleaching”.
Sejak tahun 2018 lalu, pemerintah Indonesia sudah punya inisiatif untuk membentuk pusat restorasi ekosistem terumbu karang dengan nama ICRG demi memperbaiki ekosistem laut.
Program ini saya awali bersama dengan Managing Director IMF saat itu, Ibu Christine Lagarde pada momen Pertemuan Tahunan IMF-World Bank di Bali.
Pengembangan ICRG ini kami lakukan secara komprehensif dan multi-disiplin ilmu, baik di darat maupun di perairan Nusa Dua.
Dan di tanggal 19 Agustus lalu, saya juga berkesempatan mengikuti kegiatan YOUTH VOICE : Coral Reef Restoration di kawasan ICRG Nusa Dua, Bali.
Program digagas oleh anak-anak muda yang hebat dan penuh semangat dalam memperbaiki terumbu karang di kawasan Nusa Dua.
Karena alasan tersebutlah, pertemuan yang saya hadiri hari ini bersama para pakar di bidang restorasi terumbu karang dari Amerika Serikat dan jajaran Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi,
adalah untuk bersama-sama mencari solusi untuk rehabilitas terumbu karang secara tepat dan cepat sehingga ekosistemnya bisa pulih kembali.
Saya berharap metode dan pengalaman dari para pakar bisa diduplikasi untuk program restorasi terumbu karang di Indonesia.
Tidak hanya itu, di masa pandemi COVID-19 saya dan kita semua tahu bahwa tidak hanya kesehatan kita yang terancam, tetapi juga perekonomian kita semua.
Maka dari itu, sebagai bagian dari tim Pemulihan Ekonomi Nasional, saya melihat ada peluang untuk memperbaiki ekonomi masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
Khususnya mereka yang tinggal di daerah pesisir pantai lewat padat karya restorasi terumbu karang yang akan dipusatkan di Nusa Dua dan kawasan lainnya seperti Sanur, Serangan, Pantai Pandawa dan Buleleng.
Saya ingin lebih banyak lagi masyarakat sekitar yang terlibat merestorasi terumbu karang sehingga kegiatan ini akan menjadi kegiatan restorasi terbesar yang pernah ada di tanah air.
Sekaligus gerakan kembali perekonomian masyarakat sekitar yang sempat lesu karena terpukul pandemi.
Saya sampaikan keinginan saya agar semua metode/cara restorasi terumbu karang yang pernah ada, harus diterapkan dan dicoba di perairan Nusa Dua-Bali.
Disamping juga kita mencari terobosan dan inovasi metode baru lainnya sehingga Nusa Dua menjadi pusat restorasi terumbu karang di Indonesia.
Karenanya, saya mengundang pemerintah Amerika Serikat melalui USAID dan NOAA untuk bekerja sama mewujudkan ICRG Nusa Dua menjadi restorasi terumbu karang dunia.
Kegiatan restorasi ini saya rasa juga tak bisa lepas dari peran generasi muda Indonesia, saya begitu berharap kepada para generasi muda Indonesia untuk berpartisipasi dan peduli akan masa depan keanekaragaman hayati laut Indonesia.
Karena generasi muda adalah karakter yang penuh semangat akan ide-ide segar nan inovatif dengan antusiasme berupa rasa memiliki yang besar akan keanekaragaman hayati laut negerinya.
Terumbu karang, mangrove, dan ekosistem laut kita yang kaya ini perlu dikelola dengan baik agar keindahannya tetap terjaga sehingga tetap bisa dinikmati keindahannya oleh generasi penerus bangsa di masa-masa yang akan datang.
Karena itulah saya rasa kita semua perlu mengintegrasikan tenaga dan sumber daya lewat kolaborasi antar K/L terkait untuk mewujudkan keberlangsungan pelestarian keanekaragaman hayati laut Indonesia.
Saya mengajak Menteri KLHK Ibu Siti Nurbaya Bakar, dan secara khusus pula mengajak dua anggota tim baru saya yaitu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pak Sandiaga Uno, dan Menteri KKP Pak Sakti Wahyu Trenggono untuk bekerja bersama-sama secara terintegrasi untuk mengelola kekayaan alam ini secara berkelanjutan dengan kesejahteraan penduduk pesisir sebagai fokusnya.
Kita harus dukung mereka melindungi kekayaan alam di halaman depan mereka demi kesejahteraan masyarakat pesisir yang bersentuhan langsung dengan laut Indonesia.
Saya berharap kita bisa bersama-sama mengawal program seperti program Pemulihan Ekonomi Nasional Padat Karya Restorasi Terumbu Karang di Bali dan Program Rehabilitasi Mangrove 2021-2024.
Untuk memastikan implementasinya dilapangan secara transparan, akuntabel dan efektif demi terwujudnya konservasi dan rehabilitasi ekosistem laut Indonesia
sehingga kelak anak cucu kita bisa menikmati lestarinya keanekaragaman hayati laut Nusantara yang kaya ini. (Rds)