Jakarta, Gurindam.id – Kapolri Jenderal Polisi Drs. Idam Azis M.Si mengatakan, kasus narkoba saat ini sudah sangat memprihatinkan, salah satu kasus extra ordinary yang harus ditangani bersama. Hal itu disampaikan, Idham Azis kepada awak media termasuk GURINDAM.ID, usai acara pemusnahan Barang Bukti (BB) Narkoba hasil pengungkapan satuan tugas khusus Polri dan Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya., di Lapangan Mapolda Metro Jaya, pada Kamis (02/07/2020).
“Di Polri sendiri sudah tidak bisa kita tangani secara struktural sehingga saya bentuk Satgas Merah Putih. Satgas Merah Putih ini dulu dibentuk oleh Bapak Kapolri Tito Karnavian tanggal 26 Juli 2016 dan saya pada waktu itu saya dipercayakan sebagai Dansatgas karena memang kasus narkoba ini sudah lintas daerah bahkan sudah lintas negara sehingga diperlukan satu paspor untuk menanganinya secara komprehensif, tidak bisa bekerja sendiri,” tuturnya.
Jenderal Aziz mengatakan, hasil pembentukan Satgas Merah Putih itu telah membuahkan hasil. “Hasilnya bisa dilihat sekarang. Kedepan saya sudah bilang pada Bapak Kabareskrim sama Satgas harus bersama-sama, bersama teman-teman dari BNN, Bakamla, bahkan rekan- rekan dari Angkatan Laut, Bea Cukai harus bersama-sama. Tujuannya adalah agar Indonesia bebas dari narkoba,” tegasnya.
Menurut Mantan Kapolda Metro ini, disaat situasi negara dalam keadaan musibah pandemi seperti sekarang ini, betapa banyaknya uang yang dijadikan untuk membeli dan menghancurkan generasi bangsa. “Untuk itu saya sangat mengapresiasi kepada Bapak Kabareskrim, tim Satgas Merah Putih teruslah mengejar sehingga tudak ada tempat dan ruang untuk para bandar,” imbuhnya.
Kapolri kembali menegaskan, tindakan tegas sesuai SOP perlu dilakukan, lantaran Indonesia khususnya Jakarta bukan tempat transit atau tempat perdagangan narkoba. “Saya juga sangat mengapresiasi kepada Bapak Kapolda Metro Jaya yang betul-betul memberikan attensi dan perhatian,” katanya.
Kapolda Ucapkan HUT Bhayangkara
Sementara itu, bersempana HUT Bhayangkara-74 pada 2020, Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol, Nana Sudjana, dalam sambutannya pada kesempatan itu mengucapkan Dirgahayu Bhayangkara ke-74 semoga makin profesional, modern dan terpercaya (Promoter).
“Dipagi yang cerah ini merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan bagi kami yang tentunya menambah semangat dan motivasi kami untuk senantiasa meningkatkan kinerja dalam pelaksanaan tugas kedepan,” ujarnya Nana Sudjana.
Nana Sudjana bilang, kejahatan narkoba tergolong kejahatan yang luar biasa dan menjadi ancaman khususnya bagi generasi muda yang juga dapat menyerang segala sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Sejak awal kami pun di Polda Metro Jaya kami di percaya oleh Bapak Kapolri menjabat sebagai Kapolda. Kami mempunyai komitmen selalu mendekatkan kepada masyarakat bahwa Jakarta zero narkoba. Pada kesempatan ini kita bersama-sama akan melaksanakan kegiatan pemusnahan barang bakti narkoba yaitu hasil pengungkapan kurun waktu bulan Mei sampai Juni 2020,” terangnya.
Kapolda meminta, jajaran personil Polda Metro Jaya selalu memiliki komitmen bersama untuk memberantas narkoba demi menyelamatkan generasi muda kedepan. “Semoga Allah SWT memberikan perlindungan dan kekuatan kepada kita semua dalam mendharmakan hidup kita kepada masyarakat, bangsa dan negara,” urainya.
Amankan Tersangka dan Barang Bukti
Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Listyo Sigit
Prabowo secara rinci menyebutkan, selama kurun waktu 3 hingga 20 Juni 2020, Satgas Merah Putih berhasil mengungkap dan mengamankan tersangka 7 tersangka dengan 4 WNA dari Pakistan dan Iran serta 3 WNI, termasuk barang bukti berbagai jenis HP dan beberapa buku tabungan, paspor, sabu, ekstasi dan ganja.
Modus yang dilakukan jaringan internasional tersebut tambah Komjen Sigit adalah membuat suatu perusahaan dengan nama PT. AMS dimana perusahaan ini sengaja dibuat dengan jenis usaha impor buah kurma dan pinang. Ini sebagai salah satu mereka untuk melakukan pencucian uang.
“Tersangka yang berhasil diamankan WNI A dan H sebelumnya pernah ditahan di Lapas Kuningan. A yang sudah bebas masih aktif berkomunikasi dengan H untuk memasukkan jenis Sabu dari Timur Tengah melalui jalur laut. Dari kegiatan yang mereka lakukan tanggal 15 Januai 2020 A dan S dari Pakistan memesan Sabu sebanyak 140 bungkus masuk di 19 Januari 2020 dan berhasil diedarkan,”urainya.
Seperti diketahui awal Mei 2020 H, A dan Y kembali memesan narkotika jenis Sabu sebanyak
440 bungkus melalui Samudera Hindia dan berhasil diamankan. Dari 440 bungkus tersebut 63Â bungkus sudah terjual. “Tim melakukan pengejaran sehingga para tersangka H, A, Y, M, A, J,
berhasil diamankan.
Dari hasil pemeriksaan, hasil transaksi narkoba tersebut dibelikan kendaraan sepeda motor sebanyak 602 yang dikirim kembali ke Iran. Ini bagian dari upaya yang dilakukan untuk pencucian uang,”imbuhnya.
Total barang bukti yang akan dimusnahkan menurut Komjen Sigit adalah 1,2 ton Sabu. apabaila dikonsumsi rata-rata 0,2 gram ini dapat merusak 5 juta orang., ekstasi 35ribu butir dapat merusak 17.500 orang dan ganja 410 kg akan merusak 820 ribu orang. “Kita musnahkan narkoba tersebut kita sudah menyelamatkan 6.837.500 jiwa potensi generasi muda yang akan beresiko terdampak penggunaan narkoba,” tegasnya.
Kadiv Humas Mabes Polri Brigjen Pol Raden Prabowo Argo menambahkan, terdapat dua kelompok besar yang menjadi bandar narkoba internasional yaitu berasal dari Timur Tengah dan China. Mereka masuk dengan dua jalur berbeda yaitu Untuk Timur Tengah dari jalur Samudera dan wilayah pantai Barat Aceh kemudian masuk Selatan Pulau Jawa. Dari China melewati Myanmar, Birma lalu Selat Malaka terus jalur Utara.
Beberapa modus sebut Irjen Argo, telah mereka lakukan untuk menghindari upaya penangkapan oleh petugas. Misalnya, beberapa waktu lalu menggunakan modus ditempel di badan kemudian masuk melalui pesawat. Karena tertangkap dengan X Ray selanjutnya modus mereka rubah dengan menggunakan kargo pesawat, selanjutnya berubah lagi dengan menggunakan kargo kapal laut. Karena tertangkap oleh Bea Cukai, mereka kemudian berubah modusnya dengan menggunakan pertukaran barang diatas kapal yang dikenal ship to ship di laut internasional dan selanjutnya masuk ke wilayah perairan Indonesia.
“Dengan kerjasama yang cukup baik dengan rekan kepolisian internasional sehingga gerakan mereka bisa kita pantau,” urainya
Argo mengharapkan, seluruh warga masyarakat khususya wilayah pesisir untuk tidak mudah tergiur ataupun diajak untuk mendapatkan order kegiatan yang tidak diketahui kegiatannya.
“Tentunya hal ini perlu diinformasikan kepada masyarakat kemudian kita bisa jaga lebih ketat bersama-sama supaya tidak ada lagi jalur-jalur tikus yang kemudian menjadi jalur mereka,” tandasnya. (han)