Oleh: M. Saleh Mude
Jakarta, Gurindam.id – Dr. Ir. Mohammad Jafar Hafsah (MJH) adalah Ketua Dewan Pakar Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (BPP KKSS), salah satu inisiator Pertemuan Cendekiawan Bugis Makassar (PSBM) Pertama Tahun 2020, Ketua Steering Committee (Pengarah), dan Narasumber di Room Tiga, bertema “Aktualisasi Nilai-nilai Budaya Sulawesi Selatan dalam Membangun Paradaban Bangsa di Bidang Sosial, Politik, dan Ekonomi”.
Kemarin MJH tampil membawakan makalah, “Ketahanan Pangan” di hari kedua bersama Bapak Dr. Tanri Abeng, Rektor Tanri Abeng University dan Prof. Dr. Armin Arsyad, Dekan Fisip Universitas Hasanuddin Makassar. Acara PCBM-I digelar, Sabtu-Minggu, 27-28 Juni 2020 secara virtual, memakai aplikasi azoom.
Bagi MJH, mantan Ketua Fraksi di DPR RI, hajatan PCBM-I, merupakan peristiwa besar dan strategis, sebagai ajang silaturahmi, bersinergi dan sharing bagi para Cendekiawan Bugis-Makassar; mengkristalkan pemikiran para cendekiawan dalam pemajuan peradaban bangsa; menyusun rekomendasi kepada Pemerintah dalam memajukan dan merawat kebangsaan; dan tentu dapat pula menyemangati generasi muda untuk mewujudkan kecendekiawanannya.
PCBM-I telah diapresiasi oleh masyarakat akademis khususnya karena dapat mengangkat nama baik (reputasi, marwah) organisasi perantau, KKSS karena berhasil menghimpun dan memberikan panggung istimewa puluhan cendekiawan (panrita, to acca) yang memiliki hubungan kultural dan emosional dengan Sulawesi Selatan. “Ini adalah satu terobosan besar dan mencerdaskan kehidupan bangsa, di tengah mengganasnya Covid-19. KKSS telah memberikan panggung istimewa kepada para cendekiawan yang kini berkiprah di panggung nasional dan internasional, luar biasa, kata Sekretaris Jenderal Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) itu.
“Para cendekiawan yang tampil kemarin telah mempunyai reputasi nasional bahkan internasional, memaparkan ide, gagasan, model implementasi, di bidang keahliannya masing-masing, sehingga pertemuan ini sungguh-sungguh berbobot dan besar manfaatnya,” lanjut MJH.
Hal-hal lain yang tidak kalah pentingnya, sebagai tindak lanjut PCBM-I, kata MJH adalah: (i) pentingnya hasil-hasil pertemuan PCBM-I dibukukan dan diterbitkan; (ii) Menyusun rekomendasi dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara; (iii) dilanjutkan dengan beberapa kegiatan yang mencerdaskan pengurus dan warga KKSS, misalnya lomba penulisan karya ilmiah atau publikasi hasil riset dan hak paten yang telah dimiliki oleh setiap cendekiawan asal Sulawesi Selatan; (iv) menindak-lanjutinya dengan program aksi, misalnya menulis dan menerbitkan buku; dan terakhir, (vi) menyiapkan dan memberikan beasiswa kepada anak-anak berprestasi, kata mantan Direktur Jenderal di Kementerian Pertanian itu. (*)
(Artikel ini sudah dimuat pada media Pinisi.co.id)