NATUNA – Di sebuah restoran tepi pantai yang sederhana, suasana haru dan bangga menyelimuti acara Wisuda Sekolah Lansia Tahun 2025 Kabupaten Natuna, Bupati Cen Sui Lan menjadi saksi atas penyematan tiga para lansia, Selasa (30/12/2025).
Sorot mata berbinar dan senyum sumringah terpancar dari 95 lansia yang, dengan penuh semangat, mengenakan toga dan menerima ijazah tanda kelulusan. Mereka adalah bukti nyata bahwa belajar tak kenal usia, dan mimpi untuk berkembang bisa diraja kapan saja.
Bupati Natuna, Cen Sui Lan, dengan penuh ketulusan hadir menyemati para wisudawan dan wisudawati yang berusia lanjut. Dalam sambutannya yang menyentuh hati, ia menyampaikan bahwa momen ini bukan sekadar seremoni, melainkan sebuah penghormatan tertinggi atas dedikasi para lansia untuk terus berkarya dan belajar.

“Saya melihat bukan hanya peserta didik yang lulus hari ini. Saya melihat pilar-pilar kehidupan, sumber kebijaksanaan, dan gudang pengalaman yang tak ternilai bagi masyarakat Natuna,” ujar Bupati Cen Sui Lan dengan suara penuh penghargaan.
Ia menambahkan, di balik angka statistik, ada cerita-cerita perjuangan pribadi yang luar biasa. Ada kakek yang tetap bersepeda puluhan kilometer untuk hadir di kelas, ada nenek yang dengan telaten mencatat setiap pelajaran meski pandangan sudah mulai rabun. Semangat mereka, kata Bupati, adalah pelajaran terbesar bagi generasi muda tentang arti pantang menyerah.
Kesembilan puluh lima lulusan ini berasal dari tiga sekolah lansia yang tersebar di penjuru Natuna:
1. Sekolah Lansia “Permata” dari Desa Tapau, Bunguran Tengah.
2. Sekolah Lansia “Gunung Hiu” dari Desa Ceruk, Bunguran Timur Laut.
3. Sekolah Lansia “Mutiara Senja” dari Desa Batubi Jaya, Bunguran Batubi.
Mereka telah mengikuti serangkaian pembelajaran holistik yang dirancang khusus, mencakup kesehatan fisik, ketahanan mental, spiritualitas, hingga keterampilan sosial untuk tetap aktif dan produktif di masyarakat. Program ini merupakan amanat dari Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
Bagi banyak peserta, Sekolah Lansia adalah jawaban atas kesepian di usia senja. Ini adalah ruang di mana mereka kembali menemukan persahabatan, berbagi cerita, dan saling mendukung.
“Dulu, hari-hari saya hanya di rumah. Sekarang, saya punya teman, punya kegiatan, dan yang paling penting, saya merasa masih berguna,” ujar salah seorang wisudawan, M. Yusuf (72), dengan mata berkaca-kaca.
Acara yang berlangsung di Rumah Makan Sisi Basisir, Ranai ini pun berubah menjadi sebuah festival kebahagiaan. Tawa, pelukan, dan ucapan selamat berbaur menjadi satu, menunjukkan bahwa pencapaian terbesar dari program ini adalah kebahagiaan dan peningkatan kualitas hidup para lansia.
Komitmen Pemerintah: Lansia Sehat, Berdaya, dan Bermartabat
Bupati Cen Sui Lan menegaskan komitmen kuat Pemerintah Kabupaten Natuna untuk terus memperluas dan mendukung program Sekolah Lansia.
“Membangun daerah tidak hanya tentang infrastruktur, tetapi juga tentang membangun manusia seutuhnya, termasuk para orang tua kita. Kami ingin menciptakan ekosistem di mana setiap lansia di Natuna merasa sehat, berdaya, dan tetap bermartabat,” tegasnya.
Wisuda ini bukanlah garis akhir, melainkan sebuah permulaan baru. Para lulusan diharapkan menjadi duta dan motivator bagi lansia lainnya, menyebarkan virus semangat belajar sepanjang hayat, serta menjadi teladan ketangguhan dan kebijaksanaan bagi anak cucu di tanah Natuna.
Dengan langkah tegap dan hati yang penuh syukur, 95 pahlawan usia senja itu meninggalkan tempat wisuda. Mereka membawa pulang lebih dari sekadar ijazah; mereka membawa pulang keyakinan baru bahwa usia hanyalah angka, dan semangat untuk belajar adalah rahasia awet muda yang sesungguhnya.
(Hms)













