SURABAYA – Sebuah babak baru dalam sejarah pertahanan maritim Indonesia terukir dengan peresmian Sistem Pusat Komando dan Pengendalian (Sispuskodal) Komando Operasi Kapal Selam (Koopskasel) oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali.
Namun, di balik kesan teknokratis dan militeristik, acara ini diwarnai sentuhan humanis yang menonjolkan visi pembangunan sumber daya manusia.
Peresmian yang digelar di Markas Koopskasel Koarmada RI, Surabaya, Kamis (4/12/2025), tidak hanya berisi laporan, penandatanganan prasasti, dan peninjauan fasilitas canggih seperti Command Centre dan ruang server.
Momen yang paling mendapat sorotan adalah ketika Kasal secara khusus menyempatkan diri meninjau “smart class” Sekolah Kapal Selam (Sekasel).
Kunjungan ke “smart class” ini menggarisbawahi filosofi kepemimpinan Laksamana Muhammad Ali yang tidak hanya fokus pada penguatan teknologi dan alutsista, tetapi juga pada pembangunan prajurit sebagai manusia seutuhnya.
Dalam ruang kelas modern tersebut, Kasal menekankan pentingnya menciptakan prajurit kapal selam yang tidak hanya tangguh secara teknis dan taktis, tetapi juga profesional, cerdas, dan mampu beradaptasi dengan teknologi mutakhir.

“Peresmian Sispuskodal ini adalah langkah strategis. Namun, teknologi secanggih apapun hanya akan menjadi besi tua tanpa prajurit yang terlatih, cerdas, dan berkarakter. Smart class ini adalah bukti komitmen kita untuk melahirkan manusia-manusia terbaik bagi bangsa di ranah maritim,” ujar seorang pejabat yang hadir mengutamakan semangat dari peresmian tersebut.
Sispuskodal Koopskasel sendiri menjadi tulang punggung baru dalam pengendalian operasi keamanan maritim secara terpadu. Sistem ini memungkinkan pemantauan situasi perairan nasional secara real-time dan respons yang lebih cepat terhadap berbagai potensi ancaman di wilayah yurisdiksi Indonesia.
Ini adalah terobosan besar dalam mendukung operasi kapal selam yang membutuhkan koordinasi, informasi akurat, dan kerahasiaan tingkat tinggi.
Acara bersejarah ini dihadiri oleh seluruh pucuk pimpinan TNI AL, antara lain Wakasal Laksamana Madya TNI Erwin S. Aldedharma, Irjenal Laksamana Madya TNI Achmad Wibisono, Pangkoarmada RI Laksamana Madya TNI Dr. Denih Hendrata, serta Pejabat Utama Mabesal dan Panglima Komando Utama TNI AL lainnya.
Kehadiran mereka menegaskan pentingnya momen ini bagi masa depan kekuatan bawah laut Indonesia.
Dengan demikian, peresmian ini bukan sekadar peluncuran sistem teknologi. Ia adalah momen humanis di mana investasi pada kecerdasan dan profesionalisme prajurit ditempatkan sejajar dengan penguatan teknologi pertahanan.
Sebuah langkah sejarah yang mengukuhkan bahwa manusia tetap menjadi faktor penentu terpenting di balik setiap kemajuan teknologi TNI Angkatan Laut.
(Gea/pen)













