HAMBURG, JERMAN – Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali melakukan kunjungan strategis ke jantung industri pertahanan Jerman, Selasa-Rabu (18-19/11/2025).
Lawatan ini bertujuan mempercepat penguatan kapasitas dan modernisasi kekuatan maritim Indonesia, mengikuti visi Presiden Prabowo Subianto untuk membangun ketahanan pertahanan yang tangguh.
Dalam agenda diplomasi pertahanan yang padat, Kasal secara langsung meninjau fasilitas produksi dan teknologi mutakhir dari dua raksasa industri, Rheinmetall dan Euroatlas GmbH.
Kunjungan ini difokuskan pada identifikasi potensi kerja sama pengadaan dan penguasaan teknologi Alat dan Peralatan Pertahanan Keamanan (Alpalhankam) yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan keamanan maritim masa depan.
Delegasi TNI AL menyaksikan langsung sejumlah demonstrasi kemampuan teknologi yang mengesankan, di antaranya:
Submarine Control Simulation & Command Team Training: Sistem simulator tercanggih untuk melatih awak kapal selam dalam berbagai skenario tempur bawah air yang kompleks.
Action Speed Tactical Trainer: Alat pelatih bagi perwira peperangan untuk meningkatkan kecepatan dan ketepatan pengambilan keputusan di medan tempur.
Autonomous Underwater Vehicle (AUV) “Greyshark” Sorotan utama kunjungan adalah demo laut AUV buatan Jerman ini. “Greyshark” dirancang dengan kecerdasan buatan (AI) dan memiliki daya tahan operasional yang sangat lama, hingga 16 minggu.
AUV ini memiliki multi-fungsi untuk misi Intelligence, Surveillance, Reconnaissance (ISR), penghancuran ranjau laut (MCM), pemantauan infrastruktur bawah air kritis (CUI), hingga peperangan anti-kapal.
Meriam Seasnake 30mm: Demonstrasi kemampuan senjata laut yang dapat diintegrasikan dengan kapal perang modern.
Implementasi Langsung dari Diplomasi Pertahanan
Kunjungan ini bukan sekadar kunjungan seremonial, melainkan langkah taktis dalam rangkaian “capacity building” TNI AL. Dengan menyaksikan langsung teknologi terbaru, TNI AL dapat merancang kebutuhan strategisnya dengan lebih presisi.
“Kunjungan ini merupakan bagian dari agenda diplomasi Angkatan Laut dalam rangka capacity building,” seperti disampaikan dalam rilis, Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya modernisasi alat utama sistem pertahanan (Alutsista) dan kerja sama strategis dengan mitra global terpercaya.
Analisis: Menjawab Tantangan Keamanan Maritim Global
Penguatan armada bawah air dan pengadaan aset teknologi seperti AUV “Greyshark” menandai pergeseran strategis Indonesia dalam menghadapi dinamika keamanan kawasan.
Kemampuan pengintaian bawah air yang lama dan otonom menjadi krusial untuk mengamankan jalur pelayaran, sumber daya laut, dan infrastruktur vital nasional di laut.
Kemitraan dengan perusahaan sekelas Rheinmetall dan Euroatlas GmbH tidak hanya tentang pembelian peralatan, tetapi juga potensi alih teknologi, yang merupakan fondasi dari pembangunan kapasitas pertahanan yang berkelanjutan dan mandiri.
Dengan langkah ini, Indonesia mengirimkan sinyal kuat tentang keseriusannya dalam membangun Angkatan Laut yang modern, tangguh, dan siap menghadapi kompleksitas ancaman maritim abad ke-21.
(Grd/pen)














