TANJUNG UBAN – Pertamina Energy Terminal (PET) Tim Kepulauan Riau, melalui fasilitas Integrated Terminal Tanjung Uban (ITTU), memperkuat sinergi dengan insan media lokal dalam paparan mengenai peran strategis terminal energi serta implementasi program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Kegiatan yang berlangsung pada Senin (17/11) ini menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung ketahanan energi dan pemberdayaan masyarakat.
Dalam pemaparannya, Terminal Manager ITTU, Yohannes M. Sianturi, menekankan bahwa komitmen Pertamina tidak hanya pada distribusi energi, tetapi juga pada kontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat. Hal ini diwujudkan melalui tiga program CSR unggulan yang berjalan konsisten.
“Kami ingin memberikan gambaran mengenai program TJSL yang selama ini dijalankan Pertamina. Program-program ini dirancang untuk menyentuh sektor vital masyarakat, mulai dari nelayan, ketahanan pangan, hingga pelestarian lingkungan,” jelas Yohannes.
Yohannes merinci tiga program utama yang menjadi fokus ITTU:
1. Kolaborasi Nelayan: Program pemberdayaan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan nelayan lokal.
2. Kolaborasi Berdaya Pangan: Inisiatif untuk mendukung ketahanan pangan masyarakat sekitar.
3. Kolaborasi Bersih: Komitmen dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup di wilayah operasi.
Yang menjadi sorotan dalam paparan ini adalah rencana strategis ITTU untuk tahun 2026, yang akan memprioritaskan penanganan isu stunting (kekerdilan) pada anak di lingkungan sekitar terminal.
Sebagai bentuk antisipasi dan inovasi, Pertamina telah menyiapkan produk pangan bergizi tinggi berupa cookies yang terbuat dari 50% bahan baku ikan. Produk ini dirancang khusus untuk mendukung tumbuh kembang anak dan mencegah stunting.
Pada kesempatan yang sama, Manager Legal & Relation PET, Fety Zaniar, menjelaskan posisi strategis PET dalam struktur Pertamina. PET yang berada di bawah Subholding Integrated Marine Logistics (IML) mengelola enam terminal energi strategis di Indonesia.
“ITTU merupakan salah satu terminal strategis yang dikelola PET. Kami berkomitmen untuk berkembang sebagai terminal energi berkelas dunia yang menerapkan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) dalam seluruh operasionalnya,” tegas Fety.
Keenam terminal yang dikelola PET meliputi Fuel Terminal Sambu, LPG Terminal Tanjung Sengkuang, Integrated Terminal Tanjung Uban, Terminal Kota Baru, Terminal Baubau, serta satu terminal LPG baru yang saat ini masih dalam tahap pembangunan di Uban.
TANJUNG UBAN, Kepri – Pertamina Energy Terminal (PET) Tim Kepulauan Riau, melalui fasilitas Integrated Terminal Tanjung Uban (ITTU), memperkuat sinergi dengan insan media lokal dalam paparan mengenai peran strategis terminal energi serta implementasi program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Kegiatan yang berlangsung pada Senin (17/11) ini menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung ketahanan energi dan pemberdayaan masyarakat.
Dalam pemaparannya, Terminal Manager ITTU, Yohannes M. Sianturi, menekankan bahwa komitmen Pertamina tidak hanya pada distribusi energi, tetapi juga pada kontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat. Hal ini diwujudkan melalui tiga program CSR unggulan yang berjalan konsisten.
“Kami ingin memberikan gambaran mengenai program TJSL yang selama ini dijalankan Pertamina. Program-program ini dirancang untuk menyentuh sektor vital masyarakat, mulai dari nelayan, ketahanan pangan, hingga pelestarian lingkungan,” jelas Yohannes.
Tiga Pilar Utama Pemberdayaan Masyarakat
Yohannes merinci tiga program utama yang menjadi fokus ITTU:
1. Kolaborasi Nelayan: Program pemberdayaan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan nelayan lokal.
2. Kolaborasi Berdaya Pangan: Inisiatif untuk mendukung ketahanan pangan masyarakat sekitar.
3. Kolaborasi Bersih: Komitmen dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup di wilayah operasi.
Rencana Strategis: Fokus pada Penanganan Stunting di 2026
Yang menjadi sorotan dalam paparan ini adalah rencana strategis ITTU untuk tahun 2026, yang akan memprioritaskan penanganan isu stunting (kekerdilan) pada anak di lingkungan sekitar terminal. Sebagai bentuk antisipasi dan inovasi, Pertamina telah menyiapkan produk pangan bergizi tinggi berupa cookies yang terbuat dari 50% bahan baku ikan. Produk ini dirancang khusus untuk mendukung tumbuh kembang anak dan mencegah stunting.

PET Sebagai Pilar Energi Nasional dengan Prinsip ESG
Pada kesempatan yang sama, Manager Legal & Relation PET, Fety Zaniar, menjelaskan posisi strategis PET dalam struktur Pertamina. PET yang berada di bawah Subholding Integrated Marine Logistics (IML) mengelola enam terminal energi strategis di Indonesia.
“ITTU merupakan salah satu terminal strategis yang dikelola PET. Kami berkomitmen untuk berkembang sebagai terminal energi berkelas dunia yang menerapkan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) dalam seluruh operasionalnya,” tegas Fety.
Keenam terminal yang dikelola PET meliputi Fuel Terminal Sambu, LPG Terminal Tanjung Sengkuang, Integrated Terminal Tanjung Uban, Terminal Kota Baru, Terminal Baubau, serta satu terminal LPG baru yang saat ini masih dalam tahap pembangunan di Uban.
Dukungan untuk Penyandang Disabilitas dan UMKM
Pertamina juga menyatakan kesiapan untuk memperluas dampak program pemberdayaannya dengan mendukung kelompok penyandang disabilitas dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Dukungan ini akan diwujudkan dalam bentuk pelatihan keterampilan, pendampingan usaha, dan yang terpenting, perluasan akses pasar bagi produk-produk UMKM lokal.
Kegiatan ini ditutup dengan sesi dialog interaktif antara jurnalis dan manajemen terminal. Pertamina berharap kolaborasi ini dapat memperkuat komunikasi dan membuka ruang yang lebih luas bagi media dalam menjalankan fungsi kontrol sosial terhadap implementasi berbagai program perusahaan, termasuk CSR dan operasional terminal.
Pertamina Energy Terminal (PET) merupakan bagian dari Subholding Integrated Marine Logistics (IML) Pertamina yang bertugas mengelola terminal-terminal energi strategis di Indonesia.
Dengan penerapan prinsip ESG, PET berkomitmen untuk menyediakan layanan logistik dan distribusi energi yang andal, berkelas dunia, dan berkelanjutan bagi bangsa.
(Gas/hms)













