SURABAYA – Indonesia dan Rusia membuka babak baru dalam hubungan bilateral selama 75 tahun dengan memperkuat kerja sama strategis di bidang infrastruktur dan konektivitas maritim.
Kesepakatan bersejarah ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Nikolai Patrushev, Ketua Dewan Maritim Federasi Rusia.
Kunjungan kerja delegasi Rusia ke PT PAL Indonesia (Persero) di Surabaya menjadi sinyal kuat bahwa kerja sama ini akan melibatkan BUMN strategis galangan kapal tersebut. Kunjungan ini bertujuan untuk menjajaki peluang kolaborasi langsung dalam industri maritim dan pembangunan galangan kapal.
Dalam pernyataannya, Menko AHY menegaskan bahwa penandatanganan MoU ini merupakan sebuah tonggak sejarah.
“Hari ini kita membuka babak baru dalam hubungan kedua negara. Persahabatan ini menjadi fondasi kokoh untuk berlayar bersama menuju kemakmuran dan perdamaian dunia,” ujar AHY, Jumat (7/11/2025).
AHY menjelaskan bahwa langkah ini selaras dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan Indonesia Maju 2045, di mana penguatan sektor maritim adalah prioritas nasional.
Kerja sama ini dirancang untuk mencakup bidang-bidang yang menjadi fokus pemerintahan baru. AHY menekankan pentingnya sektor maritim sebagai tulang punggung logistik nasional, termasuk memperkuat jaringan tol laut dan kapasitas pelabuhan utama.
Lebih jauh, AHY menyoroti komitmen transformasi menuju pelabuhan hijau (green port) yang ramah lingkungan. “Transformasi menuju pelabuhan hijau tidak hanya meningkatkan efisiensi logistik, tetapi juga memperkuat konektivitas dari Aceh hingga Papua,” tegasnya.
Di sisi lain, Nikolai Patrushev menyatakan kesiapan Rusia untuk berbagi pengalaman dan teknologi mutakhir di bidang industri maritim, pelabuhan, dan pelayaran dagang.
“Kami siap bekerja sama untuk memperkuat ekonomi maritim yang kompetitif di tingkat regional dan global,” ucap Patrushev.
Ia juga mengungkapkan bahwa pihaknya memiliki mandat langsung dari Presiden Vladimir Putin untuk mengoordinasikan kebijakan nasional di sektor kemaritiman, termasuk riset dan inovasi teknologi laut serta pengembangan infrastruktur pelabuhan. Hal ini menunjukkan tingkat keseriusan yang tinggi dari Pemerintah Rusia.

Enam Pilar Kerja Sama Strategis
Melalui MoU ini, Indonesia dan Rusia berkomitmen untuk bekerja sama dalam enam bidang utama:
1. Pelayaran dan logistik maritim.
2. Riset dan Teknologi kelautan.
3. Pengembangan Pelabuhan Hijau.
4. Modernisasi Galangan Kapal – peluang besar bagi PT PAL.
5. Peningkatan SDM kemaritiman.
6. Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan yang berkelanjutan.
Kunjungan delegasi Rusia ke PT PAL Indonesia sebelum penandatanganan MoU bukanlah hal yang kebetulan. Ini menunjukkan posisi strategis PT PAL sebagai ujung tombak industri pertahanan dan galangan kapal nasional dalam menjembatani kerja sama teknis ini.
Kolaborasi ini berpotensi membawa alih teknologi, peningkatan kapasitas produksi, dan modernisasi fasilitas galangan kapal milik PT PAL, yang pada akhirnya akan memperkuat kemandirian maritim Indonesia.
(Gas/fer)














