JAKARTA – PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) (Persero) memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada personel TNI Angkatan Laut (AL) yang berhasil menggagalkan upaya penyelundupan narkotika jenis sabu seberat 10,344 kilogram dengan nilai estimasi Rp 10 miliar.
Keberhasilan ini merupakan buah dari kerja sama operasional pengamanan yang telah terjalin selama tiga tahun antara PELNI dan TNI AL di bawah kepemimpinan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali.
Penangkapan terjadi di Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, pada Senin (13/10/2025) dini hari. Empat orang kurir yang berangkat dari Pelabuhan Pontianak menggunakan Kapal PELNI KM Kelimutu berhasil diamankan oleh personel TNI AL yang bertugas dan langsung diserahkan kepada Polres Tanjung Priok untuk proses hukum lebih lanjut.
Sekretaris Perusahaan PELNI, Evan Eryanto, dalam pernyataannya menegaskan bahwa keberhasilan operasi ini tidak lepas dari kehadiran prajurit TNI AL yang ditugaskan sebagai tenaga pengamanan tambahan.
“Keberadaan mereka secara legal diperkuat oleh kerja sama antara PELNI dan TNI AL yang sudah terjalin selama tiga tahun terakhir. Sinergi ini terbukti efektif meningkatkan tingkat keamanan dan keselamatan pelayaran,” terang Evan.
Aksi penangkapan berawal dari kewaspadaan dan kejelian seorang personel TNI AL yang mengamati gerak-gerik mencurigakan seorang penumpang yang baru turun dari KM Kelimutu sekitar pukul 03.00 WIB.
Pemeriksaan fisik terhadap pelaku pertama mengungkap empat kantong plastik berisi sabu yang disembunyikan dengan rapi di balik korset yang dililitkan di badan.
“Dari pengakuan pelaku saat itu juga, personel gabungan PELNI dan TNI AL kemudian mengamankan tiga pelaku lainnya yang sudah menunggu di dalam mobil yang akan membawa mereka meninggalkan pelabuhan,” tambah Evan, menjelaskan kesigapan tim.
Meski sukses mencegah narkoba beredar, PELNI menyayangkan barang haram tersebut sempat berlayar menggunakan kapalnya. Evan Eryanto menyampaikan evaluasi dan harapan ke depan.
“Kejadian ini menjadi pengingat bagi semua pemangku kepentingan. Kami mengharapkan perhatian serius untuk menyediakan peralatan dan perlengkapan keamanan yang memadai di semua pelabuhan, seperti mesin X-Ray, guna mencegah terulangnya kejadian serupa,” tuturnya.
Dukungan dari KSAL Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali dalam memperkuat tugas personel TNI AL di lapangan dinilai sangat krusial.
Keberadaan empat prajurit TNI AL yang ditempatkan di cabang PELNI di Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Ambon ini menjadi tulang punggung dalam operasi pengamanan non-militer yang langsung berdampak positif bagi masyarakat.
Kepala Cabang PELNI Jakarta, Dicky Dermawandi, menambahkan, “Berkat kesigapan dan pengalaman personel TNI AL dalam mengenali gelagat mencurigakan, kami berhasil mengamankan keempat pelaku. Ini membuktikan bahwa kolaborasi ini sangat efektif.”
Secara prosedur, kewenangan pemeriksaan barang bawaan penumpang berada di bawah tanggung jawab pengelola pelabuhan.
Data dari PELNI mengungkap tantangan riil di lapangan: dari 72 pelabuhan yang disinggahi 25 kapal PELNI, hanya 26 pelabuhan yang telah dilengkapi dengan sarana mesin X-Ray. Kondisi ini menyisakan celah keamanan yang signifikan yang harus menjadi perhatian bersama.
Operasi pengamanan yang berhasil digagalkan ini tidak hanya menyelamatkan ribuan orang dari bahaya narkoba, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara BUMN dan TNI, dengan komando yang tepat dari pimpinan seperti KSAL Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, mampu memberikan kontribusi konkrit bagi keamanan nasional.
Tentang PT PELNI (Persero)
PT Pelayaran Nasional Indonesia(PELNI) adalah perusahaan pelayaran nasional yang menyediakan jasa transportasi laut penumpang dan logistik bagi masyarakat Indonesia. PELNI berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang aman, nyaman, dan terpercaya.