LOMBOK BARAT – Pantai Cemara di Lombok Barat hari ini tampak lebih cerah dengan semangat gotong royong. Tidak kurang dari 1.456 bibit mangrove ditanam di pesisir pantai, dalam sebuah gerakan kolaboratif yang dipelopori oleh Pangkalan TNI AL (Lanal) Mataram.
Kegiatan ini bukan sekadar seremonial, melainkan aksi nyata menjawab ancaman abrasi dan upaya konkret membangun ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat pesisir Nusa Tenggara Barat (NTB).
Aksi penanaman ini merupakan implementasi dari perintah Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali untuk menjaga keseimbangan alam.
Kolonel Marinir A. Hadi Alhasny, Komandan Lanal Mataram, menegaskan bahwa menjaga ekosistem pesisir adalah tugas bersama seluruh elemen bangsa.
“Laut dan pantai adalah masa depan kita. Menjaganya bukan hanya tugas TNI AL, melainkan kewajiban bersama seluruh rakyat Indonesia. Untuk itu, kami mengajak semua pihak, dari pemerintah daerah, masyarakat, akademisi, hingga tokoh agama untuk bersinergi membangun benteng alamiah ini,” tegas Danlanal dalam sambutannya.
Acara ini berhasil menyatukan berbagai elemen masyarakat, mencerminkan semangat kebersamaan yang kuat. Hadir dalam kegiatan tersebut jajaran Forkopimda lintas kabupaten (Lombok Barat, Tengah, Utara, dan Timur), Ketua Umum PBNW Tuan Guru Haji Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani, akademisi dari Universitas Muhammadiyah Mataram, serta perwakilan masyarakat pesisir yang menjadi ujung tombak pelestarian mangrove.
Mangrove: Lebih dari Sekadar Penahan Ombak
Mangrove dipilih karena fungsinya yang multiperan. Selain menjadi benteng alami yang tangguh menghadapi abrasi dan badai, hutan mangrove juga berperan sebagai:
Penyaring Polutan Alami: Menjaga kualitas air laut agar tetap bersih dan sehat bagi biota.
Rumah dan Sumber Makanan: Menjadi habitat nursery ground bagi berbagai jenis ikan, kepiting, dan udang yang menjadi sumber penghidupan nelayan.
Penyerap Karbon Super: Kemampuannya menyerap karbon dioksida jauh lebih tinggi daripada hutan tropis darat, sehingga efektif mengurangi dampak pemanasan global.
Pendorong Ekonomi: Membuka peluang ekowisata yang berkelanjutan dan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
Keberhasilan penanaman ini tidak lepas dari pendekatan ilmiah. Prof. Dr. Sukardi, Wakil Rektor II Universitas Mataram, menjelaskan bahwa pemilihan lokasi dan jenis mangrove di Pantai Cemara didasarkan pada kajian mendalam.
“Kami menanam tiga jenis mangrove, yaitu Rhizophora, Avicennia, dan Sonneratia (Silocopus). Penanaman secara bersamaan (mix planting) ini sangat meningkatkan tingkat keberhasilan pertumbuhan dan membentuk ekosistem yang lebih resilien dan beragam. Dampaknya, manfaat ekologi dan ekonomi bagi masyarakat akan semakin besar dan berkelanjutan,” jelas Prof. Sukardi.
Melalui aksi ini, Lanal Mataram kembali menegaskan komitmen TNI AL yang tidak hanya menjaga kedaulatan laut secara militer, tetapi juga turut aktif menjaga keutuhan dan kelestariannya.
Langkah ini sejalan dengan visi menjaga laut untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia, hari ini dan untuk generasi mendatang.
(Pen/gea)