JAKARTA – Sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat pertahanan negara dan mendorong kemandirian nasional, TNI Angkatan Laut (AL) hari ini mengumumkan kedatangan kapal perang baru buatan Italia, KRI Brawijaya-320.
Kapal ini merupakan bagian dari upaya mewujudkan Astacita Kedua, yakni memantapkan sistem pertahanan keamanan negara sekaligus mendorong swasembada pangan, energi, air, serta pengembangan ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.
Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata mengonfirmasi bahwa KRI Brawijaya-320 telah berangkat dari Pelabuhan La Spezia, Italia, menuju Indonesia pada Selasa (29/7).

Kapal fregat modern ini diperkirakan tiba di Pangkalan Koarmada II Surabaya pada 10 September 2025 setelah menempuh perjalanan laut selama satu bulan.
“Kesiapan KRI Brawijaya-320 sudah 100%, baik dari aspek material maupun personel pengawak,” tegas Denih, seperti dikutip dari Antara.
Kapal buatan Fincantieri ini memiliki panjang 143 meter dan kecepatan maksimal 32 knot, dengan kapasitas 171 awak. Dilengkapi dengan sistem persenjataan dan pertahanan mutakhir, fregat ini dirancang untuk peperangan antiudara (Anti-Air Warfare/AAW) dengan fitur, Combat Management System (CMS) terintegrasi, Sensor dan sistem senjata canggih, Jaringan komunikasi berkecepatan tinggi, Desain modular yang memungkinkan peningkatan kemampuan di masa depan Bangsa Indonesia.
Kehadiran KRI Brawijaya-320 akan memperkuat armada TNI AL dalam menjaga kedaulatan laut Indonesia, termasuk di wilayah strategis seperti Natuna dan Laut China Selatan.
Komitmen Swasembada dan Ekonomi Berkelanjutan
Selain modernisasi pertahanan, pemerintahan Prabowo Subianto juga fokus pada program swasembada pangan, energi terbarukan, dan pengelolaan sumber daya air. Langkah ini diperkuat dengan pengembangan ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan.
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr Muhammad Ali menegaskan bahwa penguatan armada laut tidak hanya untuk pertahanan, tetapi juga mendukung keamanan maritim dalam mendorong investasi di sektor kelautan dan perikanan.
Kedatangan KRI Brawijaya-320 menjadi bukti komitmen Indonesia dalam meningkatkan kemandirian alutsista. Namun, tantangan ke depan adalah mempercepat transfer teknologi dan penguatan industri pertahanan dalam negeri agar tidak bergantung pada impor.
Dengan langkah ini, Indonesia semakin mendekati visi menjadi poros maritim dunia yang kuat, mandiri, dan berdaulat.
Sumber: Antara, Kementerian Pertahanan RI, dan TNI AL.