SINGAPURA – TNI Angkatan Laut (AL) turut serta dalam The 13th Regional Maritime Practitioners Programme (RMPP), forum strategis tahunan yang diselenggarakan oleh Information Fusion Centre (IFC) dan S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS) pada 21-25 Juli 2025 di Singapura.
Kegiatan ini dihadiri oleh 150 peserta dari 30 negara, termasuk dua perwira TNI AL, Letkol Laut (P) Yudah Trismoyo dan Kapten Laut (P) Bastian Arif Wiratama, sebagai bagian dari upaya Indonesia memperkuat kerja sama keamanan maritim regional.
Forum RMPP menjadi wadah diskusi bagi para praktisi maritim untuk membahas isu-isu kritis, seperti, Kejahatan lintas batas (penyelundupan, perdagangan manusia, kejahatan siber maritim) oleh INTERPOL.
Peran IMO dalam penguatan SOLAS dan ISPS Code untuk keamanan pelabuhan di era digital. Strategi maritim Indo-Pasifik oleh pakar seperti Prof. Geoffrey Till dan Prof. Alessio Patalano, yang menekankan pentingnya kolaborasi menghadapi ancaman anti-access/area denial (A2/AD).
Perlindungan infrastruktur bawah laut (CUI) dan transformasi teknologi maritim dalam diskusi “Harnessing Technology in the Maritime Industry”.
Salah satu poin kunci yang dibahas adalah prinsip non-intervensi di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), di mana latihan militer asing tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan negara pantai. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam menjaga kedaulatan maritim sesuai UNCLOS 1982.
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali menegaskan bahwa partisipasi TNI AL dalam RMPP mencerminkan strategi “diplomasi maritim proaktif” untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia. Forum ini juga menjadi sarana pertukaran intelijen dan peningkatan kapasitas keamanan laut secara regional.
(Pen/gea)