TANGERANG – Nama Laksamana Madya TNI Denih Hendrata, S.E., M.M., CHRMP, tak asing di jajaran TNI Angkatan Laut (TNI AL). Sejak dilantik sebagai Panglima Komando Armada Republik Indonesia (Pangkoarmada RI) pada 8 Maret 2024, sosok kelahiran 4 Agustus 1967 ini makin menegaskan reputasinya sebagai pemimpin tegas, berwibawa, dan visioner dalam mengawal kedaulatan maritim Indonesia.
Dengan lebih dari tiga dekade pengabdian, Denih membawa misi strategis: memperkuat disiplin, profesionalisme, dan kesiapan operasional armada laut nasional.

Karier Cemerlang: Dari Komandan KRI hingga Pangkoarmada RI
Lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan-35 (1989), Denih mengawali karier operasional sebagai Komandan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI). Dua jabatan pentingnya adalah Komandan KRI Cut Nyak Dien-375 (2003–2004), Komandan KRI Pati Unus-384 (2004–2007).
Di sini, karakter kepemimpinannya yang tegas dan taktis mulai teruji. Ia dikenal tak kompromi dalam menegakkan disiplin dan keberhasilan misi operasi.
Reputasi ini mengantarkannya memimpin pangkalan strategis, Komandan Lanal Cirebon (2007–2009) Komandan Satrol Koarmabar (2010-2011).
Pada periode ini, Denih aktif memberantas penyelundupan dan penangkapan ikan ilegal, menunjukkan komitmennya terhadap hukum laut. “Efektivitas operasi dan ketaatan aturan adalah prioritas,” tegasnya dalam berbagai kesempatan.
Riwayat jabatan Denih mencerminkan kepercayaan institusi terhadap kapasitasnya: Gubernur AAL (2022–2023): Membentuk kader penerus TNI AL berintegritas. Danlantamal III/Jakarta (2018–2019): Mengamankan ibu kota dari ancaman maritim. Asops Kasal (2023) Merancang operasi laut nasional.
Dedikasinya diakui melalui 15 tanda jasa, termasuk Bintang Dharma (penghargaan tertinggi TNI AL), Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Jalasena Pratama, Satyalancana Dharma Samudra.
Penghargaan ini menjadi bukti kontribusinya menjaga kedaulatan laut Indonesia. Visi Pangkoarmada RI, Modernisasi dan Sinergi Maritim
Sebagai Pangkoarmada RI, Denih fokus pada tiga pilar utama:
1. Modernisasi alutsista: Meningkatkan kekuatan armada dengan teknologi mutakhir.
2. Pengembangan SDM prajurit: Pelatihan intensif untuk kesiapan tempur.
3. Sinergi antarlembaga: Kolaborasi dengan KKP, Bakamla, dan Kementerian PUPR.
Dalam pidatonya, ia kerap menegaskan: “Kedaulatan maritim adalah harga mati” Visinya menjadikan Koarmada RI sebagai tulang punggung pertahanan laut yang tangguh menghadapi ancaman global, seperti pelanggaran wilayah dan kejahatan lintas negara.
Dasar kepemimpinan Denih dibangun melalui pendidikan militer berjenjang:
Seskoal (Sekolah Staf dan Komando TNI AL), Sesko TNI, Dikreg PPRA LVI Lemhannas (2017).
Ia juga menguasai bidang manajemen (S.E., M.M.) dan sumber daya manusia (CHRMP). Filosofinya terangkum dalam pesan legendarisnya:
“Jadilah Prajurit Laut yang Senantiasa Tangguh di atas Gelombang Samudera,” lugas Sang Panglima.
Pesan ini menjadi pemantik semangat bagi prajuritnya untuk pantang menyerah dalam menjalankan tugas. Warisan untuk Generasi Penerus
Denih Hendrata bukan sekadar pemimpin hierarkis, tapi juga panutan integritas. Di mata anak buah, ia sosok yang tegas dalam pengambilan keputusan, Inspiratif dalam membangun solidaritas serta Visioner dalam menyusun strategi maritim.
Di bawah komandonya, Koarmada RI terus memperkuat pencegahan pelanggaran di laut Natuna, Selat Malaka, dan perairan Papua titik rawan keamanan maritim Indonesia.
Laksamana Madya TNI Denih Hendrata mengemban amanat di era dimana laut adalah masa depan Indonesia. Kepemimpinannya yang tegas, cerdas, dan humanis menjadi fondasi kokoh bagi TNI AL untuk menjawab tantangan abad ke-21. Bagi generasi muda TNI AL, Denih adalah bukti: dedikasi tanpa pamrih akan berbuah pengakuan dan keabadian nama dalam sejarah maritim Nusantara.
Sumber: PortalKomado/Gurindam