NATUNA, KEPRI – Maraknya aktivitas illegal fishing oleh kapal asing di Laut Natuna Utara (LNU) terus mengancam kedaulatan dan ekonomi nelayan lokal. Menanggapi hal ini, Komando Armada I (Koarmada I) TNI AL mengerahkan sejumlah kapal perang untuk patroli intensif di perairan Anambas dan Natuna guna mengamankan wilayah perairan Indonesia.
Operasi Patroli Guspurla Koarmada I
Pada Sabtu (10/5/2025), Gugus Tempur Laut (Guspurla) Koarmada I menggelar operasi pengamanan dengan melibatkan KRI Untung Suropati-372, KRI Teuku Umar-385, KRI Sultan Nuku-373, dan KRI Silea-858. Patroli ini bertujuan untuk mengawasi aktivitas kapal asing sekaligus melindungi nelayan tradisional Indonesia dari gangguan dan kerugian akibat pencurian ikan.
Laksamana Pertama TNI John Doe, Komandan Guspurla Koarmada I, menegaskan bahwa operasi ini merupakan bentuk komitmen TNI AL dalam menjaga kedaulatan maritim Indonesia.
“Kami tidak akan toleransi terhadap kapal asing yang beroperasi ilegal di wilayah perairan kita. Setiap pelanggaran akan ditindak tegas,” tegasnya.
Kasus illegal fishing di Natuna bukanlah hal baru. Pada pertengahan April 2025, Kapal Pengawas Perikanan ORCA 03 milik KKP berhasil menangkap dua kapal Vietnam, yaitu 936 TS (135 GT) dan 5762 TS (150 GT), yang kedapatan mencuri ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 711.
Kapal-kapal tersebut menggunakan jaring terlarang yang merusak ekosistem laut. Selain merugikan negara, aktivitas ini juga mengancam mata pencaharian nelayan tradisional yang mengeluhkan kerusakan alat tangkap seperti bubu (perangkap ikan) akibat ulah kapal asing.
Kelompok nelayan Natuna mendesak pemerintah untuk memperketat pengawasan dan penegakan hukum terhadap kapal asing pelaku *illegal fishing. “Mereka tidak hanya mencuri ikan, tapi juga merusak alat kami. Kami butuh perlindungan serius,” ujar Ahmad, salah seorang nelayan setempat.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama TNI AL terus memperkuat sinergi untuk memantau perairan Natuna melalui teknologi satelit dan patroli rutin.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Jane Doe, menyatakan bahwa sanksi tegas akan diberikan, termasuk penenggelaman kapal jika terbukti melanggar.
Upaya Indonesia Jaga Kedaulatan Maritim
Natuna merupakan wilayah strategis dengan kekayaan ikan melimpah, sehingga kerap menjadi incaran kapal asing. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus meningkatkan pengawasan melalui:
1. Patroli laut terpadu TNI AL, AU, KKP, dan Bakamla.
2. Optimalisasi teknologi radar dan drone untuk deteksi dini.
3. Penindakan hukum tegas, termasuk sita aset dan denda besar.
Dengan langkah ini, diharapkan aktivitas illegal fishing dapat ditekan, kedaulatan laut Indonesia terjaga, dan nelayan lokal dapat beroperasi dengan aman.
(Grd/pen)