ROMA – Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan belasungkawa mendalam atas meninggalnya Paus Fransiskus, pemimpin umat Katolik dunia, yang wafat pada Senin (21/4) waktu Vatikan.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengenang Paus Fransiskus sebagai figur yang rendah hati, inklusif, dan konsisten memperjuangkan perdamaian global.
Haedar menceritakan kesan hangat saat bertemu langsung dengan Paus Fransiskus di Vatikan pada 24 Februari 2024, dalam rangka penerimaan Zayed Award for Human Fraternity. “Beliau menyambut kami dengan penuh keakraban, kebapakan, bahkan diselingi humor yang mencairkan suasana,” ujarnya.
Paus Fransiskus, yang dikenal dengan semboyan “Miserando atque eligendo” (“Rendah Hati dan Terpilih”), dinilai Haedar sebagai sosok yang menginspirasi persaudaraan lintas agama.
Bersama Grand Syaikh Al-Azhar Ahmad At-Thayib, Paus Fransiskus pernah menerima Zayed Award perdana pada 2019 penghargaan yang juga diterima Muhammadiyah dan NU pada 2024.
“Kita kehilangan pemimpin yang mengedepankan kemanusiaan, toleransi, dan perdamaian. Semoga warisan nilai-nilai beliau terus mendorong terciptanya dunia yang lebih adil dan damai, di tengah carut-marut politik global yang kerap mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan,” pungkas Haedar.
Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik ke-266 dan paus pertama dari Amerika Latin, wafat di usia 88 tahun. Ia menghembuskan napas terakhirnya pada pukul 07.35 pagi waktu Vatikan di kediamannya di Domus Sanctae Marthae.
(Jrg)