BANJARMASIN – Tidak banyak anak muda yang sukses membangun perusahaan di bidang pertahanan dan keamanan, khususnya teknologi radar, di Indonesia. Namun, Yussi Perdana Saputera, alumni Angkatan Muda Masjid Al Jihad (AMMA) Banjarmasin, membuktikan bahwa dengan tekad dan kerja keras, segala hal mungkin diraih.
Dalam siaran pers yang diterima redaksi, Rabu (16/4), Yussi mengisahkan perjalanannya dari masa kecil di Banjarmasin hingga mendirikan PT Radar Telekomunikasi Indonesia (PT RTI), perusahaan pertahanan di bawah naungan Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI.
Lahir dan besar di Banjarmasin, Yussi mengawali pendidikannya di SMP Tsanawiyah sebelum melanjutkan ke SMK Telkom Banjarbaru jurusan informatika. “Di situlah saya mulai mengenal dan mencintai dunia teknologi,” ujarnya.
Semangat belajarnya membawanya ke Universitas Telkom Bandung, mengambil jurusan Teknik Telekomunikasi. Selama kuliah, ia aktif sebagai asisten dosen dan peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Setelah lulus, ia melanjutkan S2 di Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui beasiswa.
Pada 5 Februari 2016, bersama rekan-rekannya, Yussi mendirikan PT RTI, perusahaan yang fokus pada pengembangan radar, telekomunikasi, dan elektronika dengan misi meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).
Produk-produk PT RTI, seperti radar Low Probability of Intercept (LPI), radar pantai, dan radar pertahanan udara, telah digunakan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI). Bahkan, pemerintah Arab Saudi pernah melirik teknologi mereka dengan penawaran investasi Rp80 miliar, namun dengan syarat relokasi pabrik dan perubahan kewarganegaraan. “Saya merasa berat dengan persyaratan itu,” kata Yussi, memilih tetap mengabdi untuk Indonesia.
Sebagai anggota AMMA (dulu Remaja Masjid Al Jihad/RMJ), Yussi mengapresiasi perkembangan Masjid Al Jihad, mulai dari infrastruktur hingga layanan digital seperti Radio Suara Al Jihad, website Mu4.co.id, dan kajian online.
Ia juga memuji layanan profesional masjid, seperti ambulans jenazah, toilet berstandar hotel, dan penyembelihan hewan kurban yang mampu menangani 90 ekor sapi per hari—terbanyak se-Indonesia.
5 Kunci Sukses untuk Generasi Muda
Yussi berbagi tips sukses untuk pemuda:
1. Pegang teguh nilai agama.
2. Turuti arahan orang tua.
3. Berbuat baik dan bersedekah.
4. Terus belajar dan perluas jaringan.
5. Pandai membaca peluang.
“Kesuksesan bukan hanya tentang materi, tapi juga kontribusi untuk bangsa dan agama,” pesannya.
Kisah Yussi menjadi bukti bahwa dengan landasan agama, dukungan keluarga, dan semangat pantang menyerah, generasi muda Indonesia mampu menciptakan karya berdampak global.
(GrdK)