NATUNA – Di tengah hiruk pikuk dunia politik yang seringkali diwarnai persaingan dan perbedaan, Wan Siswandi dan Rodhial Huda , dua tokoh petahana dari pulau terluar ini sebagai oase. Keduanya bagaikan dua sisi mata uang yang tak terpisahkan, kompak dalam balutan busana khas Melayu dan tanjak yang bertengger di kepala.
Kekompakan ini bukan pencitraan semata. Selama hampir tiga tahun memimpin Natuna, keduanya telah membangun sinergi yang solid, menjadikan kepemimpinan mereka teladan di tengah kancah perpolitikan yang acapkali penuh intrik.
Apa rahasia di balik harmoni kepemimpinan Wan Siswandi – Rodhial Huda? Jawabannya sederhana adalah persahabatan. Jauh sebelum terjan ke dunia politik, keduanya telah menjalin ikatan persaudaraan yang kuat. “Kami sudah seperti saudara,” tutur Wan Siswandi. “Kami tidak hanya bekerja sama, kami benar-benar peduli satu sama lain,” kata Wan Siswandi kepada Gurindam.id, mengawal perbincangan santai di pojok kedai Cofee di kota ranai awal Oktober.

Persahabatan inilah yang menjadi fondasi kepemimpinan mereka. Saling percaya, saling mendukung, dan mengutamakan kepentingan masyarakat Natuna. Tidak ada ego yang menghalangi, yang ada hanyalah tekad bersama untuk membangun Natuna yang lebih maju.
Dua putra bunguran ini, Wan Siswandi dan Rodhial Huda memiliki visi yang sama untuk Natuna. Lahir dan tumbuh di tanah yang sama, mereka memahami betul kebutuhan masyarakatnya. “Kami memahami setiap jengkal tanah ini, dan kami tahu apa yang dibutuhkan,” kata Rodhial.
Keduanya sepakat bahwa pembangunan harus menyentuh semua aspek kehidupan masyarakat, mulai dari infrastruktur, pendidikan, kesehatan, hingga pelayanan publik. Mimpi yang mereka bangun bersama telah menciptakan harmoni yang berkelanjutan di dalam pemerintahan, dan itu terasa oleh masyarakat Natuna.
Mereka menilai adalah Komunikasi Jujur dan Terbuka, Kunci Keharmonisan. “Kami selalu duduk dan berbicara dari hati ke hati,” ujar Wan Siswandi. Komunikasi yang jujur dan terbuka menjadi kunci keharmonisan hubungan mereka. Mereka tidak hanya membicarakan pekerjaan, tetapi juga kehidupan pribadi.
Keterbukaan inilah yang mencegah kesalahpahaman dan menjaga keharmonisan dalam setiap keputusan yang diambil.

Selain itu mereka kerap kali terlihat, Seperti dua sahabat yang saling memahami, mereka membagi tugas dengan cara yang natural. “Dia yang sering di lapangan, saya di belakang meja,” canda Wan Siswandi. Pembagian tugas yang jelas memungkinkan mereka menjalankan pemerintahan dengan lancar, tanpa saling mengganggu.
Masyarakat Natuna tidak hanya mendukung mereka sebagai pemimpin, tetapi juga sebagai dua sosok yang membawa harapan. “Kami merasakan dukungan itu setiap hari,” kata Wan Siswandi. Dukungan ini bukan hanya dari suara di kotak suara, tapi juga dari senyum, ucapan terima kasih, dan rasa percaya yang tak tergoyahkan.
Kekompakan Wan Siswandi dan Rodhial Huda telah membawa dampak nyata bagi masyarakat Natuna. Pembangunan infrastruktur, peningkatan fasilitas kesehatan, dan pengembangan pariwisata adalah beberapa contoh nyata dari kerja sama ini.
Dengan modal kekompakan dan dukungan masyarakat, Wan Siswandi dan Rodhial Huda siap melanjutkan perjuangan di Pilkada 2024, membawa harapan baru untuk masa depan Natuna yang lebih baik.
Kabupaten Natuna sendiri terdiri 17 Kecamatan 77 Desa/kelurahan dari jumlah TPS sebanyak 242, dan jumlah pemilihnya sebanyak 57.504 pemilih pada pemilu 2024.
(Dia)