AMSI Jatim Siap Menggebrak Era Media Digital Indonesia

Wahyu Dhyatmika
Wahyu Dhyatmika

Surabaya – Gaung pentingnya ekosistem media digital yang sehat dan berkelanjutan menggema dalam Konferensi Wilayah (Konferwil) ke-3 Asosiasi Media Siber Indonesia (AMS) Jawa Timur.

Bertempat di Hotel Whiz Luxe Spazio Surabaya, acara ini dibuka secara resmi oleh Ketua Umum AMSI Pusat, Wahyu Dhyatmika, di hadapan para pelaku industri media siber Jawa Timur.

Dalam pidato pembukaannya, Wahyu Dhyatmika menekankan peran krusial media digital dalam membentuk wacana publik serta mendorong demokratisasi informasi.

Beliau juga menyoroti tantangan yang dihadapi media siber saat ini, seperti disrupsi teknologi, perubahan perilaku konsumen, dan ancaman disinformasi.

Konferwil III AMSI Jatim diharapkan menjadi wadah strategis bagi para anggota AMSI untuk berkolaborasi, berbagi pengetahuan, serta merumuskan strategi bersama dalam menghadapi tantangan industri media digital yang terus berkembang.

Yatimul Ainun dan Amir Tejo terpilih secara mufakat untuk memimpin AMSI Jatim
Yatimul Ainun dan Amir Tejo terpilih secara mufakat untuk memimpin AMSI Jatim

Selain itu, Konferwil III AMSI Jatim juga menjadi ajang pemilihan ketua dan sekretaris AMSI Jatim periode 2024-2028.

Yatimul Ainun dan Amir Tejo terpilih secara mufakat untuk memimpin AMSI Jatim dalam membawa organisasi ini menjadi lokomotif nasional dalam industri media siber.

CEO Tempo Digital itu juga menambahkan, tantangan ekonomi yang dihadapi media saat ini. Sejak AMSI berdiri tahun 2017 pihaknya menyatakan semangat solidaritas karena ekosistem media digital harus segera diperbaiki.

Mulai dari platform hingga pihak-pihak yang mendapatkan value dari apa yang kita buat, ini adalah stakeholder yang menjadi mitra AMSI.

“Meskipun ekonomi tidak baik-baik saja, APBD/APBN tidak bisa dimaksimalkan oleh teman-teman media. Nah, ini adalah peluang sebagai publisher untuk merealisasikan ide dan gagasan,” jelas Bli Komang sapaan akrabnya. Sabtu (27/7/2024).

Bli Komang mengingatkan bahwa keberlanjutan jurnalisme dan ekosistem media digital sangat krusial bagi demokrasi. Jika jurnalisme mati, ekosistem juga dinilai akan mati.

“Tanpa ekosistem yang sehat, demokrasi terancam. Industri ini harus hidup dan berkelanjutan, sebab pertaruhannya adalah demokrasi dan masa depan Indonesia. Kita tahu persis sebagai pengusaha pers, di UU Pers ada dua hal yaitu fungsi pers dan fungsi ekonomi,” tegasnya.

Bli Komang juga menyampaikan pentingnya memperbaiki hubungan antara media dan platform digital melalui kebijakan yang mendukung. Ia juga mengajak para member AMSI untuk terus melakukan evaluasi internal demi keberlanjutan media.

“Eksternal kita perbaiki, ada tanggung jawab perpres publisher right, ini cara memperbaiki relasi dengan platform agar bermanfaat bagi kita. Selama ini kita tidak mendapatkan kontribusi yang seimbang. Nah, perpres ini bisa dinikmati perusahaan pers yang terverifikasi. Ini kami dorong agar anggota AMSI bisa segera terverifikasi faktual oleh Dewan Pers,” ucapnya.

Untuk evaluasi internal, media wajib tahu siapa yang mendapatkan manfaat dari produknya. jika itu tercapai, maka bisa memonetisasi, karena model bisnis adalah value capture dan value monetization.

“Kalau kita tidak bisa mengambil itu, berarti produknya keliru atau identifikasi yang keliru. Kita harus cek market kita untuk dijual,” pesannya.

Bli Komang juga mengingatkan bahwa era digital adalah era peluang sekaligus ancaman bagi media, karena pengguna internet tumbuh terus. Belum lagi Kompetitornya semakin menjamur.

“Kita harus cari cara informasi macam apa yang dibuat dan dibutuhkan publik. Media kontennya harus berdasarkan fakta dan informasi yang benar,” kata Bli Komang

Di akhir sambutannnya, Bli Komang berpesan, jurnalisme yang bagus bukan hanya untuk mencari uang, tetapi mencari uang untuk membuat berita yang menarik, menghidupkan newsroom. Jika media tidak berpikir tentang audiens, maka akan dipastikan mereka hilang.

“Ini kesempatan sekaligus ancaman. AMSI harus punya peran di situ. AMSI Jatim harus jadi motor dan lokomotif media di Jawa Timur,” tutup Wahyu Dhyatmika.

Dengan resmi dibukanya Konferwil III AMSI Jatim ini, diharapkan media siber di Jawa Timur dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata bagi ekosistem media digital dan demokrasi di Indonesia.

Sementara itu ketua AMSI Jatim, Arief Rahman merasa syukur hingga titik akhir periode ini. Sinergi, kolaborasi, dan adapatasi terhadap ekosistem media siber menjadi kunci menghadapi tantangan dan problematika yang dialami oleh pemilik dan pebisnis media siber di Jatim.

“Alhamdulillah kita berada di detik-detik akhir menyelesaikan mandat dan amanah anggota AMSI Jatim. Di AMSI Jatim kita bisa menemukan kekuatan dan power berlipat-lipat dengan sinergi dan kolaborasi,” kata Arief Rahman.

Diketahui, saat ini AMSI Jatim memiliki 47 member. Jumlah anggota tersebut nomer dua terbanyak setelah Jakarta yang memiliki 60 anggota media siber arus utama.

Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Konferwil III AMSI Jatim diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan ekosistem media digital di Jawa Timur dan Indonesia secara keseluruhan.

(Rky)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *